Menyisir Sungai Musi, Menelisik Sejarah Kota Palembang

wisata palembang

Tulisan berikut ini dimuat di inflight magazine XpressAir edisi Nopember 2016. Foto-foto dalam tulisan saya ambil saat mengunjungi Palembang pada bulan Mei 2016. Saat itu saya dan rekan-rekan blogger diundang ke Palembang oleh disbudpar Palembang untuk menyaksikan Musi Triboatton 2016, sekaligus berwisata menjelajah Sungai Musi.

====================================


Menyisir Sungai Musi, Menelisik Sejarah Kota Palembang

Kami menyisihkan waktu sehari untuk melayari Sungai Musi. Menghayati legenda cinta Pulo Kemaro. Mengenal sejarah Kampung Arab al-Munawar. Mencicipi kuliner lokal di warung terapung. Dan, menatap lanskap jelita Kota Palembang dari Jembatan Ampera.

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan beragam kebudayaan dan karakter. Tak hanya mewariskan peninggalan berupa benda-benda bersejarah, tetapi juga karya budaya yang tak kalah bernilai.

Keberadaan Sungai Musi yang menjadi nadi kehidupan warga Palembang menambah kekayaan wilayah ini. Sungai dengan panjang aliran mencapai 750 kilometer menjadi saksi keberadaban dan kebudayaan khas Sumatera selatan. 

Jembatan Ampera

Berperahu di Sungai Musi
Berperahu adalah cara terbaik untuk menikmati wisata sungai yang menjadi jualan utama kota yang pernah dijuluki Venice of The East. Titik keberangkatan bisa dimulai dari dermaga 16 Ilir bawah Ampera atau dermaga Benteng Kuto Besak. Kami menyewa perahu mesin bertarif Rp 200.000,- dengan tujuan Pulau Kemaro dan Kampung Arab al-Munawar.

Jumlah kami sepuluh orang, sesuai batas maksimum kapasitas perahu. Cuaca sedang secerah kaca, kami pun duduk tenang di atas perahu, ditemani awan berarak dari utara yang melaju penuh. 

Saya, duduk di depan agar puas menikmati angin segar.
 
Dermaga 16 Ilir

Beberapa kali perahu terayun-ayun terkena terjangan ombak saat berpapasan dengan speedboat lain yang melaju lebih kencang. Tak jarang cipratan air mengenai wajah dan badan. Sedikit cemas, tapi tetap banyak senangnya berlayar di sungai yang lebar. 

Dari dalam perahu, saya dapat melihat kehidupan sehari-hari warga bumi Sriwijaya, deretan rumah tradisional, kapal-kapal besar milik PT.Pusri, hingga pelabuhan Bom Baru Pelindo yang menjadi pelabuhan sungai terbesar di Sumatera.

Kapal-kapal besar melintas. Perahu-perahu kecil lalu lalang. Warna cokelat air Sungai Musi, rumah-rumah dan pepohonan di tepian menambah keeksotisan sungai yang jadi ikon provinsi. Tak hanya itu, langit biru dan awan seputih kapas menjadi kombinasi warna yang cantik. Sepanjang perjalanan, saya nyaris tak henti menekan tombol shutter kamera.

Pelabuhan Bom Baru IPC

Perahu ketek (getek) ini sempat mati mesin di tengah sungai :D

Legenda Cinta Pulau Kemaro
Pulau Kemaro terletak pada sebuah delta di tengah-tengah Sungai Musi, sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Kami menghabiskan waktu tiga puluh menit untuk mencapainya. 

Dari perahu yang masih melaju di atas sungai, menara pagoda sudah terlihat, menjulang di antara rimbun pepohonan. Perlahan perahu merapat di dermaga, kami pun berlompatan turun, jalan kaki meniti jembatan merah menuju daratan pulau. 

Pintu gerbang Pulo Kemaro

Jalan menuju pintu gerbang Pulo Kemaro

Kebudayaan Cina terasa sangat kental ketika memasuki pulau. Terlihat dari arsitektur dan dominasi warna merah pada gerbang Pulo Kemaro, bangunan Klenteng Hok Tjing Rio dan pagoda bertingkat sembilan. 

Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962. Tempat ini biasanya dikunjungi oleh mereka yang ingin melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masyarakat Cina. Wisatawan seperti kami tidak diijinkan masuk dan naik pagoda, kecuali di lantai dasarnya saja yang memang terbuka. 

Di depan Klenteng, difoto oleh Wira Nurmansyah

Kata “kemaro’ berasal dari bahasa Palembang yang berarti kemarau. Menurut masyarakat setempat, walaupun Sungai Musi sedang meluap, pulau tidak akan tergenangi air. Udara di pulau cenderung sejuk, karena di sini  banyak tumbuh pohon besar dan rindang. 

Terdapat pula warung jajan yang menyediakan banyak kursi. Cocok untuk beristirahat sambil menyeruput air kelapa muda segar yang disediakan penjual.

Tempat jajan di Pulo Kemaro

Pulau Kemaro juga dikenal sebagai pulau cinta. Konon, pulau ini timbul setelah terjadinya kisah tragis yang menimpa putri raja Palembang -Siti Fatimah dan saudagar kaya raya Tionghoa- Tan Bun An. Nah, makam kedua orang inilah yang kami jumpai di Pulau Kemaro. 

Kisah putri dan pangeran tersebut tertulis pada prasasti yang diletakkan dekat bangunan klenteng. Dibuat oleh Disparbud Kota Palembang pada tahun 2009. 

Terbaca nggak tulisannya?

Kini Pulau Kemaro sedang dikembangkan menjadi Eco-Park dan Eco-Tourism. Telah dibangun bungalow yang nantinya dikelilingi oleh sawah dan rawa yang asli sehingga suasana lingkungan bungalow akan asri bagaikan di pedesaan. Akan dibangun juga Historical Park, taman burung, plaza, jalur pedestrian, dan sebuah jembatan yang menghubungkan antara daratan dan Pulau Kemaro. 

Dengan pengembangan tersebut, bukan tak mungkin nantinya berwisata ke Pulau Kemaro  akan menjadi pengalaman menarik yang tidak biasa bagi wisatawan lokal, nasional, maupun internasional.

Pagoda bertingkat sembilan

Kampung Arab al-Munawar
Perahu berlayar ke arah hulu, melaju tertatih melawan arus. Kami menuju Kampung Arab al- Munawar yang terletak di kawasan 13 Ulu, salah satu kampung Arab paling termasyhur di Indonesia. Untuk mencapai lokasi kampung Arab bisa melalui dua jalur. Jalur pertama lewat darat, jalur kedua lewat jalur sungai dengan menggunakan perahu seperti kami.

Sesampainya di daratan, kami melewati jalan tidak lebar menuju sebuah lapangan, pusat Kampung Al Munawar. Orang pertama yang kami jumpai adalah Muhammad al-Munawar, Ketua RT yang juga merupakan generasi keenam keturunan langsung leluhur kampung: Habib Hasan al-Munawar. Darinya kami memperoleh banyak cerita.

Medekati Kampung al-Munawar
Salah satu rumah dalam foto ini pernah dipakai untuk syuting film "Ada Surga di Rumahmu"

Sebagai kawasan tua di Palembang, Kampung Arab memiliki delapan rumah tua berusia lebih dari 250 tahun. Ada rumah panggung tradisional bergaya limas, ada pula rumah dengan arsitektur yang kental dengan nuansa Timur Tengah dan Eropa. 

Meski sudah tua, tapi rumah-rumah tersebut masih kokoh berdiri sampai kini. Nuansa vintage dan eksotis dari Kampung Arab ini membuat saya bagai tersedot ke masa lalu.

Rumah tua berusia lebihh dari 250 tahun

Salah satu Rumah Limas tua berusia ratusan tahun

Sebagian besar rumah tua telah dihuni secara turun-temurun, sehingga lumrah bila di satu rumah dihuni oleh beberapa kepala keluarga. Pak Muhammad al-Munawar mengajak kami melongok ke dalam rumah Ibu Lathifah al-Kaab, yang masih satu garis keturunan dengan Pak Muhammad. 

Ibunya Bu Lathifah bermarga al-Munawar. Namun karena menikah dengan pria bermarga al-Kaab, Bu Lathifah dan seluruh saudaranya menyandang nama keluarga al-Kaab.

