Berburu Aneka Kuliner Jadul hingga Kekinian di Pasar Lama Kota Tangerang

Kuliner Malam Pasar Lama Tangerang - Suasana Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang ternyata sangat asyik dinikmati pada malam hari. Banyak pedagang gerobak dan warung tenda menyediakan aneka jajanan jadul hingga kekinian. Kafe dan resto yang nyaman buat ngemil-ngemil sambil nongkrong cantik pun berderet. Tinggal pilih suka makan apa dan di mana. Sabtu lalu (10/10/2018), saya dan teman-teman famtrip memilih berburu kuliner di warung-warung tenda dan gerobak. 

Kuliner Malam Pasar Lama Tangerang
Kuliner Malam di Pasar Lama Kota Tangerang 

Kulineran malam hari di Pasar Lama merupakan rangkaian kegiatan City Tour Kota Tangerang yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang dalam rangka Festival Budaya Nusantara 2. City tour bertema ‘Famtrip Generasi Milenial Jelajah Pariwata Kota Tangerang’ ini diikuti oleh 50-an peserta yang terdiri dari blogger, vlogger, media, dan GenPi se-provinsi Banten.

Sabtu siang sebelum acara kuliner di Pasar Lama, seluruh peserta diajak mengikuti acara pembukaan dan talkshow terlebih dahulu di Hotel Kyriad. Acara tersebut dihadiri oleh Ibu Eneng Nurcahyati Kadispar Provinsi Banten, Ibu H. Raden Rina Hernaningsih, S.H, M.H Kadisbudpar Promosi Pariwisata Kota Tangerang, dan Bapak Rizal Kabid Promosi Pariwisata Kota Tangerang. Pembukaannya dilakukan oleh Ibu Rina, sedangkan talkshow-nya diisi oleh Ibu Eneng, Mas Teguh Sudarisman, dan saya (sesi sharing Travel Blog). 
Baca juga: Talkshow Travel Blog Famtrip Jelajah Pariwisata Kota Tangerang
Famtrip City Tour Kota Tangerang
Famtrip City Tour Kota Tangerang

Kota Tangerang adalah kota modern yang dalam 5 tahun ini mengalami banyak sekali kemajuan. Dari sisi pariwisata, perkembangannya sangat pesat. Saya mengenal Tangerang sebagai kota belanja, dan bila berkunjung ke kota ini, kulineran adalah kegiatan yang paling sering saya lakukan. Akan tetapi, jujur saya belum pernah menjelajah Kota Tangerang di malam hari, khususnya Pasar Lama. Saat tahu akan diajak menikmati suasana Pasar Lama, saya antusias dan penasaran. 

Pengalaman seperti apa yang akan saya dapatkan dari Pasar Lama di malam hari?

Saya dan seluruh peserta famtrip berangkat dari Hotel Kyriad jelang magrib. Naik bus besar, berangkat rombongan. Saat bus sudah jalan, tiba-tiba ada yang menelpon. Rupanya Cory! Dia tertinggal bersama Rara.

Alamak!  Yang naik bus pada nggak ngeh, hanya fokus pada diri sendiri. Dua bidadari sampai tertinggal karena nggak saling cek dan ricek lagi 😂 Akhirnya Rara dan Cory menyusul naik taksi online. Cuma bayar Rp 7.000 ke Pasar Lama. Murah, karena dekat. Ya, Pasar Lama itu berada di tengah kota. Mudah dijangkau dari mana-mana, termasuk dari hotel Kyriad. 

Suasana Pasar Lama Sabtu malam (10/11/2018)

Pasar Lama itu di mana?

Kalau ada yang tanya-tanya lokasi Pasar Lama ke saya, jawaban termudah dari saya adalah: Dekat stasiun Tangerang! Hehe. Kadang saya tambahkan begini: Dekat Masjid Agung Kota Tangerang. Dekat Klenteng Boen Tek Bio. Nah, kalau masih belum jelas juga, lihat Google Peta. Zaman internet seperti sekarang, di mana setiap orang hampir punya smartphone, Google Map akan mempermudah. Tinggal tap tempat yang ingin dituju, maka Google akan mengarahkan kita sampai ke tujuan.

Malam itu, bus kami berhenti di depan pendopo (samping Masjid Agung Tangerang) beberapa puluh meter dari kawasan Pasar Lama. Satu hal yang perlu diingat, jika memasuki kawasan ini pada malam hari, terutama weekend, tinggalkan mobil di tempat yang agak jauh. Lebih baik jalan kaki ke arah pasarnya. Kendaraan yang melintas sangat padat. Jangankan mobil, motor saja berjejal. Karena itu pada waktu tertentu, jalan di kawasan kuliner ini ditutup. Tapi memang ada saja pengendara yang tidak tahu, mereka tetap melintas. Akhirnya bikin sempit jalan, padahal gerobak dan tenda warung penjual makanan sudah meluber sampai ke jalan. Laju kendaraan tersendat lama. Lebih baik hindari resiko stress karena macet 😃

Kota Tangerang

Dari jauh keramaian di kawasan kuliner Pasar Lama sudah terlihat. Mata dimanjakan oleh lampu-lampu yang menjuntai di atas jalan. Para pengunjung yang berjalan hilir mudik, aroma aneka masakan, asap sate yang dibakar, bunyi minyak panas sedang menggoreng sesuatu, suara klakson, panggilan-panggilan pedagang mengajak mampir, bahkan suara-suara orang makan sambil ngobrol heboh, memancing saya untuk lebih mendekat. Sesekali berhenti, melihat aneka makanan di baik kaca gerobak yang berbaris rapat sepanjang jalan.

