Tampilkan postingan dengan label Hotel Belitung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hotel Belitung. Tampilkan semua postingan

D’Makmoer Penginapan Murah di Tanjung Pandan dengan Kafe Pinggir Pantai View Matahari Terbenam

Hampir jam 11 malam saat kami tiba di d’Makmoer, guest house & cafe di Tanjung Pandan, Belitung. Supir bergegas turun, memberitahu kedatangan kami pada orang di penginapan. Saya dan suami tetap di mobil, menunggu. Sesaat kemudian seseorang datang dengan payung, mendekati pintu mobil. Saya keluar, dan dengan payungnya laki-laki itu melindungi saya dari hujan yang tak jua berhenti sejak sore. Saya di antar ke atas, tempat di mana kamar yang akan saya inapi bersama suami berada. Suami menyusul di belakang, membawa turun semua barang.

Guest House & Cafe di Tanjung Pandan Belitung
D'Makmoer Guest House & Cafe

“Mbak Katerina?” tanya laki-laki tersebut.

“Iya, pak.”

“Oh iya, Pak Toto sudah kabari saya mbak  mau datang,” ucapnya.

Saya mengiyakan. Selanjutnya saya fokus pada tangga yang saya naiki. Hujan membuat tangga yang tak beratap itu basah, saya berhati-hati. Sampai di atas terlihat deretan kamar dengan pintu langsung keluar. Cat warna kuning yang melapisi tembok kamar tampak ngejreng di bawah sinar lampu yang benderang. Kontras dengan lantai teras terbuka yang dicat warna biru muda.


Ada 5 kamar, saya di antar ke kamar nomor 4. Setelah pintu dibuka dan saya dipersilakan masuk, laki-laki itu lalu pergi dengan payungnya, dan saya lupa menanyakan namanya. Saya sempat melihat wajahnya, tapi sekilas saja, sehingga tidak terlalu ingat. Siapa dia? Pertanyaan ini terjawab 1 minggu kemudian.


Baca juga: Tempat wisata kuliner di Belitung

Ada 5 kamar di lantai atas, 7 kamar sedang dibangun di lantai dasar

Guest House Murah di Tepi Pantai

Seperti yang diceritakan oleh Pak Toto sebelumnya (pengelola Pulau Leebong), d’Makmoer dikenal sebagai salah satu tempat makan nge-hits di Belitung yang jarang sepi pengunjung. Setelah sukses dengan kafe, pemiliknya kemudian membangun guest house di lantai 2 untuk disewakan pada para tamu yang membutuhkan tempat bermalam yang nyaman dengan harga terjangkau. Saya tertarik untuk mencobanya, hitung-hitung buat menambah pengalaman menginap di Belitung.

Guest house d’Makmoer ini memang terbilang baru. Bahkan sangat baru. Mulai disewakan sejak tanggal 10 Juli 2017. Saya menginap di sana hari Sabtu tanggal 15 Juli 2017, baru lima hari sejak mulai disewakan. Menurut pemiliknya, Pak Ronny, saya dan suami adalah tamu d’Makmoer yang ke-5. 


Baca juga : Wisata Pulau Kepayang Belitung

Musola di lantai atas

Kafe dua lantai, di belakangnya laut

Penginapan Baru 

Perabotan di dalam kamar terlihat masih serba anyar. Ada kasur ukuran besar dengan dua bantal empuk, TV, AC yang dingin, serta lemari dan rak untuk menyimpan barang-barang. Kamar mandi standing shower menggunakan kloset duduk. Handuk putih lembut yang biasanya jarang ada di penginapan bujet, tersedia untuk dua orang tamu. Maksud saya, jarang-jarang ada hotel bujet menyediakan handuk tebal selembut yang saya pakai di d’Makmoer ini. 

Tersedia dua botol air mineral, gratis. Sebuah wastafel dilengkapi cermin terpasang di pojok kamar, di depan pintu kamar mandi. Ada jendela kecil di dinding sebelah selatan, tirai kainnya tampak basah oleh air hujan yang mungkin menampar-nampar jendela dan berhasil menyusup masuk lewat celah yang ada. 

