Liburan Seru di Taman Budaya Sentul City



Sejenak pergi dari hiruk pikuk Jakarta dengan membawa keluarga ke tempat yang nyaman dan seru di Sentul City. Bersenang-senang dan merasakan suasana berbeda sambil menikmati aneka makanan yang membuat suasana jadi lebih mengasyikan.

Nyaman dan asri. Kesan itu yang saya dapat begitu memasuki kawasan Sentul City. Jalan lebar beraspal mulus yang dilengkapi dengan trotoar bersih, lajur khusus sepeda, pohon-pohon tinggi dan rindang, kontur perbukitan yang menarik, serta puncak-puncak bukit di latar belakang, menyambut kehadiran saya dan keluarga.

Alhamdulillah hari sangat cerah. Langit berwarna biru berhias gerombolan awan putih cemerlang, dan matahari pun bersinar hangat. Meskipun sudah memasuki kawasan Bogor yang terkenal dengan udaranya yang sejuk, namun udara di Sentul City pagi itu tidak demikian. Pukul 8 pagi udara mulai terasa panas. Keberadaan taman di sekitar kawasan, serta deretan ratusan pohon tinggi berdaun lebat itulah yang memberikan udara segar dan membuat suasana menjadi teduh.

Kawasan Taman Budaya

Selain sebagai kawasan hunian bernuansa pegunungan yang memiliki fasilitas lengkap, Sentul City juga merupakan kawasan pariwisata yang ramai dikunjungi. Jungleland - Adventure Theme Park adalah salah satu ikon pariwisata terkenal di Sentul. Sebelum Jungleland, Sentul telah lebih dulu termashyur sebagai sirkuit balap mobil dan motor tingkat dunia.

Ada banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di Sentul, di antaranya: Jungleland, Air Terjun Bidadari, Pasar Ah Poong, Taman Patung & Taman Bambu Ecoartpark, Bellanova Country Mall, Hutan Pinus Gunung Pancar, Alam Fantasia, Pemandian Air Panas Gunung Pancar, Science Garden, dan Taman Budaya Sentul City.

Di antara sekian banyak tempat wisata tersebut, Taman Budaya menjadi pilihan kami. Alasannya tak lain karena Humayra -anak saya- ingin naik kuda. Di Taman Budaya memang tersedia fasilitas berkuda, baik untuk anak-anak, maupun orang dewasa. Namun, berkuda bukanlah satu-satunya aktifitas yang bisa dilakukan di Taman Budaya. Ada banyak aktifitas seru dan menarik lainnya yang bisa dilakukan dan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
  
Playground
Becak mini

Taman Budaya - Funtastic Adventure
Taman Budaya terletak di kawasan Sentul City, didirikan pada tahun 1994 di bawah manajemen PT. Gunung Geulis Elok Abadi. Taman ini berdiri di atas lahan seluas lebih dari enam hektare, lengkap dengan lahan hijau yang ditumbuhi berbagai pohon dan tanaman. Dikelilingi pemandangan empat gunung, yakni Gunung Geulis, Gunung Pancar, Gunung Gede, dan Gunung Salak, serta satu bukit, Bukit Hambalang.


Selain pemandangan yang menarik, Taman Budaya juga menyediakan area seluas 3000m2 berupa lapangan luas bernuansa alam. Lapangan ini mampu menampung hingga 2000 orang dan dapat digunakan untuk berbagai kegiatan seperti corporate/family gatheringcommunity outing, party, product launching, entertainment event, bazzar dan lain-lain. 

Saat lapangan tidak digunakan untuk berbagai kegiatan, biasanya dimanfaatkan untuk bermain layangan. Sementara di sisi lapangan, beberapa orang tua berkumpul menikmati makanan sambil bercengkerama dan mengawasi anaknya yang sedang bermain.

Selain restoran, di pinggir lapangan juga terdapat wahana flying fox, jalur untuk berkuda, playground, dan hotel.


Berkuda

Berkuda

Dengan tujuan menjadikan "Sentul City, One Stop Destination With Fun And Learning Experience", Taman Budaya menawarkan empat pusat kegiatan wisata yang menarik dan inovatif, yaitu:
  1. Adventure Center : Outbond Andventure (kids & adult), team building, fun games, Ekowisata-Sahabat alam (air terjun/hutan pinus/kawah), camping experience dewasa & program anak.
  2. Culture Center : Traditional dance, tradisional music bamboo (angklung), clay making, painting (on t-shirt, bag, kite, lampion, dll)
  3. Facility Center : Lapangan Nuansa Alam, Meeting rooms/multifunction facility), guest house, hotel, foodcourt, restaurant, spa dan reflexy.
  4. Green Center : Wisata budaya, live in.
Berbagai aktivitas liburan dan rekreasi tersebut tersedia lengkap dalam satu area. Asyik, jadi tidak perlu loncat sana sini pindah tempat. 

"Humayra....tarik layangannya.."
"Siap, Mama."

"nanti kejar layangannya ya."