Muhammad al-Munawar

Anak-anak tampan Kampung Arab :)

Rumah Bu Lathifah merupakan salah satu dari delapan rumah asli Kampung al-Munawar yang dibangun di era Habib Hasan. Berusia nyaris 300 tahun. Rumah-rumah tersebut dibangun untuk anak-anak Habib Hasan, dan kemudian menjadi cikal-bakal kampung. 

Di salah satu dinding rumah terpajang silsilah keluarga. Nuansa Eropa terlihat dari pintu-pintu dan jendela berukuran besar dan tinggi. Bahkan, lantai rumahnya bukan marmer biasa, melainkan granit yang didatangkan langsung dari Italia. 

Foto-foto di dinding yang menunjukkan silsilah keluarga

Rumah lawas bernuansa Eropa dan Timur Tengah. Granitnya didatangkan dari Italia

Dinamakan Kampung Arab karena awalnya di sinilah para pedagang-pedagang arab bermukim. Di masa lampau Habib Abdurrahman al-Munawar adalah tokoh yang dihormati. Beliau adalah salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam pertama kali di kawasan ini. Namanya kemudian dijadikan nama kawasan di Kampung Arab.

Kampung al-Munawar dihuni oleh sekitar 30 kepala keluarga. Pada umumnya penduduk kampung berprofesi sebagai pedagang. Di pusat kampung terdapat Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Kautsar, tempat belajar anak-anak Kampung Arab al-Munawar dan sekitarnya. Di sini murid sekolah diliburkan pada hari Jumat, tetapi tetap masuk pada hari Minggu. Sebagaimana kampung tua, bangunan madrasah juga mempunyai bentuk bangunan yang vintage dan eksentrik. 

Sekolah MI Al Kautsar

Palembang adalah kota tua yang bangga. Kampung al-Munawar tak hanya memesona dari segi bangunan lawasnya, tapi juga dari rekam sejarah dan budaya. Komunitas Arab adalah bagian dari kekayaan sejarah, budaya, dan intelektualitas kota Palembang, mereka telah memberi banyak andil dalam perkembangan kota Palembang.

Kami hanya satu jam di Kampung Arab. Tapi pengalaman yang didapat sulit untuk dilepas. Saya nyaris tak henti mengagumi keindahan bangunan-bangunannya, mendengarkan cerita-cerita seru tentang para penduduknya, melihat keceriaan anak-anak kecilnya, juga merasakan kehangatan dan senyum warganya. 



Sensasi Kulineran di Warung Terapung
Jelajah Sungai Musi berlanjut jelajah rasa. Kulineran di mana? Tidak ke mana-mana, masih di sekitaran sungai saja. Wisatawan seperti kami patut bersukacita karena pinggiran Sungai Musi kini telah disulap menjadi tempat rekreasi lengkap dengan warung, kafe dan restoran yang menyediakan makanan khas Palembang. 

Warung apung dekat dermaga 16 Ilir bawah Jembatan Ampera jadi pilihan. Ada tiga warung apung, semuanya menyajikan menu pindang pegagan, salah satu kuliner andalan Palembang selain empek-empek. Warung apung berbentuk seperti kapal tapi berukuran kecil. Kami masuk ke salah satu warung, namanya Warung Mbok Mar. 

 
Muatan warung sekitar 25 orang saja. Di dalamnya terdapat meja panjang dengan kursi-kursi menghadap ke sungai. Di sinilah letak daya tariknya, sambil makan saya bisa memandangi kemegahan Jembatan Ampera yang membentang di atas sungai. 

Saat perahu dihempas ombak, warung bergoyang-goyang. Sensasinya seakan seirama dengan goyangan lidah yang asyik menikmati lezatnya pindang.



Masakan pindang merupakan salah satu kuliner yang wajib dicoba di Palembang. Sebetulnya, masakan pindang juga bisa dijumpai di daerah lainnya. Tetapi, pindang tiap daerah punya cita rasa yang berbeda. Masing-masing punya kekhasan, baik bahan maupun cara pengolahan. Begitu juga dengan pindang Palembang. 

Di Warung Mbok Mar, kami bersantap dengan menu pindang patin, baung, dan gabus. Lengkap dengan sambal dan lalapan segar. Bagaimana rasanya? Bukan main sedapnya.



