Seruput Kopi di Ranah Kopi


Bukan tanpa sebab saya datang ke Kafe & Resto Ranah Kopi pada hari Sabtu 18/4/2015 lalu, melainkan untuk mengikuti kelas Menulis Kisah Perjalanan bersama Anida Dyah (penulis Under The Southern Stars), yang didukung oleh Gagas Media dan Akademi Berbagi. Kedatangan saya di kelas ini tak hanya membuat saya mendapatkan ilmu menulis, atau bertemu kembali dengan Talitah Zahra (dari Scarf Magazine), tetapi juga bertemu untuk pertama kalinya dengan mbak Oka Aurora.
 

Siapa mbak Oka Aurora? Beliau penulis skenario film Strawberry Surprise (SS) dan film Ada Surga di Rumahmu (ASDR). Saya kenal nama mbak Oka dari kedua film itu. Saat ASDR tayang, saya punya kesempatan bertemu mbak Oka di acara preview film ASDR. Sayangnya, pertemuan itu gagal. Namun akhirnya, di sinilah tempat saya berjumpa pertama kali dengan mbak Oka, di Ranah Kopi, kafe milik suami mbak Oka.
 

Talita Zahra & Oka Aurora

Sebetulnya, tanda-tanda akan berjumpa mbak Oka itu sudah ada sejak pertama saya memasuki kafe. Stand banner Film Ada Surga di Rumahmu yang berdiri di pojok kanan depan kafe dan banner film Strawberry Surprise di pojok tangga menuju lantai 2, sudah membuat saya bertanya-tanya. “Yang dipajang kok banner film, kenapa bukan banner Akademi Berbagi atau banner bergambar buku Under The Southern Stars?” Namun, beberapa saat kemudian muncul satu nama di benak saya: Oka Aurora!
 

Stand banner film Ada Surga di Rumahmu

Banner film Strawberry Surprise
Dan benar, ada mbak Oka. Walau belum pernah berjumpa, saya bisa mengenalinya. Saat itu kami tak langsung bisa saling menyapa karena tempat duduk kami berjauhan. Seusai workshop baru bisa ngobrol. Di akhir obrolan, saya minta ijinnya untuk meliput isi kafenya. Lumayan kan, selain membawa pulang ilmu menulis, juga bisa bawa pulang bahan tulisan! Hehe. 


Oh ya, tentang kelas Menulis Kisah Perjalanan, nanti saya tulis di postingan tersendiri.

Konsep Vintage
Feels like home. Itulah kesan yang ingin diberikan Ranah Kopi. Atmosfir jadul dari sejumlah perabot yang jauh dari kesan brand new berpadu dengan interior bernuansa modern, memberikan nuansa kafe yang tak biasa.
 

Kamera jadul dan buku-buku Kopi

TV & Teko lawas

Keberadaan TV model jadul, Teko jadul, kamera analog jadul, serta beberapa barang jadul lainnya, mendukung konsep vintage yang diusung oleh kafe ini. Di lantai dasar, perabot lawas yang merupakan barang bekas tersebut telah disulap menjadi pajangan cantik bak butik. Banyak hal yang berhubungan dengan kopi, baik dalam bentuk gambar, tulisan, maupun buku, menjadi pajangan ruang kafe. Ada yang di gantung di dinding, ada pula diletakkan di atas meja.

Tempat barista meracik kopi terletak di lantai dasar, di sisi kiri dekat pintu masuk. Dari sofa yang saya duduki, saya bisa melihat barista beraksi meracik kopi dengan espresso machine. Stoples berisi biji-biji kopi yang diberi nama sesuai nama daerah asal kopi, berderet di atas sebuah meja, disebelah meja kasir. Uniknya, itu bukan meja biasa, melainkan sebuah TV yang besarnya seluas meja kerja saya di rumah. Ya, TV jadul yang bentuknya seperti bufet, terbuat dari kayu, dan dijadikan sebagai meja tempat meracik kopi. 






Di lantai 2 ada table ukuran kecil dipasangkan dengan kursi tinggi menghadap langsung ke arah jendela, memperlihatkan pemandangan Jalan Raya Margonda.  Cahaya alami menerobos masuk melalui jendela yang terbuka, menjadikan suasana terasa lebih hangat. Sofa-sofa empuk dan kursi-kursi beraneka gaya memenuhi ruangan, tempat penikmati kopi bersantai sambil mengudap hidangan kesukaan.
Lantai 2
Lantai 2

Kopi Istimewa Cita Rasa Khas Indonesia
Keistimewaan Ranah Kopi ada pada berbagai kopi hitam khas Indonesia yang ditawarkannya, yaitu Robusta Java, Special Blend, Kopi susu, dan 9 jenis kopi Arabica, yakni: Kopi Aceh Gayo, Kopi Mandailing, Kopi Sidikalang, Kopi Lintong, Kopi Toraja, Kopi Bali, Kopi Priangan, Kopi Flores, Kopi Papua. Semua black coffee tersebut dapat dipesan dengan 6 variasi penyajian, yaitu: tubruk, french press, pour over, Vietnam drip, dan iced.

So, pastikan ketika memanggil waiters, salah satu dari bermacam single origin coffee tersebut tak luput dari pesanan, khususnya Kopi Priangan yang menjadi Indonesian Speciality dari Ranah Kopi. Harga black coffee mulai dari Rp 11.000-19.000
 

Espresso

Ranah Kopi juga menawarkan sajian kopi modern yang tidak kalah unik. Berbagai pilihannya adalah Espresso, Double Espresso, Americano, Cappucino, Caffe Latte, Caffe Mocha, Hazelnut Latte, dan Affogato. Saat barista membuat Hazelnut Latte (signature dish Ranah Kopi), saya mendekat untuk melihat proses pembuatannya. Ternyata, secangkir kecil espresso dibuat dari 10 gram biji kopi. Rasanya sangat pahit, namun bisa ditambahkan gula sesuai selera jika ingin manis. Kisaran harga dari espresso based ini adalah Rp 15,000-19,000.