Tanjakan kecil di sebelah kanan itu adalah atap kamar hotel Neo
Di dekat lapangan ada penjual layangan. Layangannya laku keras diserbu pengunjung. Satu layangan dijual seharga Rp 25.000,- Ukurannya besar, ada ekornya, dan macam-macam gambarnya. Humayra memilih karakter kupu-kupu. Katanya, seekor kupu-kupu seharusnya terbang tinggi.

Lapangan Taman Budaya memang asyik, banyak angin. Semua layangan yang dimainkan mudah terbang tinggi. Humayra girang bukan main. Saking senangnya, dia bermain sampai berjam-jam. Kalau tidak dihentikania akan terus bermain. Perlu usaha keras untuk membujuknya.

Setelah puas bermain layangan, ia pindah main perosotan, naik becak, naik kuda, dan main guling-gulingan di rumput. Anak-anak kalau sudah ketemu tempat seperti ini seperti tidak mau berhenti bermain. Kadang sampai lupa dengan rasa lapar dan haus.
wahana flying fox

Bermain trampoline
Paket Wisata
Taman Budaya menyediakan paket wisata yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Harganya bervariasi. Minimal peserta paket 30 pax.
  • Outbound Kids Package Rp 270.000 / pax : 11 games+mini games, Instructor, souvenir, insurance, lunch box, welcome drink
  • Smart Kids Package Rp 350.000 / pax : Outbound kids, instructor, choose program (clay making/batik/t-shirt/painting), welcome drink, lunch box.
  • Wisata Budaya Rp 200.000 / pax : Traditional Games+Flying fox, membuat wayang dari batang singkong, melukis layang-layang/membatik, lunch box 1x+welcome drink, instructor, membuat belalang dari janur.
  • Kids Army Rp 250.000 / pax : Program Kids Army, T-shirt kids army, lunch, welcome drink, medali (pemenang), instructor,
  • Camping package Rp 450.000 / pax : tent & camping equipment, meals 4x, outbound, fun games, coffee break 2x, api unggun, instructor.
  • Trekking Package Rp 350.000 / pax : Trekking to waterfall+(fungames+flying fox), instructor, welcome drink, lunch box, insurance.
  • Outbound Adults package Rp 350.000 / pax : Outbound 7 obstacle+fun games, instructor, insurance, lunch buffet, coffee break 2x.
  • Team Building Package Rp 370.000 / pax  : team building program+flying fox, instructor, coffee break 2x, insurance, lunch buffet, certificate.
  • Paintball Package Rp 500.000 / pax : Paintball+50 bullets, fun games/outbound, instructor, insurance, lunch buffet, coffee break 2x.
  • Outing Corporate Rp 370.000 / pax : Fun games+flying fox, coffee break 2x, lunch buffet, instructor.
Harga di atas berdasarkan daftar harga per Maret 2015 yang saya terima dari pihak Taman Budaya. Harga belum termasuk PPN 10%. Untuk informasi lebih lengkap bisa menghubungi Rizki di nomor HP: 0858-14133317 / 0838-11234889. Email: rizki@tamanbudaya.co.id 

Lapangan luas berlatar perbukitan

Berkuda sampai puas

Taman Budaya sangat cocok dijadikan destinasi liburan bersama keluarga. Selain karena lokasinya mudah dijangkau dari Jakarta (via tol), taman ini memiliki beragam permainan untuk anak-anak. Aneka permainan memiliki unsur pendidikan yang bermanfaat. Anak-anak dapat mengkreasikan imajinasi melalui kegiatan membatik pada selembar kain, menghias tanah liat, maupun melukis karikatur di atas t-shirt, tas, dan layang-layang. 

Kegiatan wisata budaya dalam permainan angklung, tari tradisional, permainan bakiak, egrang, dan congklak dapat membuat anak-anak lebih mengenal budaya lokal dan permainan tradisional. Bahkan lebih jauh lagi, dapat membuat anak belajar berani, bersosialisasi, berbagi, sabar dan beretika, serta lebih peduli pada lingkungan sekitar.

Semuanya menarik!
Guest House

Hotel Neo Green Savana Sentul
Penginapan
Di samping Taman Budaya terdapat Hotel Neo+ Green Savana Sentul City by Aston. Hotel ini terhubung dengan Taman Budaya. Dari luar memang terlihat terpisah, seolah berdiri sendiri-sendiri. Tetapi di bagian dalam, kedua tempat ini seperti menyatu. Saya bisa keluar dan masuk kedua tempat tersebut tanpa ada pembatas. 

Awalnya saya tidak mengira bangunan yang berada di balik lapangan Taman Budaya itu adalah sebuah hotel. Setelah didekati ternyata atap kamar hotel dan sebagian besar 'badan' kamar menempel dan memunggungi lapangan. Bahkan permukaan atap hotel dibalut rumput lapangan. 
 
