Watu Dodol, Permata di Ujung Timur Pulau Jawa


Watu Dodol, pantai yang menjadi ikon taman wisata di Banyuwangi ini menarik minat saya karena kelebihannya yang tak dapat dipandang sebelah mata. Mulanya saya menjadikan Watu Dodol sekedar sebagai tempat singgah sebelum menyeberang ke Pulau Menjangan Bali. Namun ternyata banyak hal menarik yang saya temui di sini. Selain matahari terbit, patung Gandrung dan pantainya yang indah, pulau Bali pun terlihat dari tempat ini.

Pantai Watu Dodol terletak di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, tepat berada di perlintasan jalur Banyuwangi - Situbondo. Hal tersebut membuat Watu Dodol mudah diakses sehingga keindahan alam di tempat ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan maupun warga sekitar Banyuwangi. Tak heran jika Watu Dodol juga kerap digunakan untuk tempat istirahat para pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Namun yang lebih penting lagi, Watu Dodol  memiliki pemandangan yang indah ketika dinikmati pada sore hari dan pagi hari.
 
Pemandangan pagi di hotel Watu Dodol

Spot motret sunrise biasanya di sini

The Sunrise of Java

Julukan The Sunrise of Java yang dilekatkan pada Banyuwangi memang tak keliru. Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini menawarkan panorama matahari terbit yang memukau. Menginap di kawasan Pantai Watu Dodol menjadi pilihan tepat. Selain dapat menyaksikan matahari terbit di atas laut, juga dapat langsung jalan-jalan menyusuri keindahan pantai Watu Dodol.

Ada cukup banyak penginapan di sekitar pantai Watu Dodol. Harga bervariasi tergantung fasilitas. Beberapa resort bahkan mempunyai view laut dan pulau Bali. Salah satunya adalah Hotel Watu Dodol. Hotel ini menghadap ke tepi pantai sehingga saya dapat menikmati indahnya matahari terbit dengan latar belakang pulau Bali.

Saya tidak membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk menyaksikan sunrise di Watu Dodol. Cukup berdiri di depan kamar penginapan, maka keindahan langit pagi langsung terlihat. Saat saya berada di sana cuaca sedang bagus, sang surya pun menunjukkan wajahnya menyerupai bentuk lingkaran yang bulat utuh berwarna kuning. Matahari merekah dari balik horizon, tepatnya di balik Selat Bali. Putih, kuning, orange, merah, biru, bahkan jingga terhampar di angkasa seolah Sang Pencipta tengah melukis cahaya di kanvas langit. Allah SWT seperti sedang mengingatkan manusia dengan cara yang indah.

Usai menyaksikan matahari terbit dari penginapan, saya berjalan kaki sekitar 1 km ke pusat Watu Dodol dimana terdapat patung gandrung yang terletak di atas bangunan mirip mercusuar dengan tulisan “Selamat Datang di Kabupaten Banyuwangi”. Di tempat inilah para wisatawan banyak mengambil gambar. Terutama saat matahari mulai terbit. 

Watu Dodol (batu seliat dodol) di tengah jalur Banyuwangi-Situbondo


Batu Besar di Tengah Jalan
Dinamakan Watu Dodol karena terdapat sebuah batu besar di tengah jalur Banyuwangi-Situbondo. Mempunyai diameter sekitar 15 meter dan tinggi lebih dari 10 meter. Berwarna gelap dengan tekstur padat dan sangat keras. Bentuknya menyerupai kue dodol. Berusia ratusan tahun dan bermukim di wilayah Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara.

Batu yang menjadi ikon keberadaan obyek wisata Watu Dodol tersebut memiliki keunikan cerita. Sudah beberapa kali dicoba dipindahkan, digulingkan ataupun dihancurkan dengan berbagai cara seperti ditarik kapal dan diledakkan, tetapi tak membuahkan hasil. Batu tersebut tetap tidak bergeming dan kabarnya malah kapal yang menariknya tenggelam. Hal inilah yang membuat batu yang berada 15km di sebelah utara kota Banyuwangi itu disebut dengan nama ‘watu dodol’ atau batu yang liat dan keras.

Jika turun ke area pantai, akan ditemukan sumur air tawar. Konon air dari sumur ini diyakini khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga oleh penduduk sekitar dibuatkan pembatas dari batu dan dibangun seperti sumur. Bagi yang ingin mengambil airnya bisa menggunakan timba.

Keunikan lainnya adalah batu karang yang bentuknya berbeda dengan batu karang kebanyakan. Di sini batu karang berwarna hitam mengkilap dan sangat keras. Tumbuhan kaktus juga banyak ditemukan tumbuh di sekitar bebatuan. Di samping pesona keindahan dan mistik, Watu Dodol juga menyimpan catatan sejarah yang menarik. Watu dodol adalah pintu gerbang ke wilayah paling timur pulau jawa. Bala tentara biasa masuk dari sini menuju ke selatan (jember) atau ke arah barat (Situbondo).

Tanggal 14 April 1946, Belanda pernah ingin mengadakan percobaan pendaratan di Ketapang, tapi berhasil dihalau oleh tokoh masyarakat Banyuwangi. Ketika Belanda akan mencoba mendarat di pantai Meneng dan pelabuhan Ketapang, pada 20 Juli 1947, Belanda kembali gagal, karena mendapat perlawanan meriam yang gigih dari pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayor R. Abdul Rifai. Esoknya, Belanda kembali merebut Watu Dodol dengan mengerahkan pesawat tempur, tapi kembali terpukul setelah kapal mereka berhasil ditenggelamkan.
 
