Ini Tempat Wisata di Bangka yang Wajib Dikunjungi

Liburan Tahun Baru di Bangka - Tidak ada kata ragu saat saya memilih Bangka sebagai tempat berlibur. Pertama, karena Bangka terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Kedua, kuliner Bangka terkenal enak-enak. Ketiga, karena anak-anak saya suka pantai, dan ibu saya suka kulineran. Keempat anak-anak dan ibu belum pernah ke Bangka. Klop! Seru, asyik, kenyang, dan puas banget bisa menikmati Bangka di akhir tahun 2018 dan di awal tahun 2019. 

Liburan Bangka Wisata Pantai Penyusuk
Liburan Bangka Wisata Pantai Penyusuk

Liburan kali ini saya hanya berempat bersama dua anak saya dan ibu, tanpa suami. Suami sedang di tempat jauh dan belum bisa pulang. Kegiatan kami selama liburan banyak wisata di pantai, memenuhi keinginan anak-anak yang hobi banget main air dan main pasir di pantai. Sisanya kulineran, menuruti kesukaan ibu. Selain itu kami ke museum, alun-alun kota, dan menyempatkan silaturahim ke rumah sodara sepupu saya di Sungailiat. Artikel ini berisi cerita kegiatan liburan kami selama 3 hari, berikut informasi transportasi dan akomodasi selama di Bangka.

Flight Jakarta - Bangka

Banyak pilihan maskapai yang terbang ke Bangka dari Jakarta. Garuda, Citilink, Sriwijaya, Batik Air, hingga Lion punya beberapa kali penerbangan PP. Kali ini saya naik Lion. Meski baru-baru ini ada kejadian pesawat jatuh tujuan Pangkal Pinang, saya tidak gentar. Mati ada di tangan Tuhan, bukan maskapai. Waktu dan tempat kematian bisa di mana saja. Ibu dan anak-anak saya berikan keyakinan tentang hal itu, dan mereka tidak khawatir. 

Akhirnya kami sah memesan tiket PP dengan Lion via Traveloka. Total tiket nyaris 5 juta (kurang 200 ribu) buat berempat. Saya tidak tahu apakah di luar peak season harga tiket lebih murah dari itu. Pokoknya saya beli tiket mepet jelang keberangkatan. 

Bandara Depati Amir Pangkal Pinang

Sewa Mobil di Bangka Tour

Jadwal terbang Lion kali ini sangat on time. Kami berangkat tepat jam 10, tiba di Bandara Depati Amir Bangka pukul 11.10 sesuai jadwal. Siang itu Bangka baru saja diguyur hujan deras, bahkan saat kami tiba masih gerimis. Kami dijemput oleh Bang Senja driver dari Bangka Tour, travel tempat saya menyewa mobil selama 3 hari di Bangka. Alhamdulillah tak lama setelah mobil Honda Brio yang kami sewa membawa kami memasuki Kota Pangkal Pinang, hujan reda dan tidak turun lagi sampai malam harinya.

Sewa mobil di Bangka Tour Rp250.000 / hari. Driver Rp150.000 sudah termasuk makan si driver.  Belum termasuk BBM. Selama 3 hari di Bangka saya habis biaya beli BBM Rp300.000. Perhari rata-rata Rp100.000.

Sewa Mobil di Bangka Tour,  mobilnya Honda Brio buat keliling kota dan ke tempat-tempat wisata

Kota Pangkal Pinang

Ibu kota Provinsi Bangka Belitung adalah Pangkal Pinang. Saya tidak memesan hotel di kota ini, tapi tentu saja saya akan mengelilinginya bersama keluarga. Entah untuk kulineran, belanja oleh-oleh, jalan-jalan ke tempat-tempat hitz, atau pun berwisata.