Asyik? Tentu.

Terkadang saya ingin menikmati makanan di tempat yang tenang dan nyaman. Di waktu lain dalam suasana yang berbeda, ramai dan hingar bingar ala pasar, pun tak kalah nikmat. Ngemper di depan ruko, duduk di bangku kayu sederhana bersama orang-orang tak dikenal, dihibur pengamen, dan kadang ditemani gerimis. Kenikmatannya beda-beda, tapi sama menyenangkan. 

Pasar Lama Kota Tangerang
Pasar Lama Kota Tangerang



Makan apa?

Kami dibekali uang Rp 50,000 per orang. Dilepas bebaskan untuk makan apa saja yang ada di Pasar Lama. Maka, perburuan pun dimulai. Kami pergi berkelompok, sebab ada tugas dari panitia: Membuat video kuliner yang nantinya akan dinilai untuk mendapatkan hadiah. Semacam challenge gitu deh.

Saya satu kelompok dengan Rara (blogger), Amal (GenPI Kota Tangerang), dan Neng (GenPi Kota Tangerang). Ada banyak jajanan yang kami jumpai. Pilah pilih agak lama belum ada yang cocok. Terakhir, kami merapat agak ke dalam dekat ruko, di sanalah kami menjumpai Sate H. Ishak. Sebetulnya, kami terbawa ke sate ini karena Neng ingin beli bakso. Nah gerobak baksonya dekat sate. Kebetulan saya ingin cari makanan yang mengenyangkan (sate kan pakai lontong), maka pilihan pun jatuh pada sate. Amal dan Rara setuju. 

Ada yang sudah pernah makan Sate  Ayam H.Ishak? Bagaimana rasanya? Enak? 

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang
Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang

Kalau tak menjajal tak tahu rasanya. Jadi, kami pun memesan 3 porsi. Saat itu pembelinya sangat ramai. Bangku panjang yang dijejer di depan ruko sudah penuh oleh orang makan sate. Antrian pembeli yang berdiri dekat gerobak juga banyak. Mereka mengelilingi penjual yang bekerja tak sendirian melayani pembeli. Kalau tak salah hitung, ada 6 orang yang melayani. Semuanya laki-laki.

3 orang bertugas membakar sate. 1 orang bertugas menyiapkan sate yang akan dibakar. 1 orang menata sate di atas piring, dan 1 orang lagi bertugas memotong lontong dan meletakannya dalam piring-piring yang sudah diisi sate. Jadi, meskipun ramai pembeli, antrinya tidak terlalu lama. Karena yang melayani bukan satu orang. Pekerjaan menyajikan sate siap makan jadi cepat.

Saya sendiri bukanlah penggemar sate, apalagi sate ayam. Tapi di sini, saya jadi enak makan sate. Dagingnya terasa lembut, dan bumbunya meresap sampai ke dalam. Aromanya juga wangi.

Sayangnya saya tidak sanggup menghabiskannya. Bukan karena tidak enak, tapi karena porsinya banyak. Baik satenya maupun lontongnya. Akhirnya, dibantu Rara dan Amal untuk menghabiskannya. Alhamdulillah nggak mubazir. 

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang

Sate Ayam H.Ishak Pasar Lama Kota Tangerang



Harga sate ayam H. Ishak Rp 25.000 per porsi. Satenya 10 tusuk, sudah sama lontong. Jadi, uang jajan saya masih sisa Rp 25.000. Saya belikan air mineral 3000, sisanya beli Bola Ubi Rp 10.000 (10 bola). Masih sisa 17.000 hehe. Dengan uang segitu sudah kenyang jajan di Pasar Lama. Murah meriah dan enak.

Apa kabar teman-teman yang lain? Mereka jajan apa?

Seperti yang saya sebutkan di awal tulisan ini, aneka makanan dijual di Pasar Lama. Mau makanan jadul hingga kekinian ada. Makanan khas Nusantara maupun internasional juga ada. Tinggal pilih saja sesuai selera.  



Dari cerita teman-teman, mereka mencicipi berbagai macam kuliner. Seperti Cory, dia makan Bakso Mas Gino, Coklat Pisang Milo, Lemon Sprite, hingga Sate Ayam Teriyaki. Valka jajan Sate Taichan dan Cumi Bakar. Lia makan Pempek Bakar dan Bubur Kepiting. Linda makan Soto Ayam Santan. Tami makan Nasi Goreng Ati Ampela dan minum Kopi Belitung. Bu Denik makan Bubur Selada. Neng beli Lumpia Basah dan Bakso. 

