Petualangan di Pulau Menjangan


Angin kencang dan ombak tinggi naik turun mengguncang kapal. Sesekali terpaannya membuat oleng keseimbangan. Untunglah ketegangan yang membuat ciut nyali tak berlangsung lama, daratan pulau telah terlihat dan menawarkan pemandangan yang memukau hati.
  
===

Pulau itu bernama Menjangan yang berada di wilayah Provinsi Bali. Untuk mencapai Pulau Menjangan harus menggunakan transportasi laut. Dinamakan Pulau Menjangan karena di pulau yang dahulunya tak berpenghuni ini terdapat banyak menjangan atau rusa, yang sayangnya ini populasinya kian menurun. Untuk melindungi habitat menjangan dari kepunahan dan tentunya untuk menjaga kelestarian alam serta kanekaragaman hayati Pulau Menjangan dan sekitarnya, akhirnya pemerintah melakukan usaha konservasi dengan menjadikannya sebagai Taman Nasional Bali.





Snorkeling Berteman Ombak
Saya mengira kapal akan merapat ke daratan, berlabuh, dan menurunkan kami. Nyatanya justru menghindari tepian pulau, menjauhi ramainya bule-bule yang sedang asyik menikmati snorkeling di spot mangrove. Kami di bawa ke tempat sepi yang jaraknya sekitar satu kilometer dari tepian pulau. Saya sangsi tempat itu dangkal.

“Di sini terumbu karang dan ikannya lebih beragam dan berwarna,” jelas Mas Dwi sesaat setelah kapal menurunkan jangkar. Setelah meloncat ke laut, saya menyadari bahwa pria yang telah berpengalaman menjadi guide di Pulau Menjangan itu memang tak keliru. Keindahan yang tersaji di dasar laut tak terperi. Menakjubkan.

Ada tiga spot snorkeling yang kami kunjungi di Pulau Menjangan, yakni Spot Mangroove Point, Spot Coral Garden, dan Spot Pos 2 yang merupakan spot terbaik di Pulau Menjangan. Spot mangrove adalah spot pertama yang kami tuju.

Seperti yang dijanjikan, spot mangrove memang sukses membuat saya berdecak kagum. Sayangnya, decak itu mesti diselingi dengan air laut yang terminum. Pasalnya ombak di spot ini tak begitu tenang. Sulit untuk berenang. Yang ada justru terseret arus. Bukan salah ombak, tapi salah kami memilih waktu.

“Kalau kalian sudah puas, kita pindah ke spot pos 2,” ucap Mas Dwi. Ajakan itu tak perlu ditawar lagi, sebab kami memang telah selesai di spot mangrove. Puas bisa snorkeling di spot Mangrove. Jadi awal yang bagus karena telah membuat mata jadi lebih segar dan hati lebih senang.

Apa yang disebut dengan spot pos 2, ternyata memang benar-benar spot terbaik di Pulau Menjangan. Keindahannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Air yang hangat dan jernih, dengan kekayaan bawah laut yang memukau. Ikan-ikan beragam jenis dan warna, tak kalah hebatnya dengan terumbu karang yang indahnya bak batu permata. Begitu menawan sehingga membuat jatuh cinta. 






Menjelajahi Pulau Menjangan

Keinginan untuk menikmati pemandangan bawah laut di spot 2 seperti tak ada habisnya. Ingin berlama-lama. Namun sang raja siang makin tinggi di singgasananya. Kami pun kembali ke kapal untuk meneruskan perjalanan.

Kapal bergerak menuju dermaga yang terletak di kawasan Kantor Resort Pulau Menjangan. Perjalanan mencapai dermaga tersebut ternyata tidak singkat. Kami mengelilingi lebih dari separuh luas pulau, melewati Pura Ganesha yang berada di atas tebing, tepat di pinggir laut.

Saat berlayar, kami berpapasan dengan kapal-kapal yang mengangkut rombongan wisatawan. Kebanyakan wisatawan asing. Laki-laki dan perempuan, dari yang muda hingga lanjut usia, bahkan ada yang membawa bayi. Ini menunjukkan bahwa Pulau Menjangan adalah destinasi kelas dunia. Mereka tak sekedar bermain-main di pantai, tetapi juga berenang, snorkeling, bahkan diving. 