Mulanya saya hendak memesan kamar di hotel Bangka City, tapi ukuran kamarnya kecil. Saya ingin kamar besar yang bisa muat empat orang sekaligus. Mas Edo, teman saya, fotografer asal Bangka (dia tinggal di Belinyu) merekomendasikan Sunjaya Hotel. Katanya kamar-kamar di sana luas, dijamin puas. Saya percaya Mas Edo. Akhirnya saya pesan di Sunjaya buat bermalam di hari pertama.

Sebelum menuju Sungai Liat, kami jalan-jalan sesaat di Pangkal Pinang, mengunjungi Alun-alun merdeka. Namun sebelum itu makan siang seafood dulu di Restoran Mr. Asui. 

I love Pangkal Pinang

Restoran Seafood Mr. Asui Pangkal Pinang

Bang Senja merekomendasikan kami makan siang di Restoran Mr. Asui, restoran seafood terkenal seantero Pangkal Pinang. Katanya, resto Mr. Asui selalu ramai pengunjung. Citarasa masakannya dijamin enak bikin ketagihan. Saya membayangkan restonya besar, mentereng, dan punya tempat parkir luas. Ternyata, bayangan saya keliru. Restonya berada di gang sempit, dan gak ada papan nama resto. Tapi, itu hanya kemasan ya, bukan isi. Nah, isinya ini nih ternyata bukan pepesan kosong. 

Restoran Mr. Asui menyediakan bermacam menu olahan ikan, udang, kepiting, cumi, kerang, ayam, dan lain-lain. Kami tinggal pilih sesuai selera. Hari itu saya menuruti selera anak-anak dan ibu. Mereka ingin makan kerang saus tiram, cumi goreng tepung, ayam bakar, dan sayur cah toge ikan asin. Hanya sedikit menu tapi porsinya banyak, bisa buat 8 orang hehe. Kami cuma makan berempat, tapi tetap habis. Bisa jadi karena lapar, bisa jadi karena masakannya memang enak. Ketika kami datang restonya masih agak sepi. Hanya 3 meja yang terisi. Saat mulai makan, baru ramai orang berdatangan. Kebanyakan warga lokal, sisanya pendatang. Saya tahunya saat sekilas mendengar percakapan mereka di meja makan. 

Harga makanan di Mr. Asui standar saja. Maksud saya, standar seafood enak dan nggak biasa-biasa saja. Misal nih, kepiting lada hitam untuk 4 orang dibanderol Rp250.000. Nah, itu standarnya. Murah atau mahal itu relatif ya. Masakan enak banget bila harganya mahal, terasa jadi murah hehe. Belanja makan kami di sini habis Rp 296ribu. Murah bukan? 

Seafood Restoran Mr. Asui Pangkal Pinang
Seafood Restoran Mr. Asui Pangkal Pinang

Sunjaya Hotel Sungai Liat

Saya bahagia sekali menginap di hotel ini. Kamarnya luas, dan kebersihannya luar biasa. Bersih luar dalam. Dari depan sih nggak kayak hotel ya. Waktu supir belokin mobil masuk ke SPBU, saya kira mau isi BBM. Eh ternyata masuk ke hotel. Yes, hotel Sunjaya ada di bagian belakang SPBU itu 😃

Tapi sekali lagi, itu hanya luarnya. Dalam hotelnya ternyata nggak biasa-biasa saja. Asli saya nyaman banget. Berasa seperti sedang pulang ke rumah, bukan datang ke hotel. Hotelnya nggak tingkat. Kamar-kamar bejejer di area belakang yang terbuka dan luas. Tamannya nggak ada tanaman macem-macem. Hanya area terbuka yang ditutupi rumput hijau tebal, dengan pohon kelapa, dan tanaman merambat. Itu saja. Tampak hijau, segar dan asri  suasananya.  