Halaman depan Hotel Neo+ ini menyatu dengan bagian belakang Taman Budaya
Sebuah gedung sedang dibangun di samping hotel Neo
Kolam renang di depan deretan kamar
*sumber foto : www.neohotel.com*

Konsep Green Roof pada hotel bergaya natural dan modern ini memang unik. Penampakan bangunan kamarnya pun menarik, berderet memanjang ke belakang saling berhadapan. Di antara kamar-kamar yang saling berhadapan itu terdapat kolam renang besar. Bentuk kolamnya memanjang mengikuti deretan kamar, lalu berujung di jacuzzi. Keluar kamar bisa langsung berenang. Usai berenang bisa langsung kembali ke kamar. Di sini, selain kolam renang dewasa juga tersedia juga kolam anak dan kolam berendam.

Lobi Hotel Neo

Ornamen mobil di depan lobi hotel
Hotel Neo+ memiliki jumlah kamar 70 unit yang terdiri dari dari 2 unit yaitu Deluxe 14 (fourteen) rooms - Superior 54 (fifty four) rooms. Semua type kamar sudah termasuk: Sarapan Pagi, TV LCD 32” dengan channel lokal dan internasional, Tempat tidur dan bantal dengan seprai dan selimut berbahan katun 100%, Kamar mandi dengan shower, Mini bar, Fasilitas pembuat teh &  kopi, Brankas, Cermin Rias, AC dalam masing-masing kamar, dan telepon pribadi dengan sambungan langsung.
 
Kamar Suite
*sumber foto : www.neohotel.com*
Bagaimana dengan harga?

Nah ini dia. Jika dilihat dari fasilitasnya yang lengkap, desain kamar yang apik, kolam renang yang sangat bersih, akses yang mudah, nuansa yang alami, makanan yanglezat, serta tersedianya tempat bermain yang luas untuk anak-anak (Taman Budaya), saya sempat mengira harga kamar per malamnya minimal 1 jutaan. Tapi ternyata setelah saya cek di situs Agoda.com harga kamar per malamnya kurang dari 600 ribuan!

Nilai tambah hotel ini ada pada lokasinya yang berdekatan dengan Taman Budaya, Jungleland, dan Sentul City Highland Golf Course, serta sederet tempat pariwisata menarik lainnya. Menginap di hotel ini tentu akan membuat acara berlibur bersama keluarga akan semakin lengkap.

Restoran outdoor

"We do our best to make everybody have fun"

Taman Budaya memang diperuntukkan bagi semua kalangan. Dari anak-anak sampai orang tua, semua dapat bersenang-senang dan menikmati kegembiraan. Bermain, menikmati kuliner, beristirahat, relaksasi, semua bisa dilakukan di satu tempat. 

Untuk bersantap, di sini terdapat Kopi Oey, Restoran Pancarsari, dan food court. Aneka makanan yang tersedia di Terrace Alfan cukup beragam, antara lain roti bakar, mie tektek, martabak, es nongnong, siomay, surabi duren, es cendol, pecel ayam+lele, es cappucino cincau, kwetiaw goreng, nasi goreng, tahu gejrot, es teh poci, aneka jajanan pasar, gado-gado, karedok, makanan manado, lontong sayur padang, sate ayam, hingga nasi uduk. Semua ada.

Restoran Kopi Oey

Foodcourt
Harga makanan dan minuman yang tersedia di foodcourt cukup terjangkau, dalam artian masih wajar. Misal, harga satu porsi mie ayam bakso yang saya pesan hanya Rp 15.000 saja. Jadi, meskipun tempatnya ekslusif, harganya tidak bikin kantong jebol. Yang saya suka suasana tempat makannya. Bersih dan nyaman. Tidak ada hal yang membuat selera makan mendadak melorot hehe

Jika ingin berbelanja, di sini juga ada semacam bazzar yang menjual produk busana dan perhiasan. Ada pula aneka souvenir khas. 
Lorong menuju ruang-ruang meeting Taman Budaya
bazzar baju
Tempat sampah di mana-mana, bersih di mana-mana

Bagi yang ingin mengadakan suatu acara, baik bersama keluarga, kerabat, rekan kerja, maupun komunitas, tersedia ruang serba guna yang dapat menampung mulai dari  kapasitas 30 – 250 orang. Fasilitas tersebut dilengkapi dengan MC, Pemusik, Penyanyi (single/Band), panggung, tenda, meja, kursi, portable AC, Portable toilet, Lunch buffet atau lunch box, snack & cofeebreak. Lengkap bukan? 



Berlibur tidaklah harus pergi ke tempat yang jauh. Dengan berkunjung dan menikmati keindahan alam yang ada di sekitar kita, setidaknya sudah memberikan kesegaran dan terlepas dari kejenuhan aktivitas sehari-hari.

Taman Budaya berlokasi di sebelah timur Kota Bogor. Lokasinya dekat dengan Jakarta dan dapat ditempuh sekitar 30 menit dari Jakarta menjadikan Taman Budaya Sentul City merupakan salah satu tempat alternatif bagi warga Jakarta untuk berwisata.