Menjejak Pulau Menjangan
Angin berhembus agak kencang, ombak tak begitu tenang, kapal kami sedikit kesulitan merapat ke dermaga. Seorang awak kapal yang berusia paling muda mulai beraksi. Ia melempar tambang ke arah dermaga. Lemparannya tidak tepat, tambang itu tak juga tersangkut. Tiba-tiba terdengar bunyi benturan. Jedug! Rupanya kapal kami membentur kapal lainnya.

Kapten kapal berteriak memberi perintah. Suaranya membuat awak kapal yang lebih tua dan si anak muda itu seperti terkesiap, lalu berjuang keras melabuhkan kapal. Tali tambang besar dilempar sekali lagi. Hap! Berhasil tersangkut. Aksi heorik anak muda itu jadi hiburan tersendiri, ia bak pahlawan tak kesiangan.

Kami berloncatan keluar dari kapal. Semua barang berharga kami bawa turun. Tak ketinggalan dua kantong plastik besar berisi kotak nasi. Mas Dwi berpesan tegas kepada kami agar tak meninggalkan  bekas makanan dan minuman di pulau. 

Sengatan sinar matahari terasa tajam menusuk kulit. Kami berlari di jembatan, lalu berhenti di gerbang bertuliskan “Selamat datang di Pulau Menjangan. Taman Nasional Bali Barat.” Oh, akhirnya saya sampai di salah satu pulau impian.

Hanya ada tiga kapal yang sedang berlabuh di dermaga, termasuk kapal kami. Jadi siang itu kami tak sendiri. Pengunjung lain sudah tiba di pulau sejak pagi. Saat kami datang mereka justru baru hendak pergi meninggalkan pulau. Sama seperti kami, tujuan mereka ke sini untuk singgah makan dan pergi menjelajah pulau.

Jika pergi ke Pulau Menjangan, setiap orang harus membawa bekal sendiri. Tak ada penjual makanan dan minuman di pulau ini. Itu sebabnya kami sudah menyiapkannya sejak berangkat dari Watu Dodol, Banyuwangi.

Tak jauh dari gerbang masuk pulau terdapat bangunan bercat hijau yang merupakan balai Taman Nasional Bali Barat. Berfungsi sebagai kantor resort Pulau Menjangan. Ada dua gazebo di kiri dan kanan jalan setapak yang menghubungkan dermaga dengan balai tersebut. Di gazebo itulah kami duduk untuk makan siang. 






Saat mulai membongkar kotak nasi, saya baru menyadari ada seekor menjangan di dekat kami. Spontan saya berhenti membuka kotak nasi. Mengambil kamera, dan membidik hewan cantik itu. Bulunya yang kecoklatan, tampak berkilau diterpa cahaya matahari. Dua belahan kelapa yang tergeletak di atas semen, lahap di santap oleh si menjangan. Momen tak biasa. Saya pun mengabadikannya lewat lensa kamera.

Di dekat gazebo ada pura, tempat sembahyang umat hindu. Kecil saja, tak mirip candi yang tinggi dan berundak-undak. Di samping pura ada jalan setapak kecil tapi panjang. Saya tak tahu di mana ujungnya. Di sebelah jalan setapak ada semacam lapangan terbuka. Rumput dan ilalang tumbuh di atasnya. Tampak kering dan kerontang. Kemarau membuat dedaunan hijau berubah kecoklatan.

Cuaca panas tak membuat kami diam saja di bawah pepohonan. Pantai dan laut biru menanti untuk dijamah. Usai makan kami berlarian mendekati pantai. Menjejakkan telapak kaki di atas pasirnya yang berwarna putih. Daratan pulau di seberang menjadi latar pemandangan. Pun gunung-gunung yang menjulang di kejauhan. Tempat ini sarat keindahan, tenang, dan menentramkan. Jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Segala penat seperti sirna di telan ombak yang tak pernah berhenti mencucupi bibir pantai.






Mutiara di Ujung Barat Pulau Bali
Pulau Menjangan dikenal sebagai wall diving terbaik di Bali. Memiliki taman bawah laut yang sangat cerah dan penuh warna sekaligus kaya biota laut. Pulau ini dikelilingi terumbu karang yang ditandai dengan drop off sedalam 60 meter dan formasi batuan yang kompleks. Formasi batuan tersebut membentuk sejumlah gua-gua besar dan kecil yang menjadi habitat bagi terumbu karang, karang lunak, kerapu besar, dan belut moray.  Di gua-gua kecil, kakap kecil dan batfish banyak terlihat hilir mudik.