Baca juga: Pesona Pulau Leebong Belitung

kedai makmoer
Kamar d'Makmoer, nyaman. *Photo : Dian www.adventurose.com*


kedai makmoer
Kamar mandi & wastafel luar *Photo : Dian www.adventurose.com*
Shower air panas dan dingin, dan dua handuk lembut yang tebal


Kedai Makmoer

Rate kamar per malam Rp 250.000,- Harga tersebut sudah termasuk sarapan untuk dua orang. Kamarnya tidak sempit, tapi bukan yang terlalu luas. Cukup untuk dua orang, atau bertiga dengan 1 orang anak. Buat saya, penginapan ini bisa jadi pilihan yang cocok untuk wisatawan dengan bujet minimalis. Di sini, dengan harga yang ekonomis, tamu mendapat bonus manis. Apa itu?

D’Makmoer sudah lebih dulu dikenal sebagai salah satu tempat makan favorit di kawasan Pantai Tanjung Pendam. Orang Belitung mengenalnya dengan nama Kedai Makmoer. Jika sedang ke Belitung dan ingin mampir ke Kedai Makmoer, tanya saja pada supir atau orang-orang Belitung yang kita temui, kebanyakan dari mereka tahu dan bisa membantu menunjukkan lokasinya. 


Baca juga: Islands hopping di Belitung


kedai makmoer
Kedai Makmoer di lantai dasar, sisi kirinya laut


kedai kopi tanjung pandan
Coffee shop dNocturn, sisi kanannya pantai

Kafe dua lantai pinggir pantai view laut

Buat yang hobi kulineran, beruntung bisa menginap di d’Makmoer, bisa sekalian kulineran. Cuma 10-15 meter saja dari pintu kamar. Tidak perlu turun tangga lagi, karena kamar-kamar di lantai atas terhubung langsung ke kafe yang letaknya menjorok ke arah pantai. Ada beragam pilihan makanan dan minuman. Mau makanan berat atau ringan, tinggal pesan saja. Mau makan di kamar atau di kafe sambil menikmati pemandangan ke laut, terserah kita. Inilah salah satu bonus manis menginap di d’Makmoer. Mudah dalam hal urusan perut.

Tepat di sebelah kafe, ke arah laut, adalah pantai yang bila pagi airnya surut sehingga menampakkan pantai pasir yang sangat luas. Bila sore air pasang, airnya langsung berada tepat di ujung teras kafe. Tak berjarak. Kafe d’Makmoer terdiri dari dua lantai dengan dua area makan, indoor dan outdoor (balkon). Saat tak hujan, kita dapat duduk di balkonnya, bersantai sambil menikmati menu-menu kesukaan yang kita pesan. 


Baca juga: Tradisi Makan Bedulang di Timpo Duluk


tempat makan hits di pinggir pantai di tanjung pandan
Balkon kafe langsung menghadap laut

Menikmanti sejuknya udara pagi

Tempat menyaksikan matahari terbenam

Jika sedang hujan dan berangin, tinggal pindah ke dalam kafe. Ruang dalam kafe menggunakan dinding dan jendela yang terbuat dari kaca, memungkinkan tamu untuk tetap bisa melihat ke luar, ke arah laut lepas. Kapal dan perahu nelayan yang sedang melaju ataupun berlabuh, jadi pemandangan yang bisa dilihat tiap saat dari kafe ini.

Yang tak kalah menarik, dari kafe d’Makmoer ini kita bisa menyaksikan matahari terbenam. Ada semacam gerbang di antara dNocturn Coffee Shop dengan kafe. Posisi tenggelamnya sang surya berada tepat dalam bingkai gerbang itu. Seakan gerbang memang dibuat dan didesain untuk mengantar sang surya menuju peraduan. Sayangnya saya tak berada di sini pada sore hari, jadi tak sempat merasakan suasana senja dengan sunsetnya yang spektakuler.

Keberadaan kafe dengan view ke laut, pantai, dan langsung menghadap ke arah matahari terbenam, adalah bonus manis yang bisa didapat saat menginap di d’Makmoer. Inilah daya tarik yang dimiliki d’Makmoer. 


Sunset di Kedai Makmoer *Foto Kedai Makmoer*

Tepat di tengah 'gerbang' Kedai Makmoer
 Sarapan di kamar atau kafe?

Minggu pagi saya terbangun dengan badan yang sudah kembali bugar. Suasana tenang di pinggir pantai, apalagi sepanjang malam hujan, membuat hati jadi terasa begitu damai dan tentram. Tidurpun jadi nyenyak, membuat segala lelah seakan luruh dari setiap inci raga. Pagi itu, seusai mandi, saya berkemas. Bersiap untuk menamatkan sisa liburan di Belitung, lalu kembali ke Jakarta pada sore harinya.