Nyiur melambai di tepi pantai

Pulau Bali di latar belakang

Bareng konco-konco di Hotel Watu Dodol

Wisata Pantai
Selain menikmati indahnya panorama laut, pengunjung juga dapat mendaki bukit yang letaknya hanya berseberangan jalan. Di bukit ini telah disediakan track untuk dilewati oleh pengunjung. Sesampai di atas bukit, pengunjung dapat melihat panorama selat Bali yang lebih luas dan indah. Di samping itu, diatas bukit terdapat dua bunker yang dibangun dan dipakai pada masa pendudukan jepang (1942-1945).

Watu Dodol memiliki sarana wisata yang cukup memadai berupa hotel dan rumah makan. Biasanya hotel juga menfasilitasi untuk kebutuhan wisata air seperti snorkling, diving, fishing, jet ski dan glass bottom boat. Rumah makan di Watu Dodol menyajikan berbagai hidangan laut hasil kekayaan laut Watu Dodol. Selain seafood, kuliner tahu petis banyak jadi incaran. Terdapat pula kios-kios souvenir yang menyediakan barang-barang kerajinan tangan berbahan baku kerang dan bebatuan laut.

Bagi yang ingin menikmati keindahan bawah laut ataupun menyalurkan hobby memancing, di sini terdapat perahu nelayan yang bisa disewa. Pemandu wisata juga tersedia apabila diperlukan. Atau cukup berjalan menyusuri Pantai Watu Dodol, bermain atau mandi air laut, dan setelahnya bisa menikmati es kelapa muda yang banyak dijual oleh para pedagang di sepanjang pantai.

Ketika air surut pengunjung bisa menuruni tebing yang berada di sebelah timur Watu Dodol, persisnya di bawah patung gandrung yang merupakan mascot sekaligus tarian tradisional yang sering digelar di Banyuwangi. Pada hari-hari tertentu di kawasan watu dodol digelar lomba perahu layar sebagai rangkaian dari upacara petik laut atau pestanya para nelayan sebagai ucapan syukur atas hasil laut yang diperoleh selama setahun. 


Toko souvenir

Banyak warung makan

aneka souvenir berbahan baku kerang

Tahu Petis Watu Dodol

Akses ke Watu Dodol
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa.  Secara geografis Banyuwangi berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Banyuwangi memiliki wilayah yang cukup beragam, mulai daratan rendah seperti pantai sampai daratan tinggi seperti pegunungan dan daerah perkebunan di bagian selatan.

Keberagaman wilayah dari dataran rendah sampai dataran tinggi juga yang menyebabkan sebagaian besar wilayah Banyuwangi memiliki keindahan alam yang dijadikan sebagai tempat wisata, seperti taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, Air Terjun Wonorejo, Perkebunan dan Air Terjun Kali Bendo, Rawa Bayu, Watu Dodol, dan lain-lain.

Untuk mencapai kawasan wisata Watu Dodol sangatlah mudah karena posisinya di jalan lintas provinsi, yakni menggunakan bus antar kota jurusan Surabaya-Banyuwangi atau naik kereta dari stasiun Gubeng Surabaya menuju stasiun Banyuwangi Baru, kemudian lanjut dengan kendaraan antar desa. Dari Stasiun Banyuwangi Baru naik bus arah Situbondo. Apabila dari arah Bali, setelah dari pelabuhan penyeberangan Meneng-Ketapang jarak Watu Dodol sekitar 2 km menggunakan ojek, angkutan antar desa, atau bus yang menuju arah Situbondo.
 

Penari Gandrung, salah satu ikon wisata Watu Dodol



*Semua foto dokumentasi Katerina 


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

17 komentar

  1. Masya Allah, cantik banget sunrisenya, Mbak Rien....

    BalasHapus
  2. Apik, padat berisi... informatif dan sangat menarik... :)

    BalasHapus
  3. MasyaAllah indahnya ..saya belum pernah ke Banyuwangi untuk wisata, dulu cuma numpang nyebrang ke Bali hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya baru kali ini ke Banyuwangi, mbak. Itupun tadinya bukan untuk tujuan berwisata di Banyuwangi, melainkan ke Pulau Menjangan Bali. Berhubung kami menginap di Banyuwangi, otomatis kami jadi melihat Banyuwangi bagian Watu Dodol ini :)

      Hapus
  4. Ya ampuuunn keren bangeeett yaaaa. Itu private beach hotel atau orang luar bebas menikmati area sekitar hotel?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di Hotel Watu Dodol private beach mbak. Tapi tak jauh dari hotel banyak pantai yang bisa dinikmati oleh umum :)

      Hapus
  5. Foto-foto sunrisenya kerennnn banget...
    Mau dong diajari ilmu fotografinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Emi. Saya juga masih dalam keadaan belajar. Yuk belajar bareng :)

      Hapus
  6. Aku ke Watu Dodol malah nyebrang ke Pulau Menjangan ehehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami juga nyebrang ke Pulau Menjangan, mas :D

      Hapus
  7. Halo mbak Katerine. Cantik sekali hasil jepretannya. Oya, mbak, itu penarinya beneran naik ke bangunan gitu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, mbak. Terima kasih. Iya mbak, di atas bangunan. Tapi itu hanya patung :)

      Hapus
  8. Sunsetnya kereen bangeet, dududu... makin kangen mantai akuuu

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!