Jelang senja, kami tak ragu mencoba kuliner khas Palembang lainnya. Empek-empek, tekwan, model, ragit, celimpungan, kue kojo, es kacang merah, martabak HAR, dan masih banyak lagi. Semua sajian khas itu seberagam budaya yang mengarungi rute Kerajaan Sriwijaya di masa silam. Sungguh, di Bumi Sriwijaya, kuliner bukanlah konsep semata, melainkan kebahagiaan ala wong kito.

Baca juga : Jelajah Kuliner Palembang

HOW TO GO
Xpress Air melayani rute Bandung-Palembang, waktu tempuh sekitar 1 jam. Dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, ada 3 pilihan transportasi menuju pusat kota, termasuk Jembatan Ampera, yaitu : taksi, bus Trans Musi, dan gojek. Ongkos taksi Rp 80.000 – Rp 100.000. Waktu tempuh 30 menit. Tarif bus Trans Musi Rp 5.000,- Waktu tempuh 1 jam. Ongkos gojek Rp 35.000 – Rp 40.000. Waktu tempuh sekitar 30-40 menit.

WHERE TO SLEEP
Hotel Batiqa Palembang terletak di lokasi strategis. Hanya berjarak 3,5 kilometer dari Jembatan Ampera. Pusat kota dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan motor atau 20 menit dengan mobil. Hotel Batiqa menawarkan kamar yang nyaman mulai dari Rp 475.000 (tanpa breakfast) dan Rp 525.000 (dengan breakfast). 

Kamar Batiqa Hotel Palembang yang saya inapi :)

WHERE TO EAT
Warung Terapung Mbok Mar menyajikan menu pindang dan sensasi makan di atas sungai. Malam hari, nikmati menu seafood dan kuliner Palembang di Restoran River Side dalam suasana bak kapal pesiar sambil memandang kemegahan Jembatan Ampera yang bermandikan cahaya. 

Jangan lewatkan kuliner legendaris Martabak HAR di Jalan Sudirman. Mie Celor HM.Syafei di Jalan KH. Ahmad Dahlan bisa jadi sarapan lezat di pagi hari. Empek-empek panggang Saga Sudi Mampir paling enak buat kudapan sore. Pempek Pak Raden di Jalan Sudirman cocok untuk oleh-oleh. 

Biar kekinian, singgahlah di Toko Harum. Banyak kue khas dan makanan Palembang tempo dulu, bahkan langka, tersedia di sana.

inflight magazine xpressair







Pengalaman Manis Berkunjung ke Pabrik Frisian Flag Susu Kental Manis

susu kental manis

SUSU BENDERA 

Ada empat hal yang terlintas dalam benak saya saat kata “Susu Bendera” disebut, yaitu susu kental manis, susu dalam kemasan kaleng, kaleng warna biru berlogo bendera, dan main telpon-telponan pakai kaleng susu bekas. Yang terakhir, main telpon-telponan, itu bagian dari kenangan masa kecil saya dengan susu bendera.

Nama susu bendera merupakan sapaan akrab dari susu kental manis yang diproduksi oleh Frisian Flag. Sebutan tersebut tidak hanya familiar dalam keluarga saya, tapi juga dalam keseharian masyarakat Indonesia. Bagi saya, susu kental manis adalah susu bendera. Sulit untuk memisahkan keduanya. Sejak kecil hingga kini lebih dari 35 tahun, nama itu tetap menempel dalam benak.

Ketika susu bendera disebut, ingatan pun tertuju pada nama besar pabrik pembuatnya: Frisian Flag.

Dalam sejarahnya, susuk kental manis dan produk susu Frisian Flag pertama kali diekspor oleh koperasi peternak susu Belanda “Cooperatieve Condensfabriek Friesland” ke Hindia Belanda termasuk Batavia, Indonesia, pada tahun 1922. Dengan kelezatan rasa yang dimilikinya, produk susu kental manis diterima dengan hangat oleh masyarakat Indonesia. Kala itu namanya populer sebagai “soesoe tjap bendera”. Nama yang kemudian menjadi begitu ikonik, lekat dalam keseharian masyarakat Indonesia sampai kini dengan sebutan “susu bendera”.
  