Taman Budaya Sentul City
Jl. Siliwangi No. 1, Sentul City - BOGOR 16810
Website: www.tamanbudaya.co.id
Email : customerservice@tamanbudaya.co.id



Memfasilitasi Anak Belajar dan Bermain


Assalamu'alaikum

Selama dua minggu terakhir ini hampir setiap hari saya menerima hadiah dari anak saya berupa gambar Little Pony. Dalam sehari ada 3-4 gambar yang diberikan pada saya. Semua hasil karyanya sendiri. Ada yang diwarnai, ada pula yang tidak. Cerita gambarnya selalu berbeda. Kadang tentang balapan lari, pergi berbelanja, bermain di taman, berenang di laut, pergi sekolah dan lain-lain.

Sebagai ibu yang tidak punya bakat menggambar, tentu saya takjub dengan kemampuannya menggambar. Suruh saya untuk membuat gambar yang sama sepertinya, yakin tidak akan sebagus itu. 

Saya teringat ia sudah suka corat-coret sejak usia 2 tahun. Kadang di dinding, kadang di lantai. Alat 'lukisnya' kadang pensil, pulpen, spidol warna, sampai spidol permanent. Hampir 2 tahun dinding rumah (terutama kamar) saya biarkan penuh coretan. Mau dibersihkan juga bakal dicoret lagi. Daripada buang uang untuk mengecat rumah, lebih baik membiarkan anak gembira berekspresi dan berkreasi :D

LITTLE PONY
Redi let go = Ready! Let's go!
Suuuuw = Wuuuuuus (suara tiupan)
Wau di is kul = Waw. This is cool!

Ketika ada orang tua yang menyebut anaknya nakal karena mencoret-coret dinding, saya justru menyebut anak saya aktif dan cerdas hehe. Anak kecil mana peduli soal dinding mulus dan rapi, yang dia peduli adalah dirinya yang ingin bermain dan bersenang-senang. Nah, melarangnya melakukan itu sama saja dengan menghentikan kesenangannya. 

Lagi pula, rumah penuh coretan bisa dirapikan kapan saja. Mau sampai ratusan tahun kemudian juga bisa. Itu kalau masih hidup :D Tapi, masa corat coret ini tidak akan pernah terulang lagi. Tunggu saja saat dia usia 4 atau 5 tahun, semua akan tinggal kenangan. Saya sudah merasakannya sendiri, betapa rindunya saya masa-masa ia ketika membuat dinding rumah penuh garis, titik-titik dan bulatan-bulatan tidak jelas itu. Saya rinduuuu sekali!
 
Para Pony dengan berbagai macam gaya rambut :D
Kesukaannya menggambar saya anggap sebagai bakat. Bakat ini akan terus berkembang jika diasah dan difasilitasi. Hasil dari menyimak seminar-seminar pendidikan yang saya ikuti, saya belajar bahwa menyukai apa yang disukai anak lebih penting dibanding menggiring anak menyukai apa yang orang tuanya sukai. Misal, saya suka dengan anak-anak yang pandai bermain piano. Lantas saya belikan dia piano dan saya suruh dia kursus piano. Padahal, anaknya tidak suka musik. Tapi saya memaksa. Akhirnya, boro-boro anaknya bisa main piano, yang ada malah membuatnya stress. Kalau anaknya menyukai aktifitas lainnya, lantas kenapa harus dialihkan? Selama positif dan baik, ya diikuti saja. *ngomong depan kaca*

Di usia dini, suatu kesukaan memang belum permanent. Tetapi, dengan mengenali dan memfasilitasi apa yang ia sukai, bisa membuatnya jadi percaya diri dan kreatif. Dia akan belajar dari apa yang disukainya. Ketika saya tahu dia suka menggambar, maka saya membantunya dengan :
  • Memanggil guru les gambar
  • Membeli peralatan gambar
  • Mencari informasi lomba-lomba menggambar
  • Membeli buku teknik menggambar


Larry minta digambar???


Guru Les 
Bukan belagak banyak duit memanggil guru les lukis (sebutannya bukan guru gambar ya hihihi) segala. Tetapi karena saya memang tidak punya ilmu menggambar, maka saya tidak bisa mengajari anak saya menggambar. Kalau sekedar menggambar pemandangan sih bisalah sedikit. Itu pun cuma menggambar dua gunung dengan matahari di tengahnya dan ada sawah di kaki gunungnya. Gambar andalan sejak jaman jadul :))

Menggambar ada tekniknya, mulai dari teknik dasar sampai teknik tingkat tinggi. Untuk tahu tekniknya memang mesti belajar langsung sama ahlinya.

Di kindergarten sebetulnya sudah ada guru lukis, tapi gurunya bukan guru yang ada di sekolah, melainkan guru panggilan dari sanggar lukis tertentu. Yaaah, sama saja. Di kindergarten lain juga begitu, guru lukisnya dari luar. 