Seorang perempuan mengetuk pintu. Ia menanyakan apakah sarapan mau diantar ke kamar atau dimakan di kafe. Melihat di luar masih hujan, dan barang belum selesai disusun dalam ransel, saya minta diantar ke kamar. Perempuan itu pergi. Di dalam kamar, tiba-tiba saya baru ingat belum memotret apapun. Saya butuh foto untuk bahan bercerita (blogger mah gitu ya hehe). Ide memotret sarapan di kafe pun muncul. Sarapan yang diantar ke kamar akhirnya diangkut ke kafe lantai atas.  



A post shared by Arif Wibowo (@arifgwibowo) on


Pantai dan laut di balik jendela


sarapan di penginapan kedai makmoer
Sarapan nasi goreng beralas daun simpor, daun dari pohon yang hanya tumbuh di Belitung

Pemandangan indah di kafe


Pagi itu, hanya ada saya dan suami di kafe. Kami seakan punya kafe pribadi, bebas pindah sana sini, pilah pilih tempat duduk, keluar masuk, bahkan foto-foto di mana suka. Hujan semalam belum jua reda. Balkon kafe basah. Meja dan kursi basah. Kami makan di dalam. Langit kelabu, ditambah kabut di kejauhan, dengan kapal-kapal yang tampak samar, membuat pagi tampak begitu sendu.

Meski begitu, hujan tak mengurangi keindahan yang seharusnya dinikmati. Langit sendu justru menghadirkan syahdu. Titik-titik air yang jatuh, daun-daun yang basah, desir angin, dan perahu-perahu yang terdampar di pantai, mengundang mata untuk memandang dengan jutaan rasa sayang. Hujan itu seperti rindu. Ia tak bisa ditebak kapan berhenti, cukup ditunggu sampai reda sendiri. Nikmati saja.









Coffee Shop DNocturn

Usai makan kami menjelajah kafe atas. Melihat-lihat dari dalam hingga luar. Tentunya sambil memotret. Setelah puas, baru turun. Kami memasuki coffee shop dNocturn. Tak ada siapapun di sana. Mungkin karena masih pagi, belum buka, belum ada layanan untuk siapapun dan apapun. Kami duduk-duduk saja menikmati suasana. 

Entah kenapa, tiap sudut D’Makmoer ini enak buat dijepret. Saya pun tidak merasa sedang di sebuah kafe, melainkan seperti sedang berada di sebuah rumah tinggal dengan suasana asri dan tenang. Mungkin itu yang bikin nyaman dan nggak ingin cepat-cepat kembali ke kamar. 

Baca juga : Bertandang ke Negeri Laskar Pelangi
  
dnocturn tanjung pendam
Coffee shop dNocturn - Kedai Makmoer
Pilihan Menu DNocturn

Saat sedang melihat-lihat inilah saya berjumpa Pak Ronny Setiawan, pemilik d’Makmoer. Awalnya saya tidak tahu siapa beliau. Entah apa yang membuat saya kemudian menyangka bahwa dialah si empunya d’Makmoer. Saat saya tanya, ternyata memang benar. Saya mengenalkan diri padanya, dan mengatakan bahwa mbak Dian yang menginap pada malam sebelumnya, adalah teman saya, sesama blogger. Lantas pak Ronny mengajak duduk.

Obrolan pun tercipta, mengalir dengan hangat, sehangat kopi susu dan kopi hitam yang disuguhkan untuk kami. Sepiring mengale (singkong goreng) menemani kopi, melengkapi obrolan. Pak Ronny adalah sosok yang ramah, berpenampilan sederhana, tapi memiliki pengalaman yang ‘wah’. Ia memiliki wawasan yang luas tentang dunia pariwisata. Saya menyimak ceritanya tentang Aceh yang sudah seperti rumah keduanya. Tentang Sabang dan kapal pesiar yang akan mampir ke sana untuk suatu event. Tentang Pulau Mendanau yang bisa dikunjungi untuk perjalanan ala backpacker. Pulau yang bisa dilihat dari d’Makmoer saat cuaca cerah. Tentang pengunjung-pengunjung yang datang ke kafenya. Tentang kamar-kamar yang sedang dibangun di lantai dasar. Tentang cuaca yang kerap tak lagi bisa diprediksi.  Tentang kafe yang akan dirombak. Tentang banyak hal lainnya….