KUNJUNGAN KE PABRIK

Rabu (23/11/2016), saya dan kawan-kawan blogger diundang berkunjung ke pabrik Frisian Flag di Ciracas Jakarta Timur. Sebuah kesempatan berharga mendapatkan pengalaman baru, minum susu kental manis langsung di tempat pembuatannya. Tapi tentu tak hanya sebatas minum susu, melainkan juga melihat langsung proses produksi di pabrik, mengetahui sejarah Frisian Flag Susu Kental Manis, mengenali manfaat minum susu kental manis, serta belajar cara membuat ragam minuman dari susu kental manis.

Pabrik Frisian Flag terdapat di dua tempat, yakni Pasar Rebo dan Ciracas. Nah, karena kami diajak untuk mengenal lebih dekat dengan produk susu kental manis, kami diundang ke Ciracas Plant, tempat Frisian Flag Susu Kental Manis diproduksi. Kedua pabrik sama-sama memproduksi susu cair, susu kental, dan susu bubuk dengan merek Frisian Flag, Friso, dan Omela.

Rangkaian acara dimulai pada pukul 10.00 WIB. Kami sudah berada di pabrik sejak pukul 09.00 WIB. Teman-teman blogger yang diundang tak hanya dari wilayah Jabodetabek, tapi juga dari luar daerah seperti Jogja, Bandung, dan Cianjur. Acara berlangsung di lantai 3. Saat tiba, sudah tersuguh kue-kue dalam kotak sebagai hidangan selamat datang. 



Santai, sarapan dulu, dikeliling susu-susu :D


Serius menyimak penjelasan sambil berbagi di medsos tentunya

Lantai 3 Ciracas Plant jadi tempat kami berkumpul. Suasana ruangannya terasa santai. Terdapat sofa-sofa empuk dengan tata letak yang tidak kaku. Nyaman bagai di rumah. Di dalam ruangan terdapat beberapa petak ruang yang didesain sedemikian rupa dinamakan Shopper Journey.

Shopper journey dimulai dari ibu hamil. Berikutnya saat anak sudah lahir hingga remaja. Untuk anak-anak, Frisian Flag Indonesia (FFI) bekerjasama dengan Walt Disney. Karena itu produk susu cair FF menggunakan kemasan bergambar kartun yang disukai anak anak. 


Next journey saat anak remaja dan beraktivitas serta punya hobi. Hal ini menggambarkan Frisian Flag memproduksi susu untuk kebutuhan berbagai tingkatan usia dalam sebuah keluarga. 
Shopper Journey : Baby


Shopper Journey: anak-anak


Shopper Journey: remaja *ya kali mami satu itu remaja :p
TENTANG FRISIAN FLAG 

Mengenal inovasi Susu Kental Manis dari Frisian Flag menjadi topik utama kami berkunjung ke Frisian Flag. Untuk itu, di antara kami hadir sebagai pembicara Bpk. Andrew F. Saputra, Corporate Affairs Director PT. Frisian Flag Indonesia, Bpk. Aryono B. Ardhyo, Corporate R&D Manager PT. Frisian Flag Indonesia, dan Ibu Tanti, Marketing Manager PT. Frisian Flag Indonesia.

PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) adalah perusahaan susu nomor satu di Indonesia yang memproduksi susu khusus untuk anak-anak dan keluarga dengan merek Frisian Flag, yang juga dikenal sebagai Susu Bendera. Frisian Flag telah menjadi bagian dari pertumbuhan keluarga Indonesia sejak 1922.

Usia Frisian Flag hampir 95 tahun. Usia saya sendiri belum ada separuh usia Frisian Flag. Meski sudah cukup tua, tapi Frisian Flag selalu menjaga komitmentnya untuk terus berkontribusi membantu anak-anak Indonesia meraih potensinya yang tertinggi melalui produk-produk kaya gizi. 



Produk-produk Frisian Flag yang di pajang di lobi utama Plant Ciracas

Sebagai bagian dari FrieslandCampina, koperasi peternak sapi perah terbesar di dunia yang berpusat di Belanda, FFI mengacu pada pengalaman global dan kemitraan jangka panjang dengan peternak sapi perah lokal agar dapat menghadirkan sumber gizi terbaik yang terkandung dalam susu.