Hotel Sunjaya Sungai Liat
Hotel Sunjaya Sungai Liat

Kamarnya juara! Saya hanya pesan kamar standar seharga Rp 504.705 per malam. Tadinya mau pesan dua kamar, tapi kata Mas Edo satu saja karena kamarnya luas. Dan benar sekali, kamarnya luas banget. Saya yakin 1 kamar itu bisa muat 4 double bed! Saya akhirnya pesan ekstra bed saja buat tambahan. Biar semua ada dalam 1 kamar. 1 ekstra bed Rp100.000.

Fasilitas dalam kamar ada meja dan bangku, lemari baju, bufet, TV kabel, dan AC. Kamar mandinya juga luas. Seimbang dengan luas kamarnya. Menu sarapan tidak bisa dipilih, sesuai dengan apa yang tersedia di setiap paginya. Sarapan di antar ke kamar, bukan tersaji di resto. Menu yang kami terima berupa nasi kuning lauk ayam, mie kuning, teh/kopi. Buat tambahan sarapan kena charge Rp20.000/orang

Malam tahun baru ada kembang api di sekitaran hotel. Kami kebagian nonton gratis dari depan kamar. Kebetulan malam itu kami kedatangan tamu, sodara sepupu. Jadi ramai-ramai deh kumpul di hotel, ngobrol sampai tengah malam. Di sekitar hotel ada beberapa penjual makanan seperti nasi goreng, mie goreng, dll. Ada juga toko-toko (semacam minimarket) yang menjual berbagai macam barang kebutuhan. Hotel Sunjaya terletak di Kota Sungailiat. Dekat dengan pantai-pantai. Tinggal naik mobil sekira 10-15 menit sudah sampai di Pantai Tongaci, Parai, ataupun Tanjung Pesona. 

Hotel Sunjaya Sungai Liat, Bangka

Pantai Tongaci Sungai Liat

Pantai Tongaci merupakan salah satu pantai wisata favorit di Sungai Liat. Kami ke pantai Tongaci pada sore hari. Waktu tempuh dari hotel Sunjaya ke pantai ini sekitar 10 menit bermobil. Tiket masuk kawasan pantai Rp 10.000/orang.

Kawasan wisata pantai ini cukup menarik. Tidak hanya menyuguhkan pantai dengan ombak dan pemandangan lautnya, tapi juga hiburan, kuliner, dan belanja. Bahkan, tersedia banyak spot foto buatan untuk foto kekinian. Di bagian depan, kiri dan kanan jalan masuk pantai ada galeri yang menjual pernak pernik khas, cocok buat dijadikan oleh-oleh, atau untuk dekorasi rumah. Payung-payung, kuda kayu, kolam buatan penuh batu, patung tentara ala-ala Kepri, taman binatang, dan masih banyak lagi ornamen-ornamen hiburan untuk berfoto ria yang tersedia di sini. Karena masih suasana natal, sinterklas dan kudanya terpajang di beberapa tempat, termasuk rusa-rusa yang terbuat dari kayu. 

Pantai Tongaci jelang malam tahun baru 2019

Anak-anak fokus pada pantainya. Mereka berlama-lama menghabiskan petang dengan berada di pinggir pantai. Terutama Humayra, kalau sudah di pantai nggak mungkin nggak main air dan pegang-pegang pasir. Jadi sore itu saya menemaninya kotor-kotoran dan basah-basahan.

Sementara ibu duduk di bangku-bangku, menikmati suasana sambil menonton hiburan lagu di panggung pinggir pantai. Di panggung itu, orang-orang bernyanyi bergantian, dan akan terus bernyanyi sampai larut malam jelang pergantian tahun. Kami tidak berada di sini sampai malam. Lepas magrib kami kembali ke hotel. Saya perhatikan anak-anak terhibur sekali. Mereka girang karena pada hari pertama bisa langsung ketemu pantai. 