Anak saya masih moody. Kadang mau pakai guru, kadang tidak. Kadang semangat, kadang tidak. Akhirnya guru yang sudah dibayar seringkali tidak mengajar. Bukan gurunya tidak mau, tapi anaknya yang beda kemauan. Ya sudah. Saya tidak mau memaksa. Belajar teknik nanti saja. Sekarang buat fun saja. Yang penting si anak bisa enjoy dengan kesukaannya. Nanti kalau sudah butuh guru lagi, baru panggil lagi. Duit lagiiii :))

Meja untuk menggambar

Membeli Peralatan Gambar
Ini yang penting. Suka menggambar kalau tanpa alat, gimane ceritanye? :D
  • Meja Gambar: Awalnya saya belikan meja belajar ukuran sangat kecil lengkap dengan kursinya. Berhubung kaki mejanya permanent (tidak bisa dilipat), saya ganti dengan meja lipat. Maklum, kalau menggambar dia bisa di mana saja. Kadang di teras, di kamar, di garasi, di dapur, di ruang tamu, atau di ruang makan. Dan mejanya harus selalu yang kecil. Makanya saya belikan meja lipat. Saya beli 2, satu untuk di pakai sehari-hari, satu lagi  khusus buat dibawa-bawa saat bepergian. Tadinya meja lipatnya ada 3. Tapi yang satu sudah patah gara-gara dinaikin. Dikiranya meja dari kayu jati kali ya xixixi
  • Alat gambar: Mulai dari pensil, pulpen, spidol warna, pensil warna, crayon, hingga cat minyak. Semua mesti ada. Biar makin banyak kreasi gambar dan warnanya. 
  • Kertas gambar: Mulai dari kertas HVS baru 1 rim, kertas HVS bekas (bekas cetakan yang tidak terpakai tapi masih ada sisi yang kosong), buku gambar (A4 ataupun A3), sampai white board ukuran mini. Kadang-kadang lantai juga masih dipakai untuk menggambar :D
  • Peralatan lainnya seperti penghapus, rautan, kuas, penggaris.

Lomba Menggambar
Tujuan mengikutkan anak pada lomba-lomba menggambar supaya dia belajar percaya diri dengan karyanya. Saya pikir cara ini sangat bagus dalam rangka mengasah kemampuannya. Di sisi lain juga mengajarkannya bagaimana cara berkompetisi yang baik.

"Nak, kalau menang tidak boleh sombong. Begitu juga kalau kalah, tidak sedih dan harus tetap semangat, ya."

Saya sering berkata begitu pada anak saya. Kan ngeri juga kalau sampai dia ngamuk karena kalah hehe. Alhamdulillah saat kalah atau pun menang, dia tetap baik-baik saja. Tetap bersemangat menggambar apapun yang dia sukai. 

Sejatinya berkompetisi adalah untuk tetap menjaga semangat dan harapan agar tetap tumbuh. Kegiatan lomba juga membuatnya belajar bersabar. Tujuan menang nomor buntut. Bahkan tidak dijadikan tujuan juga tidak apa-apa. Prinsip saya begitu :)

Sampe beli buku :D

Buku Teknik Menggambar
Sampai saat ini saya baru punya dua buku, yaitu buku Menggambar Hewan Populer Dengan Pensil dan buku Menggambar Manga.

Karena anak saya tadinya belum lancar membaca, jadi saya yang membaca dan mempelajari bukunya. Hasil dari belajar itu saya berikan kepada anak saya. Tapi ternyata, anak saya malah ribet dengan apa yang saya jelaskan. Akhirnya dia pelajari sendiri bukunya. Tetapi bukan dengan cara membaca, melainkan dengan melihat gambar-gambar yang ada dalam buku itu hahaha.

Proses terwujudnya sebuah gambar
Sependek yang saya perhatikan, kesukaan menggambar anak saya sepertinya sudah menjadi kesehariannya. Tiada hari tanpa menggambar. Tidak ada yang menyuruhnya untuk menggambar, melainkan karena keinginannya sendiri. Ia menggambar di antara kegiatan bermainnya yang lain seperti bermain bola, bermain dengan kucing, menyusun lego, membaca buku cerita, dan sesekali main games (di laptop dan HP).

Dia akan menggambar apa saja yang dilihatnya. Kebanyakan yang ada hubungannya dengan hewan. Sangat jarang dia menggambar karakter putri-putrian atau pangeran-pangeran. Tema gambarnya berubah-ubah, tergantung saat itu dia sedang suka pada apa dan siapa. Jika sedang suka dengan hewan-hewan laut, maka yang digambarnya mulai dari ikan teri sampai ikan hiu. Saat sedang suka hewan purba, maka segala jenis dinosaurus dia gambar. Dari yang pendek melata sampai yang raksasa bisa terbang.

Belakangan, sejak mulai bisa menulis huruf, gambarnya pakai kata-kata. Mirip kartun. Jadi ada ceritanya. Kata-katanya sih masih sering salah. Tapi saya mengerti dia hendak menulis apa :) 

Mumpung yang punya meja lagi ga ada, Larry acak-acak dulu aaaah :))

Sependek ini, semua usaha saya dalam memfasilitasi kesukaan anak menggambar, tak lain agar ia dapat menikmati apa yang dia sukai. Baginya, menggambar itu seperti bermain. Bermain di atas kertas dengan menggunakan jemari dan imajinasi. "Permainan" sederhana, namun penuh makna. Karena setiap gambar yang dibuatnya seperti mewakili suara hatinya. 