Dari rumput menjadi susu. Rumput diolah alami di tubuh sapi hingga menjadi susu kaya nutrisi. Sapi yang sehat dan bahagia menghasilkan susu berkualitas tinggi. Dengan teknologi modern, sapi diobservasi untuk tahu saat yang tepat untuk pemerahan. Hasilnya, sapi tetap sehat dan memproduksi susu dengan optimal.

Susu segar diproses dengan modern dan higienis untuk menjaga kualitas gizi. Frisian flag memproduksi susu kaya nutrisi yang aman dan sehat untuk dikonsumsi. 



Sejarah Frisian Flag Indonesia


Produk-produk Frisian Flag
FAKTA UNIK TENTANG SUSU 

Mother nature’s miracle
Keajaiban alam pada susu bermula dari rumput dan sapi. Sapi mencerna rumput yang kaya nutrisi hingga menjadi susu. Susu sapi mengandung banyak nutrisi alam yang berguna bagi kesehatan tubuh.

Feed, fuel, foster.
Susu adalah makanan alami untuk menutrisi, memberi tenaga, dan membantu tumbuh kembang tubuh. Protein penting untuk membangun, mempertahankan otot dan tulang. Kalsium dan fosfor penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Protein, lemak dan laktosa memberi energi.

Good for you
Susu baik bagi manusia segala usia, 2-3 gelas susu tiap hari membantu diet sehat dan seimbang. Protein susu diserap tubuh untuk membangun sel, khususnya pada bayi dan anak-anak. Bagi orang dewasa, susu membantu regenerasi sel hingga tubuh menjadi lebih sehat, berfungsi baik, dan kuat.

One of the richest nutrients sources
Ada lebih dari 400 komponen nutrisi dalam susu. 2-3 gelas susu per hari adalah salah satu sumber makanan yang kaya dan bermanfaat bagi tubuh. Minum susu adalah cara mudah dan lezat untuk mendapat asupan gizi.

A glass of milk
Susu yang lezat, sehat, dan bergizi siap diminum. Minum susu Frisian Flag 2-3 gelas setiap hati memberikan manfaat kebaikan susu yang optimal. 



Sudah belanja susu hari ini?

INOVASI FRISIAN FLAG SUSU KENTAL MANIS 

Frisian Flag Susu Kental Manis tak hanya lezat, tapi juga membantu memenuhi gizi keluarga karena mengandung gizi makro (Karbohidrat, Protein, dan Lemak) dan mikro (9 vitamin dan 5 mineral) dan dianjurkan untuk diminum 2 gelas setiap hari. Dengan takaran saji yang tepat sesuai anjuran, satu kaleng Frisian Flag Susu Kental Manis dapat dibuat menjadi 9 gelas minuman susu yang lezat dan bergizi. Teknologi produksi susu yang terdepan di kedua pabrik Frisian Flag Susu Kental Manis di Indonesia, yakni di Ciracas dan Pasar Rebo Jakarta Timur, menghasilkan produk susu yang berkualitas dan tahan lama.

Mudahnya menyajikan adalah salah satu alasan Frisian Flag Susu Kental Manis disukai oleh keluarga Indonesia, baik sebagai minuman susu hangat atau dingin. Dengan 3 varian produk yakni Frisian Flag Kental Manis Gold, Frisian Flag Kental Manis Putih, dan Frisian Flag Kental Manis Coklat, Frisian Flag Susu Kental Manis dapat dinikmati keluarga Indonesia sebagai minuman, atau dengan makanan favorit mereka. Kemasan kaleng Frisian Flag Susu Kental Manis yang kuat dan mudah disimpan membuat kandungan susu tetap terjaga. 





Dalam ulasan tentang susu kental manis yang disampaikan oleh Pak Aryo, ada beberapa hal penting yang saya catat. Di antaranya, susu kental manis membutuhkan proses pasteurisasi lebih lama agar mengental. Gula dalam susu berfungsi mengikat air, juga sebagai pengawet alami. Jadi jangan khawatir, selama sesuai takaran, tidak akan berdampak buruk pada tubuh. Mikroba tidak bisa hidup di susu kental manis. Mikroba akan diproses dalam pemanas sehingga akan mati. Susu kental manis awetnya hanya 1 tahun.