Di Pantai Tongaci Sungai Liat

Pantai Tongaci Sungai Liat

Pantai Penyusuk di Belinyu

Hari pertama di tahun 2019 kami meluncur ke Belinyu. Sekitar 1 jam perjalanan bermobil dari Sungailiat. Jam 8 berangkat dari hotel Sunjaya, jam 9 sudah sampai. Cukup jauh, tapi jalannya mulus, tidak macet, tidak menanjak ataupun menurun. Tidak pula berkelok-kelok seperti pada umumnya jalan di Sumatera. Tiket masuk pantai Rp 10.000/orang untuk main seharian. 

Pantai Penyusuk memiliki karakter yang sama dengan pantai-pantai di Belitung. Banyak bebatuan granit ukuran raksasa. Pantainya landai, namun pasirnya tidak seputih di Belitung. Agak kekuningan, cenderung kecoklatan. Kami datang saat Bangka sedang dilanda musim hujan. Gelombang tinggi, dan ombak panjang berhari-hari. Walau saat kami datang dianugerahi cuaca cerah, tapi ombak tetap kencang, gelombang tetap tinggi. Otomatis rencana mau snorkeling ke Pulau Puteri batal. Kondisi laut tidak aman. Akhirnya kami hanya main di Pantai Penyusuk. Anak-anak tetap senang. Humayra seperti menemukan surganya bermain pasir dan air. Saya ekstra ketat menjaganya karena ombak lagi nggak bagus, kencang menyerbu pantai, menjilati pasir-pasir tanpa henti. 

Kami beruntung tiba di pantai agak pagi, suasana masih sepi, dan belum ramai oleh seliweran pengunjung yang datang. Jam 11 kami ngaso di warung pinggir pantai. Makan mie instant rebus dan goreng, pengganjal lapar. Tak lupa menikmati segarnya air kelapa muda. Di pantai ini tersedia toilet, kamar bilas, dan musola. Bila mandi, kena biaya Rp 5.000 

Pantai Penyusuk di Belinyu
Pantai Penyusuk di Belinyu

Pantai Tanjung Pesona

Ketika saya mencari hotel kece dengan pantai ciamik di Bangka, nama Tanjung Pesona berulang-ulang disebut oleh teman saya Hari, Mas Edo, dan Mas Kiat. Sedemikian memesona Tanjung Pesona bagi orang-orang yang berburu tempat liburan berkesan di Bangka, membuat saya langsung memesan kamar di Tanjung Pesona tanpa ragu. Lewat Traveloka saya dapat harga Kamar Executive Rp698.250 permalam. 

Pesona Tanjung Pesona memang bukan pepesan kosong. Kawasan resort di Sungai Liat ini menawarkan pemandangan indah ke laut. Memiliki 2 pantai dengan karakter yang berbeda, berpasir dan berbatu, serta menawarkan suasana berlibur setiap saat. Bagi keluarga saya yang amat menggemari apapun tentang pantai, Tanjung Pesona memenuhi harapan kami.

Di sini anak-anak bisa bermain dengan aman di pantai. Lari-larian dikejar ombak, main pasir membuat benteng atau istana, main air di tepian, serta jalan-jalan dan jajan-jajan santai di kafe pinggir pantai. Dan buat saya, foto-foto gembira begitu mudah dilakukan, banyak spot foto kece yang bisa dipotret kapan saja. Tinggal keluar kamar, jalan kaki beberapa langkah, langsung ketemu banyak objek bagus buat difoto. 

Pantai Tanjung Pesona Bangka
Pantai Tanjung Pesona Bangka

Kamar kami tidak sebesar kamar di Hotel Sunjaya, tapi sudah memadai untuk ditempati sekeluarga. Tinggal tambah 1 ekstra bed sudah bisa buat tidur semuanya. Kamar tidur dan kamar mandi memang tidak istimewa, karena modelnya jadul dan belum direnovasi dengan desain kekinian. Meski begitu, tidak mengecewakan. Restorannya punya view bagus ke laut. Menu sarapan cukup bervariasi walau rasanya biasa-biasa saja. Setidaknya ada bubur ayam dan coco crunch buat anak saya yang kecil. 