Saat ini, dia masih enjoy menggambar. Entah suatu hari nanti. Tapi yang pasti, kesukaannya menggambar ini saya manfaatkan untuk mengajarinya banyak hal ^_^


Melestarikan Jajanan Pasar



Namanya Pasar Kue Subuh BSD City. Terletak di area parkir depan Kolam Renang Sektor 1 BSD. Orang biasa menyebut tempat ini dengan Taman Jajan. Padahal sesungguhnya Taman Jajan terletak di belakang. Sedangkan di area terdepan yang berhadapan dengan area parkir adalah bangunan BCA. 

Kadang ada yang menyebutnya Pasar Kue BCA Taman Jajan. Atau, Pasar Kue Shuttle Bus. Dinamakan shuttle bus karena di dekat pasar ini memang ada terminal Bus Trans BSD. Tapi secara keseluruhan, kawasan ini disebut Kolam Renang Sektor 1.

Meskipun dinamakan Pasar Kue Subuh, pasar kue ini tidak berjualan di waktu Subuh, justru setelah lewat waktu subuh. Saya pernah melintas pukul setengah enam, pasarnya masih kosong. Mungkin karena saat itu hari biasa. Kalau Sabtu dan Minggu mungkin saja buka sejak Subuh.
  

Saya biasa menganggap PASAR itu ramai pedagang. Tapi pasar yang satu ini tidak. Pedagangnya kurang dari 10 orang. Bukan ratusan seperti di pasar pada umumnya. Ada 4 buah tenda besar, di bawahnya ada meja panjang dipasang berjejer. Di atas meja itulah para pedagang meletakkan puluhan jenis jajanan pasar. Sedikit pedagang, tapi ramai pembeli. Apalagi di akhir pekan, deretan meja penuh kue itu tak bisa didekati karena dijejali pembeli. Itu sebabnya kue yang dijual di akhir pekan lebih banyak dan lebih bervariasi.

Saya biasa datang ke sini jika hendak membeli kue dalam jumlah banyak. Misalnya ketika akan mengadakan acara arisan, pengajian, ada rombongan keluarga bertamu ke rumah, atau pun ketika hendak membawa buah tangan ke rumah saudara.


Saya tidak hafal semua nama-nama jajanan pasar. Tapi yang jelas, ada banyak kue khas yang bisa dibeli di pasar ini, antara lain: 
  1. serabi telur
  2. cenil
  3. lemper ayam
  4. kue belapis
  5. Klepon
  6. pisang hijau
  7. wajik
  8. carabikang
  9. kue bugis
  10. dadar gulung
  11. kue kacamata
  12. kue mangkuk
  13. cucur
  14. putri selat
  15. bolu kukus
  16. Jadah manten
  17. getuk lindri
  18. lepet jagung
  19. kue pisang
  20. apem dumbo
  21. bacang
  22. arem-arem
  23. brownies
  24. lumpia
  25. risol
  26. martabak telur
  27. kue lapis legit
  28. pie
  29. sosis solo 
  30. Kue lupis
Itu hanya sedikit nama yang saya ketahui. Masih ada banyak kue lainnya. Harga kue-kue tersebut tergolong murah, mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 3.500,- Pembeli bisa membeli sesuai kebutuhan. Tidak ada minimal pembelian tetapi juga tidak ada potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak. Masing-masing tetap dihargai per satu kue. 


Jika ingin membeli dalam jumlah banyak, pembeli bisa memesan 1 hari sebelumnya. Kalau ingin sekalian minta ditata pakai tampa seperti tumpeng juga bisa. Kalau mendadak datang, bisa jadi kehabisan. Di sini kue-kuenya memang laris manis :)

Yang saya suka, semua kue khas kegemaran saya ada di pasar ini. Kalau ke sini, saya hampir tidak pernah lupa untuk membelinya. Kue apa saja itu? Ini dia:
  1. Kue Lapis Legit 
  2. Kue pisang
  3. Klepon
  4. Kue lupis
  5. Getuk Lindri   
Kue Lapis Legit kesukaanku ^_^

Kue-kue di Pasar Kue Subuh ini juga dijual di area jajanan pasar yang ada di Pasar Modern BSD. Harganya juga sama. Tapi saya jarang ke sana. Parkirnya susah karena selalu padat. 

Di BSD ada banyak toko bakery yang juga menjual kue-kue khas. Hanya saja, kue-kue khas yang dijual di sana biasanya lebih mahal. Jika di pasar bisa didapat dengan harga Rp 2.000 maka di toko bakery harganya menjadi Rp 4.500 - Rp 5.000 

Beda tempat beda harga meskipun pembuat kuenya sama :) Kebetulan saya punya teman yang punya usaha produksi kue khas dan dipasarkan di sekitar BSD. Dia sendiri yang cerita tentang perbedaan harga tersebut. 









Anak Kucing Lincah Pelipur Duka


Assalamu'alaikum

Senin sore (23/3/2015) saya membeli makanan kucing di toko langganan. Begitu masuk, si mas penjaga toko langsung menyambut dan menyapa dengan ramah.