Tentang inovasi, dulunya permukaan kaleng susu kental manis polos/ rata. Jika jatuh mudah penyok. Sekarang, permukaan kaleng dibuat berulir, tidak mudah penyok jika terjatuh atau terkena benda keras.  Dulu, diameter kaleng bagian atas sama. Jika ditumpuk, susunan kaleng dalam rak mudah jatuh. Sekarang, bagian atas kaleng dibuat mengecil. Sehingga jika ditumpuk tidak rubuh.

Dulu, tutup kaleng bagian bawah maupun atas dibuat rata. jika hendak dibuka, perlu benda tajam seperti pisau. Kalau saya, dibuka dengan pisau saja tidak bisa terbuka. Pisaunya harus dipukul dengan palu. Tapi sekarang, tutup kaleng susu kental manis lebih mudah untuk dibuka. Tinggal klik, tarik, dan tuang. Bentuknya mirip tutup kaleng minuman bersoda. Ada semacam kait. 

Dulu, kemasan susu kental manis hanya berupa kaleng. Kini, ada kemasan pouch 220 gram. Kemasan produk Frisian Flag Susu kental manis saat ini terdiri dari SCM Can 375 gram (BKM), SCM Can 375 gram (Cokelat), SCM Can 375 gram (Full Cream GOLD), SCM Pouch 220 gram (Cokelat), SCM Pouch 220 gram (Full Cream GOLD).

Kecil kalengnya tapi isinya kaya manfaat

MELIHAT PABRIK SUSU KENTAL MANIS 

Sebelum makan siang, kami diajak masuk pabrik untuk melihat proses pembuatan kaleng susu kental manis, pengisian, hingga pelabelan. Sebelum memasuki pabrik, kami dilengkapi dengan kostum berupa baju, sepatu, kaus kaki, penutup kepala, earplug, dan masker. Semua harus dipakai. Jika tidak, dilarang masuk pabrik.

Standar seragam pabrik sudah disesuaikan untuk peruntukkannya. Kami diajarkan terlebih dahulu tentang cara pemakaian seragam. Ada mbak dan mas dari FF yang memperagakan, bak pramugari di dalam pesawat. Kamera dan HP tidak diperbolehkan dibawa masuk pabrik. Karena itu kami tidak punya dokumentasi di dalam pabrik. Hanya sempat foto-foto pakai kamera sendiri sebelum berangkat masuk pabrik. Yang boleh bawa kamera saat itu hanya fotografer FF. 



Pakai kostum pabrik. Kayak dokter ya, dokter bedah pabrik :D

Perjalanan kami di dalam pabrik tidak lama. Pintu pertama yang biasa dimasuki oleh siapapun yang akan masuk pabrik, termasuk karyawan dan tamu, adalah ruang cuci tangan. Namanya pabrik makanan/minuman ya, mesti higienis kapan pun dan di mana pun. Setelah itu baru kami keliling. Kami tidak menyebar, melainkan berjalan beriringan di jalur yang sudah disediakan. Jalur tersebut mengantar kami dari satu bagian produksi ke bagian produksi lainnya. Mulai dari tempat pembuatan kaleng, pengisian, pelabelan, hingga area pendistribusian.

Mesin-mesin canggih memenuhi seisi pabrik. Suara-suara mesin berpadu dengan conveyor yang berjalan meliuk-liuk, naik turun, membawa kaleng-kaleng kosong, kaleng berisi, hingga kaleng-kaleng yang sudah dimasukkan ke dalam dus-dus. Jumlah pekerja dalam pabrik tentu tidak sebanyak mesin-mesin. Mereka yang ada hanya bertugas menjadi operator mesin, pengawas mesin, dan entah apa lagi. Yang lainnya menggunakan forklift untuk memindahkan dus-dus yang sudah berisi kemasan susu. Jadi, proses pengemasan susu dalam pabrik steril dari tangan manusia.

Memang tidak terasa, tahu-tahu sudah diujung, perjalanan selesai. Bertemu dengan tumpukan dus-dus yang siap dikirim ke distributor. Begitu cepat. Wajar jika dalam sehari pabrik bisa menghasilkan ribuan susu kental maupun cair dalam kemasan.