Indonesian Speciality

Aneka kopi yang ditawarkan akan semakin terasa kenikmatannya ketika diminum bersama kudapan. Untuk main course, ada spaghetti bolognaise smoked beef/chicken katsu, Aglio olio smooked beef/chicken katsu, dan fettuccini carbonara. Harga mulai Rp 27.000-29.000. Untuk masakan khas Indonesia ada mie goreng, mie rebus dan nasi goreng. Harga mulai dari Rp 19.000-27.000. Untuk side dish & dessert, ada tiramisu, banana crispy chocolate, banana split, french fries, velvet pancake ice cream, siomay, indomie rebus/goreng, roti gandum bakar, pisang bakar keju, pisang goreng keju. Harga berkisar Rp 13.000-19.000
 


Ayo ke Ranah Kopi
Ketika ingin mengusir penat dari rutinitas yang padat, maka Ranah Kopi bisa jadi salah satu tempat alternatif untuk sejenak ‘melarikan diri’ dari kesibukan. Konsep interior Ranah Kopi yang homey, belum lagi ditambah semerbak harum kopi, memicu produksi hormon endorfin dalam tubuh, menghasilkan rasa rileks.

Saya sendiri, terus terang bukanlah seorang peminum kopi. Dalam artian begini, ketika tidak ada kopi, saya tidak mencarinya. Namun ketika terhidang, saya akan meminumnya sampai habis. Di sini, tanpa memesan kopi pun masih bisa menikmati minuman lainnya. Ada green tea latte, iced lychee tea, rosella tea, lemon tea dan classic tea.
 



Siapa pun, bisa ajak kerabat dan rekan untuk meeting, arisan, kumpul-kumpul santai, atau kumpul untuk acara review/bedah buku, kelas kepenulisan, dll, di Ranah Kopi. Ruang di lantai 2 dapat digunakan untuk kegiatan seperti itu. Kapasitas di lantai 2 bisa untuk 30-35 orang.

Sudah menikmati secangkir kopi hari ini? Ayo mampir ke Ranah Kopi. Buka setiap hari dari pukul 10.00 s/d 23.00 WIB
 


Tentang Ranah Kopi

Misi :
-Mempopulerkan kopi lokal yang fresh, berkualitas, sehat dan menyehatkan.
-Menjadikan Ranah Kopi sebagai rumah kedua pelanggan
-Membuat pelanggan lebih bahagia saat meninggalkan kafe.

Arti nama
Ranah: wilayah, daerah, tanah.
Ranah Kopi: mengasosiasikan bahwa Indonesia adalah tanahnya kopi, karena terdapat banyak kopi dengan beragam jenis dan karakter.

Ranah Kopi
Jl. Margonda Raya no. 489, Depok
HP/SMS/WA: 083878267130
Twitter: @RanahKopi
Facebook: Ranah Kopi
Website: www.ranahkopi.com


(*)

*Semua foto dokumentasi pribadi*

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

19 komentar

  1. Tempatnya cozy, Mbak Rien... Aku juga gak nolak kalau ditraktir minum kopi di sini... hihihihi

    BalasHapus
  2. sebagai salah satu penggemar kopi, membaca postingan ini sangatlah menggoda.
    arghhhh :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Kalau sudah tak tahan lagi sama godaannya, silakan mampir ke Ranah Kopi :D

      Hapus
  3. Suasananya homy yaaaaaaaaa..... ada beragam jenis kopinya juga,
    paduan suasana n kopi yg bikin tempat ini masuk list. :-)
    Mangat that! :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoha. Mampirlah kalau sedang lewa-lewat Margonda Depok yeah :D

      Hapus
  4. Pas banget! Aku baca tulisan asik ini sambil nyeruput secangkir kopi Toraja, oleh-oleh dari temen yang baru mudik :) Suasana Ranah Kopi asik banget ya, mbak... suka ama kesan vintage dan nuansa homey-nya.. Bisa betah aku ngopi-ngopi cantik di situ sambil ngemil :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wew mantap euy nyeruput Kopi Toraja. Pas banget nih.
      Asyik mbak, ngopi sambil nyantai2 or ngobrol2. Ngebayangin kita satu grup duduk di sini, ngobrolin ke'matrek'an hahaha

      Hapus
  5. Sama Mbak, aku juga bukan kopi addict, tapi kalau ada kopi ya disruput juga. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ga biasa tapi suka, mungkin begitu tepatnya ya mbak.

      Hapus
  6. Suka dengan perabot jadulnya. Aiih ceretnya mengingatkanku angkringan HIK di Solo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi mbak Tatit, salam kenal. Terima kasih sudah mampir. Owh, ada ya ceret serupa. Mampir ke Ranah Kopi biar bisa ngopi sambil liat2 ceretnya :D

      Hapus
  7. Aku Suka Kopi, Bisa Buat Referensi nich

    BalasHapus
  8. Ngga begitu mahal ya Mbak... :')
    Di Depok toh, deket kampusku, tapi ngga pernah liat. Atau dasar emang ngga anak gawl Margonda sih hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terjangkaulah pokoknya :D Mungkin karena terlalu gaul :))

      Hapus
  9. Aku ngak suka kopi, apapun bentuk nya dan rasa nya kok yaa kurang bisa menikmati enak nya dimana hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha memang tergantung masing-masing orang sih ya

      Hapus
  10. mbak mau tanya di ranah kopi ada colokan gak? kalo2 mau ngerjain tugas sambil laptopan gitu hehe

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!