2 hari menginap di Tanjung Pesona anak-anak gembira. Karena yang mereka lihat dan incar hanya pantai, pantai, dan pantai. Ada kolam renang besar dan bagus mereka gak peduli. Tetap pilih pantai dan laut buat main air. Walau ombak sedang agak buas, nggak menghalangi mereka. Saya hanya perlu menjaga mereka dengan ekstra ketat, jangan sampai sekali pun luput dari pengawasan.

Executive Room Hotel Tanjung Pesona Bangka

Keunggulan Hotel Tanjung Pesona terletak pada pantai pribadi yang dimilikinya. Kita bisa mandi-mandi tenang di pantai tanpa banyak orang berseliweran. Hanya diperuntukan tamu yang menginap, atau tamu Hotel Pesona Bay (sodaranya Hotel Tanjung Pesona). Tamu tidak menginap boleh sih main di Pantai Tanjung Pesona, tapi bayar. Kalau hari biasa nggak ramai, biasanya hanya pada weekend atau musim liburan saja. Kemarin di sana di musim liburan, tapi jumlah pengunjung biasa saja. Tidak sampai membludak, apalagi bikin nggak nyaman. 



Mie Koba Bangka

Teman saya @utamiisharyani berpesan kepada saya agar jangan sampai melewatkan kuliner mie selama liburan di Bangka. Katanya, bakal nyesel kalau nggak cobain. Mie Bangka? Saya tahunya mie Bangka, ada di mana-mana bahkan di luar Bangka. Tapi yang satu ini lain, namanya Mie Koba. Mie yang diberi nama sesuai nama tempat asalnya dibuat, yaitu di Koba Bangka Tengah.

Mie Koba didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu oleh Bapak Iskandar, di Koba, Bangka Tengah. Saat ini ada 2 warung Mie Koba. Satu di Koba, satu lagi di Pangkal Pinang. Saya dan keluarga mengunjungi Mie Koba yang di Pangkal Pinang. Warungnya biasa saja. Tapi mienya katanya luar biasa.  

Mie Koba terbuat dari mie yang dibuat sendiri oleh pemiliknya. Bukan mie beli jadi yang dijual di pasar-pasar atau toko. Kuah mie terbuat dari kaldu ikan tenggiri. Daging ikan tenggiri ditumbuk pakai alat tumbuk jadul dari kayu, dimasukkan dalam kuah yang telah diberi bumbu. Bumbunya resep asli dari Pak Iskandar, diberi gula jawa, makanya ada rasa manis-manisnya. Saat disajikan, Mie Koba diberi topping bawang merah goreng dan irisan daun seledri. Serta ada telur rebus bagi yang ingin menikmati Mie Koba pakai telur. 

Satu porsi Mie Koba Rp13.000. Buat saya ukuran porsinya pas. Tapi kalau sedang lapar, butuh 2 porsi. Kemarin, masing-masing kami pesan 2 porsi hehe. Enaknya memang bikin ingin nambah. Gurih kuahnya bikin nagih. 

Mie Koba Bangka

Otak-Otak ASE

Satu lagi kuliner Bangka yang kami jajal: Otak-Otak. Kata Bang Senja driver saya (dia juga merangkap guide), kuliner satu ini masuk list wajib coba bagi wisatawan yang sedang berlibur di Bangka. Oke, kami juga wajib coba.

Otak-otak Ase terkenal di Pangkal Pinang. Orang-orang yang ingin makan otak-otak mesti ke sini. Surprisenya nih, di sini ternyata nggak hanya sedia Otak-otak, tapi juga empek-empek dan baso. Saya jadi ingat ucapan Mbak Irawati, kalau ke Bangka kudu cobain empek-empek kulitnya. Nyesel kalau nggak cobain. Baeklah. 