Teknologi canggih membuat proses produksi berjalan dengan cepat. Pabrik beroperasi 365 hari tanpa libur. Setiap hari 200 ton susu akan diolah di pabrik. 



kaleng-kaleng susu kental manis dalam dus sedang 'jalan-jalan' naik turun conveyor *Foto: Frisian Flag*


Semua dikerjakan oleh mesin, keluar mesin sudah dalam dus *Foto: Frisian Flag*

 
MAKAN SIANG, GAMES, DAN DOORPRIZE 

Usai bareng-bareng melihat pabrik, tiba saatnya makan siang. Tumpukan makan siang (chicken teriyaki), salad sayur, salad buah, telah tersaji di meja disediakan khusus untuk blogger. Kami bersantap bareng. 


Acara selanjutnya menyaksikan cara pembuatan ragam minuman dari susu kental manis. Ada tiga minuman yang dibuat oleh barista, yaitu Frisian Chocorock, Frisian Chillhood Crumbs, dan Frisian Chocomint Mojito. Menarik? Tentu. Jadi tahu kalau susu kental manis nggak hanya diminum dengan dicampur air hangat atau dingin saja, tapi bisa dibuat ragam minuman lainnya. 

Setelah selesai belajar membuat minuman dari susu kental manis, kami pun dibuatkan satu persatu sesuai minuman apa yang kami suka. Tenyata Frisian Chocorock paling banyak digemari.


Makan siang dulu sebelum lanjut acara berikutnya
 
makan siang dalam suasana santai kayak di pantai :D

Lihat, catat, potret :D


Cara asik menikmati susu kental manis, dibuat jadi beragam minuman enak


Chocorock, Chillhood Crumbs, dan Chocomint Mojito

Nah berikutnya baru acara ‘kocok nama’ buat memenangkan doorprize.  

 
MC Tyas, yang sejak awal memandu jalannya acara, sukses bikin suasana jadi heboh. Ada saja caranya untuk bikin kami tertawa dan merasa gembira. Yang dapat doorprize ternyata banyak. Wajar, karena hadiah yang disediakan memang banyak. Dari barang-barang seperti termos, blender, mixer, wajan, spatula, hingga voucher belanja.

Yang belum beruntung dapat apa? Tenang, semua blogger yang hadir tetap kebagian hadiah. Nih saya sebutin ya. 1 set Wajan+teflon+spatula+spons cuci, blender, tupperware, termos, mug, susu kental manis kemasan pouch, susu kental manis kaleng, dan susu kental manis kemasan sachet. Yang menang doorprize dapatnya double ya. Selamat semuanya. 



Para pemenang doorprize


Saya dan Arie juga dapat dong :))
Silaturahmi yang menyenangkan, pulangnya bawa banyak hadiah bermanfaat ^_^

Hadiah lainnya yang tak kalah berharga tentunya silaturahmi dengan sesama blogger. Ya, adanya acara ini telah mempertemukan saya dengan banyak teman blogger yang seru-seru dan asik-asik. 


Bahkan ada teman dari Cianjur yang saya kenal di dunia maya (sesama blogger) sejak 2009 lalu, tapi baru di Frisian Flag kami bertemu. Saya juga dipertemukan dengan blogger Jogja, yang selama ini hanya berinteraksi di medsos. Banyak bertemu kawan blogger lainnya juga, seperti dari komunitas Indonesian Food Blogger (IDFB) yang anggotanya jago-jago di bidang food dan food fotografi. 


Seru, senang, sehaaaaaat

Hari itu, Frisian Flag telah membuat kami bahagia.

Bahagia itu, katanya, sering mendatangkan efek sehat. Apalagi bila ditambah rajin minum susu. Manfaatnya banyak sekali untuk tubuh. Nah, ajak keluarga kita terus minum susu yuk. Biar badan sehat, hati pun bahagia. 







Untuk informasi lebih lanjut tentang Frisian Flag dan produk-produk terbaiknya, teman-teman bisa kunjungi alamat berikut ini:
- Website: www.frisianflag.com
- Facebook: frisian flag indonesia
- Twitter: susu_bendera
- Instagram: susu.frisianflag