Dasar laut pulau Menjangan kaya akan barrel sponges dan sea fans yang bahkan dapat mencapai ukuran yang sangat besar.  Kedalaman laut dan aliran arus yang tenang menjadikan taman bawah laut sekitar Menjangan adalah tempat hidup bagi tuna, gerombolan jackfish, batfish, angelfish, penyu laut, bahkan hiu.

Pada kedalaman sekitar 45 meter, terdapat titik menyelam Anchor Wreck. Sesuai namanya, terdapat bangkai kapal lengkap dengan jangkarnya yang sudah berkarat. Lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Anker atau Kapal Budak.

Di bagian barat Pulau Menjangan terdapat titik penyelaman yang disebut-sebut sebagai tempat menyelam terbaik di Pulau Menjangan. Eel Gardens namanya. Sesuai namanya, di kawasan ini terdapat sejumlah besar koloni garden eel dan sea fans.  Penyelaman biasanya dimulai dari dinding di kedalaman sekira 40 meter yang kaya gorgonia dan jenis biota atau tumbuhan laut lainnya. Kawasan ini juga tenar sebab pesona pasirnya yang putih berkilau di tepi garis pantainya.

Surga bagi para makro-fotografer, video-operator, dan ahli biologi kelautan, adalah titik penyelaman Secret Bay. Terletak di dekat pelabuhan Gilimanuk, kawasan penyelaman ini memiliki dasar laut berupa pasir vulkanis (berlumpur) berwarna abu-abu dan merupakan habitat bagi biota laut yang langka dan endemik. Kawasan ini adalah rumah bagi banyak kuda laut dengan beragam jenis, seperti dragonets, ghostpipefish, nudibranch, lionfish, udang laut, belut pita, dan lain sebagainya.

Dengan keindahan taman laut yang mempuni, air jernih dan tenang, jenis ikan hias beragam, serta palung laut dengan keindahan terumbu karang beragam, Pulau Menjangan memang layak dijadikan sebagai spot diving paling populer di Bali. Bagi siapapun yang menyukai wisata snorkeling dan selam, mengagendakan tour ke pulau cantik ini tentu sebuah keharusan. 




Snorkeling Jelang Petang
Setelah dua jam menikmati suasana daratan Pulau Menjangan, kami kembali ke kapal untuk berlayar menuju spot snorkeling terakhir yaitu spot coral garden. Spot ini menjadi penutup sempurna snorkeling kami di Pulau Menjangan. Keindahan yang saya saksikan di tempat ini melipur sedih atas waktu yang terasa begitu singkat. Ikan-ikan seperti menari, tak peduli ditonton oleh kami. Segala rupa terumbu karang, mengundang rasa takjub yang seolah tak pernah ada habisnya.

Waktu seakan begitu cepat berlalu. Jelajah perairan Pulau Menjangan berakhir. Kapal mesti kembali melaju mengarungi lautan, pulang ke Watu Dodol. Di atas kapal, kami tak lagi banyak bicara. Diam dalam gigil. Tapi yang pasti, ada berbongkah-bongkah pengalaman yang kami dapat. Semua terpatri indah di hati, di bawah langit senja yang kemerahan.

Saya memandang ke belakang, ke Pulau Menjangan yang makin lama terlihat makin kecil. Seketika seperti ada rasa yang tertinggal, serupa rindu yang berpucuk sebelum pohon jarak itu tumbuh. Lirih saya berucap dalam hati, “Sampai jumpa lagi Pulau Menjangan”.





*Artikel ini pernah dimuat sebanyak 4 halaman di Majalah Paras No.144/Tahun XII/Oktober 2015
*Semua foto dokumentasi pribadi Katerina kecuali foto underwater (diposting atas seijin Andrie Potlot*


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

6 komentar

  1. Ah senang nya selalu masuk majalah hehehe

    BalasHapus
  2. Subhanallah indah banget pemandangan bawah lautnya, semoga kelak aku bisa melihat langsung.

    BalasHapus
  3. Jadi kangen pengen ngetrip bareng kalau liat ini. ira

    BalasHapus
  4. Menjangan bawah lautnya emang keren banget, betah kalau berendam di sana.

    BalasHapus
  5. Waaah.. Sampe masuk majalah.. Kereen..

    BalasHapus
  6. Indonesia emang keren ya mbak, punya banyak tempat indah. Harus didatengin nih Pulau Menjangan.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!