Satu piring otak-otak dihidangkan. Tidak ketinggalan empek-empek kulit ikan, baso ikan, empek-empek udang, Bujan (gorengan terbuat dari ikan dicampur talas), dan engpiang juga turut disajikan. Masing-masing dijual dengan harga Rp2500, kecuali empek-empek udang Rp5000. Murah banget! Semua makanan tersebut dimakan dengan sambal khas Otak-otak Ase. Termasuk empek-empek. Wah beda ya, saya kira makannya pakai cuka seperti di Palembang. Alhamdulilah memang enak banget rasanya. Gurih rasa ikan segar. Anak-anak dan ibu pada doyan. Semuanya ludes nggak bersisa 😂

Otak-Otak dan Empek-Empek

Menurut keterangan salah seorang pelayan warung, Otak-Otak Ase sudah berdiri sejak 7 tahun lalu (2011). Semua menu menggunakan ikan dan udang segar, kunci dari rasa enak dan gurih yang dirasakan oleh lidah saat menyantapnya. 

Di sini juga menjual aneka oleh-oleh khas Bangka seperti kerupuk, terasi, sambal, dll. Otak-otak dan empek-empek untuk oleh-oleh dijual dengan harga paket mulai Rp100.000 / 40 butir, Rp200.000 / 80 butir, dan Rp250.000/100 butir. 



Museum Timah Bangka

Sayang banget kalau ke Bangka melewatkan objek wisata yang satu ini. Museum Timah Indonesia menyimpan catatan perjalanan panjang sejarah pertimahan di Bangka Belitung khususnya dan dunia pada umumnya. Masuk Museum Timah Indonesia gratis. Meski gratis, museum ini tampil bersih dan rapi, sangat nyaman ketika dimasuki. Musium Timah Indonesia menempati rumah dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) di Jalan Ahmad Yani no 179 Pangkalpinang. Rumah ini memiliki nilai sejarah tinggi bagi kemerdekaan Republik Indonesia. 

Museum Timah Indonesia didirikan pada tahun 1958 dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan memperkenalkannya pada masyarakat luas. Museum Timah baru resmi dibuka sekaligus diresmikan pada 2 Agustus 1997. Dalam perkembangannya, museum ini sangat berguna bagi masyarakat luas karena di dalamnya pengunjung bisa mengetahui sejarah pertimahan di Bangka Belitung, perkembangan teknologi pertambangan sejak zaman Belanda hingga masa kini. Pada tahun 2010 silam, melihat besarnya jumlah kunjungan wisatawan ke museum Timah, dilakukanlah renovasi tata letak sehingga lebih fokus pada pertambangan. Beragam koleksi materi yang ada didalam museum juga ditambah sehingga alur sejarah pertambangan menjadi semakin tampak. 

Museum Timah Indonesia

Museum Timah Indonesia

TUNG TAU Warung Kopi & Roti Panggang Legendaris di Bangka

Saya penasaran dengan warung roti panggang tertua di Bangka satu ini. Mumpung lagi liburan di Bangka, harus datang dan jajal menu-menu yang mereka punya. Warung Tung Tau pusatnya ada di Sungailiat. Sampai sekarang ada beberapa cabang yang sudah lama berdiri, termasuk di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang dan di Koba Bangka Tengah. Saya datang ke cabang yang di Koba.

Warung Tung Tau sudah berdiri sejak tahun 1938. Dari namanya yang bernuansa nama-nama negeri Tirai Bambu, saya bertanya-tanya dalam hati, apakah pendirinya keturunan Tionghoa? Hmm...saya perlu cari tahu lebih lanjut.