Kopi dan obrolan pagi bersama Pak Ronny, owner d'Makmoer
Ngobrol asyik ditemani Mengale (singkong goreng), kopi hitam, dan kopi susu

Menarik! Ya, obrolan yang menarik. Membuat waktu tak terasa sudah mendekati jam 11 siang. Jika pak supir tak datang menjemput, mungkin obrolan itu terus berlanjut. Saya dan suami berpamitan untuk berberes, sebab Mbak Dian dan Tami sudah menunggu di Hotel Orion untuk dijemput. Siang itu kami akan mengunjungi Museum Tanjung Pandan, Rumah adat Belitung, makan siang, membeli oleh-oleh, dan menuju bandara untuk kemudian kembali pulang ke Jakarta.

Rasanya baru sekejab saja di D’Makmoer, sudah harus pergi lagi. Tersisa rasa penasaran untuk melihat sunset dari balkon/teras kafenya, juga bayangan mencicipi kopi seduhan barista DNocturn. Waktu yang terbatas memang tak memungkinkan untuk berlama-lama.  Mungkin suatu hari jika kembali berkunjung ke Belitung, saya akan datang lagi ke D’Makmoer. Entah datang untuk menginap sebelum/sesudah keliling Belitung untuk berwisata, atau sekedar mengisi malam dengan makan-makan bersama teman-teman seperjalanan sambil menikmati suasana pantai di malam hari.

Salah satu tempat untuk menyaksikan sunset di Kedai Makmoer
Satu minggu sejak menginap di d’Makmoer, saya mulai menulis tentang pengalaman saya bermalam di sini, dan saat itulah saya teringat dengan laki-laki yang saya jumpai pertama kali di d’Makmoer. Laki-laki yang menjemput saya ke mobil dengan payung dan kemudian mengantar saya ke depan pintu kamar. Laki-laki itu ternyata Pak Ronny, pemilik d’Makmoer!

Guest house D’Makmoer bisa jadi pilihan yang hemat untuk menginap. Kafenya pun nyaman dan asyik buat nongkrong-nongkrong cantik sambil makan enak dengan suasana tepi pantai yang menenangkan.


D’Makmoer
Guest house & Cafe
Jl. Patimura, Tanjung Pendam, Tanjung Pandan Belitung

Hanggar 21, Hotel dan Restoran Dekat Bandara Tanjung Pandan


“Kita mampir ke Hanggar 21, istirahat dulu di restorannya, sambil menunggu pesawat kalian landing dari Jakarta,” ucap Pak Toto, GM wisata Pulau Leebong yang akan mengantar kami ke bandara H.A.S Hanandjoedin, Tanjung Pandan.

Siang itu sekitar jam 11.20, kami meninggalkan Pulau Leebong untuk kembali ke Jakarta. Speedboat yang mengantar kami hanya perlu waktu 10 menit untuk menyeberang ke dermaga  Tanjung Ru. Dari sana, mobil sudah siap. Pak Toto sendiri yang mengemudi. Beliau ini, selain ramah, juga baik sekali, mau antar kami ke bandara. Padahal jauh.

Dalam perjalanan menuju bandara, kami singgah makan siang di RM. Sari Gangan. Menurut Pak Toto, rumah makan ini menyediakan kuliner gangan khas Belitung yang dimasak dengan resep asli. Ada 3 resep gangan yang saat ini bisa dinikmati di Belitung. Kalau yang asli, salah satunya ya di Sari Gangan ini. Usai dari Sari Gangan, kami diajak mampir ke kedai kopi Kong Djie. Kedai kopi legendaris ini sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Bagi penggemar kopi, bakal afdol rasanya kalau mampir dan minum kopi di sini. 

Selamat datang, mari mampir di Hanggar 21 :D
Dari kedai kopi Kong Djie, kami meluncur ke teak garden, foto-foto sebentar, setelah itu langsung ke bandara. Tapi waktu keberangkatan ternyata masih lama. Itu sebabnya Pak Toto mengajak kami mampir ke Hanggar 21, sebuah hotel yang terletak sangat dekat dengan bandara HAS. Hanandjoedin, Tanjung Pandan. Waktu tempuh dengan mobil dari hotel ke bandara sekitar 3 menit saja. Dekat sekali ya. 