Nah itu tadi baru 6 orang yang cerita tentang makanan-makanan yang mereka beli. Yang lain saya tidak tahu jajan apa saja. Pastinya beda-beda karena di kawasan kuliner Pasar Lama ini ada banyak sekali jenis jajanan yang bisa dibeli. 



Saya dengar nih ya, di kawasan kuliner Pasar Lama ini juga ada yang jual makanan ekstrem, yaitu olahan ular dan biawak. Wow baru dengar namanya saja saya sudah ngeri, apalagi makannya. Saya tidak tahu di sebelah mana penjualnya. Tampaknya bukan di tempat kami makan kemarin karena tidak melihat ada tenda/gerobak dengan nama-nama makanan seperti itu. Buat pencinta kuliner ekstrem, coba saja ke Pasar Lama ini kalau mau mencicipi menu ular dan biawak hehe.

Kelar makan sate, perut kenyang. Pingin sih jalan-jalan lagi, liat-liat kuliner lainnya. Tapi kami masih ada acara lain di pusat pemerintahan Kota Tangerang yaitu menyaksikan pertunjukan musik di lokasi pagelaran Festival Budaya Nusantara. Jadi, acara kulinernya kami sudahi. 

Kalau dibilang puas, tentu belum puas. Karena masih banyak kuliner yang belum saya coba. Rencananya saya ingin datang lagi ke sini, ajak keluarga kulineran di akhir pekan, atau di hari libur lainnya. Pasti tak kalah seru dan mengasyikan. 



Kegiatan city tour Sabtu malam kami tutup dengan nonton band di panggung pertunjukan tempat Festival Budaya Nusantara yang akan dibuka pada keesokan harinya, Minggu (11/11/2018). Masyarakat Kota Tangerang yang menyaksikan ternyata ramai. Dari anak-anak, remaja, hingga yang tua dan dewasa, semua kumpul di lapangan. 

Kami tidak nonton musik sampai pertunjukan usai. Kami cepat pulang, karena ingin istirahat lebih cepat, sebab Minggu pagi sudah ditunggu oleh bermacam kegiatan yang akan dilaksanakan seharian. 



Alhamdulillah kembali ke Hotel Kyriad dengan senang. Bawa pulang kenangan dari jalan-jalan malam di Pasar Lama Kota Tangerang.

Ada yang ingin tahu kegiatan City Tour kami di hari Minggu (11/11/2018)? Tunggu tulisan berikutnya ya. Saya akan cerita tentang sejumlah destinasi wisata yang ada di Kota Tangerang. Mulai dari taman-taman tematik, cagar budaya, wisata sungai, hingga kuliner khas. 

Oh, ya. Buat wisatawan yang ingin menggoyang lidah di Pasar Lama, kawasan ini disebut juga dengan  Pecinan-nya Kota Tangerang. Disebut Pecinan karena sejumlah bangunan yang ada bergaya Tionghoa keturunan. 

Pasar Lama Tangerang
Jl. Ki Samaun, Kecamatan Tangerang, Sukasari, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15810
Buka mulai pukul 15.00 sampai tengah malam. 


Salam Pariwisata! 

Festival Budaya Nusantara 2 - Kota Tangerang

Tonton juga cerita kulineran di Pasar Lama ini dalam video yang saya upload di channel youtube saya berikut ini:

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

9 komentar

  1. serunya perjalanan di Tangerang, tapi emang seru kalau rame-rame yo yuk.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak yang bisa dijelajahi rame-rame. Seru pastinya, jadi makin kenal Tangerang.

      Hapus
  2. Woah, seru banget mbak jelajah kulinernya. Aku sempat nyobain sate ayam H. Ishak yang Aris makan, ternyata rasanya enak. Dagingnya empuk dan bumbunya tuh juga meresap. Lewat kegiatan famtrip aku pun baru tahu kalau sate ayam H. Ishak itu legendaris banget yang udah ada sejak tahun 1954! Tahun segitu mbak Rien belum lahir kan ya? Wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha? Sejak 1954?? Ya ampun udah tua banget itu. 24 tahun kemudian aku baru lahir haha. Makasih ya Valka udah nambahin infonya. Ga salah dong ya sate ayam H Ishak ini direkomendasikan. Memang juara dan legendaris!

      Hapus
  3. Waduh...kemarin ku pengen makan itu mba Rien..tapi antriannya mengular banget..hiks...yang jajanan ular itu aku ketemu loh mba..posisinya masih lurus lagi dari sate ayam Pak Ishak...qiqiqi...yuk mba kulineran lagiii XD

    BalasHapus
  4. Saya gak beli sate ayam Pak ishak, tapi nyoba punyanya temen, rasanya enak banget, berasa satenya, andai bisa ngebungkus waktu itu

    BalasHapus
  5. @Deddyhuang : Iya Ded, seru rame-rame. Pingin ulang lagi kulineran di Pasar Lama. Balik lagi ah.

    BalasHapus
  6. @Evrina: Aku nggak beli roti cane kayak punyamu, pas denger abis makan itu aku jadi pengen :D

    BalasHapus
  7. @Alkalinda: Wah beneran ada ya dekat situ? Untung aku nggak liat, kalau liat bisa turun nafsu makanku hihi

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!