"Sore bu, sudah lama ga keliatan. Oreo ga diajak, bu?"

Sudah lama tidak kelihatan? Oh! Ya, itu betul. Biasanya setiap 2-3 kali dalam seminggu saya datang ke toko ini (toko makanan kucing sekaligus salon dan penitipan kucing) bersama anak sambil membawa kucing peliharaan saya yang bernama Oreo. Entah untuk membeli makanan, membeli obat cacing, vaksinasi atau pun untuk memandikan. Dan sore itu saya baru muncul setelah 14 hari tidak datang.

"Tidak, mas. Oreo sudah meninggal 14 hari yang lalu," jawab saya. Sudah saya duga jawaban itu akan membuat wajah si mas penjaga toko berubah. Dari ceria menjadi terkejut, lalu sedih dan diliputi rasa menyesal. Selanjutnya, meluncur beberapa pertanyaan dari mulutnya, dan berujung dengan ucapan turut berduka cita yang mendalam. Dia memang sudah kenal Oreo karena sudah sering bertemu dan pernah beberapa kali ikut memandikan.

"Sekarang kami sudah punya anak kucing lagi. Namanya Larry. Sudah 2 minggu kami pelihara," lanjut saya.

"Kok baru sekarang dibelikan makanan, bu?" tanya si mas penjaga toko keheranan.

"Sehari sebelum Oreo meninggal (Minggu 8/3/2015), saya membeli makanan kucing, baik yang kering maupun basah (sarden) dalam jumlah agak banyak. Makanan itu yang saya berikan pada si Larry. Mas ingat gak hari itu saya ke sini sekalian mendaftarkan Oreo untuk dimandikan? Itulah kenapa Senin (9/3/2015) saya tidak datang, karena hari itu Oreo meninggal...."

Menceritakan kembali tentang kepergian Oreo membuat perasaan saya jadi sedih. Saya kembali merasakan kehilangan itu. Tiba-tiba ada rasa rindu pada Oreo. Anak saya juga demikian. Membicarakan Oreo berarti membuatnya jadi menangis.


Oreo saat masih kecil (Juli 2014)
Selamat Jalan Oreo

Senin tgl. 9/3/2015, sekitar pukul 8 pagi, saya mendapati Oreo tergeletak di jalan di depan rumah. Saya panggil, dia diam saja. Oreo tidak pernah demikian. Jika dipanggil dia langsung berdiri dan datang mendekati. Saya curiga. Setelah saya dekati.... Ya Allah, ada darah menggenang di bawah kepalanya. Darah itu mengalir dari lubang matanya. Saat itu juga saya angkat, ternyata mata kirinya hampir keluar dari rongga matanya. Kondisi mengenaskan itu membuat saya pilu.

"Ibuuuuuu....."

Saya memanggil ibu tetangga depan rumah. Si ibu datang. Ia kaget. 

"Oreo ditabrak mobil bu...," adu saya sambil terisak.

Oreo saya angkat, lalu saya taruh di carport. Darah mengenai kedua tangan dan rok saya. Saya bergegas masuk ke rumah. Berganti baju dan mengambil dompet. Oreo hendak saya bawa ke dokter.

"Rieeeen....Oreo sudah meninggal," ibu tetangga memanggil saya.

Saya lari keluar rumah, mendekati Oreo. Saya pegang dadanya, kepalanya, dan kakinya. Entah, saya sendiri tidak tahu bagian mana yang mesti saya raba guna memastikan Oreo sudah tiada. Dalam kebingungan itu, saya lihat ada gerakan lemah dari kaki kanannya. Masih hidup! Harapan itu masih ada. Tetapi....Allah berkehendak lain. Beberapa detik kemudian tak ada lagi gerakan dari tubuh Oreo. Allah telah mencabut nyawanya. Innalillahi.

Dengan air mata yang berderai, saya peluk Oreo. Saya usap matanya yang masih terbuka. Antara percaya dan tidak percaya dia sudah tiada. Baru beberapa menit yang lalu saya mengajaknya bermain, ternyata kini sudah tak bernyawa.

Oreo jarang main ke jalan, namun hari itu dia keluar rumah untuk menjemput maut. Tetangga sebelah yang melintas langsung menabraknya. Dan si tetangga  tidak turun, terus melaju begitu saja. Tak pula datang meminta maaf, padahal tahu itu kucing saya T_T
  
Oreo punya mata yang bisa berubah warna, kadang kuning, kadang biru. (26 Nop 2014)

Tubuh Oreo saya bungkus dengan selembar handuk mandi berwarna putih. Handuk ini biasanya digunakan sebagai alas tidur sekaligus selimut Oreo. Karena handuknya tebal dan hangat, Oreo betah berbaring di atasnya. Sambil membungkus tubuh Oreo, air mata saya terus menetes. Meski seekor kucing, Oreo sudah seperti bagian dari anggota keluarga kami. Saya merasa sangat kehilangan.