Hotel Hanggar 21

Restoran Hanggar 21

Mobil yang melaju dari dan ke Kota Tanjung Pandan pasti melewati hotel Hanggar. Itu artinya saya sudah 5x melintasi hotel ini. Tapi saya tidak ngeh kalau di sini ada resto juga. Andai tahu, mending singgah di sini sambil nunggu pesawat. Bisa mengudap makanan dan minuman khas. Kalau di bandara kan belum ada resto, hanya kantin saja. Makanan yang dijual di kantin belum banyak variasinya. Pun suasananya juga ramai dan berisik.

Saya dan Mas Yopie senang saja diajak ke resto dulu. Apalagi suasananya lebih tenang, udaranya juga sejuk, nyaman duduk-duduk sambil nunggu jadwal keberangkatan.
 
Taman air di belakang resto dan bangunan hotel di bagian belakang

Cafetaria Hanggar 21
Barang jadul di dalam Cafe

Foto Presiden Soekarno saat berkunjung ke Belitung tahun 1950

Dispenser jaman Belanda


Kami tidak duduk di dalam resto, tapi di bagian belakang (semi outdoor). Pak Toto ternyata traktir kami. Asyik cuy. Haha. Sebenarnya saya masih kenyang. Waktu makan di Sari Gangan, saya makan banyak. Setelah makan kenyang di Sari Gangan, diajak minum kopi juga di kedai kopi Kong Djie, makin penuh isi perut. Tapi bagaimanapun, tawaran makan/minum tuh susah ditolak yaaaa. Haha

Saya dan Mas Yopie sepakat memesan Es Cincau Susu saja. Seger lho! Meskipun udara saat itu cenderung sejuk, tapi tenggorokan lumayan kering. Diguyur dengan es cincau, rasa manis dan dinginnya langsung bikin seger.

Es Cincau Susu
 
Tak berapa lama, kami kedatangan Pak Jonjon, owner Hotel Hanggar 21. Setelah berkenalan, saya baru tahu Pak Jonjon ini ternyata adalah teman akrabnya Pak Toto. Surprise! Tentu senang bisa berkenalan dengan pengusaha wisata seperti Pak Jonjon. Kami ngobrol santai. Pak Jonjon maupun Pak Toto banyak bercerita seputar hotel Hanggar dan wisata Belitung pada umumnya. Saya menyimak, sambil sesekali memotret dan menikmati makanan dan minuman yang disuguhkan.

Nah, bicara soal makanan dan minuman, resto Hanggar ini punya bermacam kudapan khas Belitung yang bisa dinikmati dengan harga terjangkau. Ikon kuliner Belitung seperti Gangan Sari, Bebulus, Mie Belitung “Atep”, dan Kopi Kong Djie bisa dipesan di sini. Minuman asli Belitung seperti Es Jeruk Kunci pun ada. Pempek ikan laut pun tak ketinggalan menambah daftar makanan khas. Selain itu tersedia juga kudapan aneka roti bakar dan pisang goreng. Jenis minuman pun banyak, mulai dari aneka teh, kopi, susu, dan es. 

Es Jeruk Kunci Hamoy

Pisang goreng coklat keju

Pempek terbuat dari ikan laut

Mie Belitung "Atep"

Untuk main course, resto Hanggar 21 menyediakan Nasi Ayam Tim, Gangan Komplit, Bebulus, Nasi Goreng Kampoeng, Nasi Goreng Ikan Asin, Ayam Goreng, Ayam Goreng Komplit, dan Nasi Lemak.

Dengan pilihan menu yang cukup beragam tersebut, tidak heran kalau resto ini jadi pilihan yang tepat untuk bersantap di Tanjung Pandan. Selain lokasinya yang strategis, juga menawarkan suasana yang nyaman. Demikian pula dengan hotelnya.

Buat yang ingin mencicipi aneka kuliner khas Belitung yang terkenal seperti Mie Belitung "Atep", Gangan, Es Jeruk Kunci, Kopi O Kong Djie, semua tersedia di sini. Cukup di satu tempat, sudah bisa jelajah kuliner Belitung :D

Banyak pilihan jenis minuman

Daftar makanan dan harga. Terjangkau bukan?

Hotel Hanggar memiliki 17 Deluxe room, 2 suite room, dan 6 tipe family room. Menurut keterangan Pak Jonjon, tamu yang menginap kebanyakan wisatawan luar daerah yang berkunjung ke Belitung untuk liburan. Dari catatannya selama ini, hotel banyak menerima kesan positif dari para tamu. Lokasi strategis, fasilitas memadai, kamar yang nyaman dan bersih, merupakan kepuasan yang dirasakan para tamu.