Sajian spesial ala Tung Tau meliputi roti panggang, kopi, teh, dan beberapa menu lainnya yang cukup familiar kita temui bila ke warung kopi. Yang menarik, Tung Tau punya es krim Brunie. Es kirim inilah yang membuat Humayra jadi nggak bete melihat kami ngopi dan ngeteh sementara dia tidak menyukai kedua minuman itu 😁

Di sini saya mencoba kopi susu (nggak sanggup minum kopi hitam hehe), teh tarik, roti panggang, dan es krim Brunie. Kenapa harus ke sini kalau ke Bangka? Biar tahu kalau Bangka juga punya kopi dan roti panggang enak. Buat melengkapi wisata kuliner di Bangka, kudu coba. Lokasi Tung Tau yang di Koba ini dekat dengan bandara. Kalau baru datang atau pulang dari Bangka, bisa mampir sini lebih dekat. Atau kalau nggak sempat, bisa juga sih mencoba yang di bandara Depati Amir.

Warung Tung Tau Pangkal Pinang
Warung Tung Tau Pangkal Pinang

Warung Tung Tau di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang

Masjid Jami Pangkal Pinang

Kami menutup liburan Bangka dengan berkeliling Kota Pangkal Pinang. Kota ini seperti kebanyakan kota lainnya di Indonesia, ramai dan tak luput dari padatnya kendaraan yang lalu lalang di jalan raya. Tapi masih tergolong biasa, bukan parah layaknya Jakarta.

Saya kadang menyandingkan Bangka dengan Belitung, dan saya mendapati perbedaan suasana di mana Belitung relatif lebih tenang dan lengang. Wajar, karena Pangkal Pinang adalah ibu kota Provinsi Babel. Untuk wisata kuliner Bangka memang lebih kaya, tapi untuk pantai, saya lebih jatuh hati pada Belitung. Tiada dua.

Masjid Jami Pangkal Pinang

Bangka tetap mengesankan dengan apapun yang dimilikinya. Saya terhibur berlibur di sini. Menikmati kuliner-kuliner enak dan bikin kenyang, serta merasakan kegembiraan anak-anak menikmati liburannya di daerah yang baru pertama kali mereka kunjungi. 

Di masjid Jami saya berdoa, semoga diberi kesehatan dan umur panjang supaya bisa kembali lagi mengunjungi Bangka, bersama Mas Arif dan anak-anak.

Bangka menarik untuk dikunjungi. 


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

8 komentar

  1. Wah kalau ke pangkal Pinang trus pingin kulineran di Mr. Asui, harus ajak ornag lokal ya kak karena nggak ada tanda khusus di resot ini. ngiler banget lihat makanna disini. kelihantannya enak enak.

    BalasHapus
  2. Wah Rekomendasi mbak Ira untuk coba empek-empek kulitnya , ahrus aku coba juga. palagi dala artikel ini makanya sampai Ludes, btw, nambah nggak mbak? ahahha kalau aku kayaknya nambah nih. tapi ebneran pinign makan duren samapi mabok.

    BalasHapus
  3. Beberapa tempat sama yang kukunjungi waktu kemarin di Bangka. Sayang aku belum sempat nulis ahahahahha

    BalasHapus
  4. waaaahhh...seru mbak jalan-jalannya..pengen coba berkunjung ke pulau sumatra, semoga ada rezeki dan umur panjang untuk jalan-jalan ke Bangka mbak..mantap cerita perjalanannya

    BalasHapus
  5. MasyaAllah... seru banget perjalanannya. Dari semua tempat itu, saya pengen mengunjungi Pantai Tanjung Pesona. Soalnya emang suka banget sama pantai.... makasih kak sharing pengalamannya lengkap banget sampai ke penginapan, kuliner dll..

    BalasHapus
  6. Bangka memang menjadi tempat wisata yang sangat layak untuk dikunjungi sih. Semoga saya bisa kesampaian untuk main ke sana hehe :D

    BalasHapus
  7. Terima kasih banyak kak erien sudah berkunjung ke Bangka n menggunakan jasa kami. Sehat selalu buat kakak n keluarga sama mamahnya. Amiin YRA

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!