Security yang saya panggil datang membawa cangkul. Ia yang membantu saya menguburkan Oreo di bawah pohon ceri. Saya ingin saya sendiri yang memasukkan Oreo ke tempat peristirahatan terakhirnya. Mungkin hanya itu yang bisa saya lakukan untuk terakhir kalinya. 

"Mama, nanti di surga kita berjumpa Oreo lagi, gak?" tanya anak saya sambil menangis. Saat itu saya tidak bisa berkata-kata. Pertanyaannya membuat perasaan saya makin sedih. Saya hanya bisa mengangguk.

"Aku mau ketemu Oreo di surga." Dan tangisnya makin kencang. Saya memeluknya erat.






Selamat Datang Larry


Sekitar 12 jam setelah kematian Oreo, teman saya mengantarkan seekor anak kucing ke rumah. Katanya untuk melipur kesedihan anak saya. Saya memutuskan untuk menerima kucing tersebut karena tidak tega melihat keadaan anak saya yang terus bersedih. Dia jadi tidak mau makan dan minum, tidak mau bermain, dan tidak mau mandi. Setiap saat yang dia sebut Oreo. Sore hari badannya jadi panas. Saya panik. Untunglah teman saya mau membantu. Ia berikan salah satu anak kucingnya kepada kami.


Anak kucing itu diantar ke rumah sekitar pukul 8 malam. Dibawa pakai motor, dimasukkan ke dalam kardus yang dibolongi di beberapa tempat. Ketika dikeluarkan, ia langsung meloncat dan mengeong kencang. 

"Hallo, selamat datang ke rumah kami."

Itulah kata pertama yang saya ucapkan pada anak kucing kecil itu. Usianya sekitar 2 bulan. Warna bulunya dominan putih dengan belang coklat keemasan di bagian telinga, kening, punggung, dan ekor. Cantik! 

Si embak yang mengantar bilang jenis kelaminnya betina. Lalu, oleh anak saya diberi nama Lacey. Nama itu dia ambil dari nama kucing yang ada dalam buku bacaannya. Tapi esoknya saat diperiksa ulang ternyata jenis kelaminnya jantan, dan nama pun diubah jadi Larry.

Nama Larry berasal dari kata LARI. Dinamakan Lari karena anak kucingnya sangat aktif, suka lari-lari dan meloncat kesana kemari. Biar keren, LARI saya ubah jadi LARRY. Larry sangat lincah, berbeda sekali dengan Oreo yang kalem dan tidak berisik.  




Pertama datang, Larry langsung kami beri makan dan minum. Kebetulan stock makanan punya Oreo masih sangat banyak, jadi malam itu si Larry bisa makan kenyang. 

Oh ya, rupanya si Larry belum mengerti di mana tempat pup. Saya sediakan wadah berisi pasir, malah dipakai untuk main guling-guling. Perlu 3 hari untuk toilet training. Saya coba dengan mendekatkan hidungnya ke pasir, eh malah kabur. Setiap habis makan, saya taruh dalam pasir, malah main guling-gulingan lagi. Padahal maksudnya biar dia pup dan pipis di sana. 

Tadinya kalau mau pup dia mendekati lubang di area cuci pel. Tapi pupnya bukan di lubang, melainkan di lantai dekat lubang. Lumayan 3 hari membersihkan sendiri semua kotoran itu. Jijik sih enggak ya. Tapi baunya yang ga nahan. Apalagi Larry kan makannya sarden, bau kotorannya tajem banget. Kalau mau membersihkan kotorannya, saya mesti berpakaian seperti astronot. Eh, ga ding hehe. Cuma pake masker 2 lapis dan pake sarung tangan karet. Trus kalau sudah, seluruh area tempat buang pup dan pis nya itu saya siram dengan karbol. Biar wangi dan bebas kuman.

Larry agak rakus. Berapapun banyak makanan yang diberikan pasti habis. Dan cara makannya sangat berbeda dengan Oreo. Kakinya sampai masuk ke dalam mangkok makan. Kalau Oreo, biasanya makanan dijilat-jilat dulu, trus digigit sedikit-sedikit. Ga habis dalam sekejab seperti Larry. Oreo biasanya kalau diberi 2-3 kali dalam satu waktu, pasti ga habis. Kalau si Larry, sudah kenyang masih saja membuntuti sambil mengeong. Pantesan perutnya gendut. Ketika Oreo seusia Larry, badannya memang ga sebesar Larry. 

Alhamdulillah kehadiran Larry kembali membawa keceriaan di dalam rumah. Rasa kehilangan Oreo perlahan mulai terobati. Meski demikian, rasa rindu pada Oreo tetap ada. Dan ketika merindukannya, saya terkenang ketika pertama kali memungutnya dari dalam got. Kecil, kelaparan, terluka, dan kedinginan. 

Allah menitipkan Oreo pada kami hanya 9 bulan lamanya (Juli 2014-Maret 2015). Semoga segala kekurangan dan kesalahan yang kami lakukan selama merawat dan menjaga Oreo, Allah berikan ampunan. Aamiin.


Selamat jalan Oreo, selamat datang Larry