Apa iya? Untuk membuktikannya, saya masuk hotel, berkeliling dari lobi hingga kamar-kamar di depan sampai belakang. Perlu bagi saya untuk melihat sendiri keadaan hotel. Bukan Cuma berdasarkan kata orang lain. Apalagi saya masih punya niat untuk liburan lagi di Belitung. Tentu ingin tahu dulu keadaan hotelnya sebelum nanti dipesan.

staff yang ramah

Pintu masuk menuju lobi

lobi

Staff menyambut ramah di lobi, lalu mengantar saya ke belakang, ke area kamar. Kamar-kamar tampak berjejer membentuk kotak, di tengahnya terdapat taman dan café outdoor. Terlihat bersih dan asri. Saya diberi kesempatan masuk ke kamar suite room dan melihat fasilitas di dalamnya. Design interior kamarnya simple modern, begitu juga tempat tidur dan kamar mandinya.

Family room terletak di area yang berbeda. Terpisah dari barisan kamar di bangunan utama. Serupa bangunan villa, dengan taman dan jalan yang bisa dimasuki mobil. Agak jauh di bagian belakang hotel ini, terdapat jejeran bukit yang ditumbuhi rimbun pohon. Menarik untuk dipandangi saat sedang duduk-duduk di resto.  

Tipe suite room

suite room

Cafe di bagian dalam hotel

Lorong kamar-kamar

Taman di bagian dalam hotel

Untuk melengkapi liburan keluarga, Hotel Hanggar 21 menyediakan berbagai sarana permainan  dan olahraga seperti sepeda, ATV, Segway, dan kendaraan antar jemput bandara atau ke tempat-tempat wisata yang ada di Belitung. Pernah main segway? Saya belum pernah hehe.
 
Saya diberi kesempatan mencoba, ternyata asik. Mainnya mudah. Tinggal naik (berdiri), pegang alat kemudinya. Gerakan ke kiri atau ke kanan untuk belok. Kalau mau meluncur ke depan, badan ditundukkan. Kalau mau ngerem, badan ditarik ke belakang.

Huaaa….ternyata asik! Kebayang kalau anak kecil yang main, ga mau berhenti kali ya.  

Sepeda buat olah raga, bisa di bawa naik gunung :D

Penasaran main segway :))

Ikutan jadi kayak anak kecil :))

Kami cukup lama singgah di Hanggar 21. Tadinya hanya ingin sebentar, sesuai dengan sisa waktu sebelum keberangkatan pesawat. Tapi ternyata ada keterlambatan 1 jam dari pesawat yang kami tunggu. Makanya jadi lama. Dari awalnya cuma minum Es Cincau Susu, jadi minum dan makan yang lainnya. Pempek ikan (ikan laut), mie belitung “Atep”, Es Jeruk Kunci Hamoy, dan pisang goreng coklat keju. Sudah rasanya enak, bikin kenyang pula. Sampai saya merasa nggak ingin makan malam lagi karena sudah kekenyangan hihi.

Singgah di Hotel Hanggar 21 ini, menambah informasi saya seputar resto dan hotel yang bisa disinggahi untuk bersantap ataupun menginap di Belitung di lain waktu.

Jika berlibur ke Belitung, butuh tempat nyaman untuk bersantap sambil menunggu pesawat, atau singgah makan sebelum melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat wisata di Belitung, bisa mampir ke sini. Dekat dari bandara, cuma 3 menit. Ke Kota Tanjung Pandan hanya 15 menit.
 
Tipe family room

Suasana di belakang hotel

Untuk urusan menginap, saya jamin akan tidak akan menyesal. Hotelnya menawarkan suasana yang tenang dengan kamar-kamar yang nyaman dan terjangkau. Fasilitas lengkap, mulai dari restoran, café, rekreasi, minimart, sport, semua ada di satu tempat. Jika nanti saya berlibur ke Belitung lagi, saya tidak ragu memilih Hanggar 21 untuk tempat menginap.

Hanggar 21
Jl.Sudirman KM.11,8 Buluh Tumbang, Tanjung Pandan
Reservation: 0819-29789889, 08117111689
Email: hotelhanggar21@gmail.com

Special thanks buat Pak Toto yang sudah menemani dan mengantar hingga ke bandara. Juga untuk Pak Jonjon atas obrolan menarik dan suguhannya yang lezat. 
 

Bareng Pak Jonjon (owner Hotel Hanggar 21), Pak Toto (GM wisata Pulau Leebong), dan Mas Yopie Pangkey