Majalah Noor Vol.XII/2015 Special Edition

NOOR Yakin-Cerdas-Bergaya


Terima kasih kepada Majalah Noor yang telah berkenan memuat artikel Masjid Agung Jawa Tengah; Mutiara Tanah Jawa dalam Rubrik Journey Of The Heart Vol.XII Tahun XII/2015 Special Edition.

Artikel Masjid Agung Jawa Tengah di edisi ini menjadi artikel saya yang ke tiga, yang dimuat untuk rubrik yang sama. Dua artikel sebelumnya, Pesona Lembah Harau dan Masjid Islamic Center Samarinda, masing-masing dimuat pada edisi Juni 2014 dan September 2014. 

Vol XII ini memang terasa spesial karena artikel sayadimuat untuk special edition. Saat terbit, edisi ini mengeluarkan dua majalah sekaligus. Yang pertama (cover Rani Hatta), format isinya sama seperti edisi-edisi sebelumnya. Yang kedua (cover Shireen Sungkar) sebagai bonus, di mana isinya banyak memuat tentang fashion trend 2015. Tebal kedua majalah ini sama dan tidak dijual terpisah. Harganya Rp 75.000,- Alhamdulillah saya mendapatkan dua majalah ini secara gratis dari Majalah Noor.

Masjid Agung Jateng difoto dari puncak menara Asmaul Husna
Saya juga berterima kasih kepada sahabat saya Delyanti Azzumarito yang telah menemani perjalanan saya mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah pada bulan Oktober 2014 silam. Berkat waktu yang diluangkannya, saya bisa sampai ke masjid tersebut. Ia berkeliling bersama saya, memasuki ruang demi ruang, menaiki menara, dan berpanas-panasan memotret plasa masjid yang di tengahnya terdapat 4 payung elektrik raksasa dan gerbang Al Qanatir yang indah. 

Selepas dari Masjid Agung Jawa Tengah di bulan Oktober itu, saya tidak langsung menulis dan mengirim artikelnya ke Majalah Noor. Artikel baru saya buat dan kirim pada bulan November. Saat itu redaksi memberitahu bahwa artikel akan dimuat untuk edisi spesial. Saya tidak tahu edisi spesial itu kapan. Yang saya tahu bahwa saya harus sabar, karena penting bagi seorang kontributor seperti saya untuk mengerti bahwa tidak setiap artikel yang dikirim langsung diterima dan dimuat.

Ya, rejeki memang tidak ke mana. Edisi spesial ternyata untuk 2 edisi sekaligus, yaitu Desember dan Januari. Kedua edisi itu beredar di akhir bulan Januari. Alhamdulillah kini sudah ada di tangan saya. Hingga saat ini, minggu ketiga bulan Februari, edisi spesial ini masih beredar dan bisa didapatkan di lapak-lapak, toko buku, dan di supermarket seperti Giant & Carrefour.

Artikel Masjid Agung Jawa Tengah Hal.92 - 93
Pada edisi Vol.XII ini, Majalah Noor menyajikan beragam informasi menarik dan menginspirasi. Berikut daftar isi yang saya salin dari halaman What's On, sbb: 
  • Cover Story: Impian Menjadi Nyata Rani Hatta
  • Worship To Allah : Bidadari Negeri Surgawi
  • Muslimah in story: Siti Aisyah We Tenri Olle, Ratu Tanete Penyelamat Naskah I La Galigo
  • Love & Life : Tafsir Ayat Jilbab
  • Focus : Inspirasi Muslimah Indonesia Untuk Dunia
  • Muslimah Leader : Berkiprah di Panggung Dunia
  • Zoom: Eksplorasi Tradisi
  • Stage Story : Citra Bordir Back To Stage
  • Info Kesehatan : Tangkal si UV dengan menutup aurat
  • Let's look : Yang praktis buat teman nge-teh
  • Journey Of The Heart : Masjid Agung Jawa Tengah; Mutiara Tanah Jawa
  • Keep Learning : Kata kuncinya inovasi & kreativitas
  • Art & Culture : Pesona Legong
  • The Dynasty : Tiga Generasi Pertahankan Reputasi
Artikel Masjid Agung Jawa Tengah Hal. 94 - 95

Sedangkan di dalam majalah bonus Special Edition Fashion Trend 2015, menyajikan informasi berupa:
  • Cover story : Dunia Baru Shireen
  • Focus : Sinergi Perdagangan Internasional dan Dakwah
  • Fashion : Let it rain
  • Beauty : Love the rain
  • Veil Ideas : Bright Blue
  • Unique Knacks : Eksplorasi Alas Kaki
  • Fashion : Hello Sun
  • Beauty : In the sun
  • Veil Ideas : Yellow Sun
  • Unique Knacks : In the mood of pastel
  • Fashion talk : Mencari Jati Diri Fashion Muslim Indonesia
  • The Dynasty : Wardah Cosmetics, Mawar Indah Yang Menebar Harmoni
Rubrik Info Kesehatan : Tangkal si UV dengan menutup aurat

Coming Home : Menyeruput Wedang Uwuh di Langgam Jiwo

Let's Cook : Yang Praktis Buat Teman Nge-teh

Artikel Masjid Agung Jawa Tengah yang saya tulis untuk Majalah Noor berjumlah 9.520 karakter dengan 1544 kata. Berikut, penggalan artikel Masjid Agung Jawa Tengah yang saya salin dari tulisan mentahnya. Artikel lengkap bisa di baca di majalahnya.

Masjid Agung Jawa Tengah
MUTIARA TANAH JAWA
Oleh : Katerina

Perpaduan unsur budaya universal maupun lokal dalam kebudayaan Islam, melekat dalam arsitektur Masjid Agung Jawa Tengah. Tak hanya memancarkan kemegahan dan keindahan, masjid kebanggaan warga Semarang ini juga memiliki berbagai keistimewaan yang jarang dijumpai pada masjid-masjid lainnya di Indonesia.

Saat mengunjungi Semarang pada bulan Oktober 2014 lalu, saya tak melewatkan  kesempatan untuk berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Bersama teman, saya berangkat dari Jatingaleh menuju MAJT yang terletak di Jl. Gajahraya, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang. Alhamdulillah lokasi MAJT mudah ditemukan.

Waktu baru menunjukkan pukul 9 pagi ketika saya tiba di MAJT. Taksi yang saya tumpangi masuk hingga sisi selatan halaman masjid. Melewati lima ornamen bertuliskan lima rukun Islam yang berjajar membentuk hiasan sangat indah. Ketika taksi berhenti, saya langsung turun dan mengedarkan pandang ke sekeliling kompleks masjid.

Sebuah kompleks sangat luas dan lengkap terbentang di hadapan. Mulai dari Gerbang Al-Qanatir nan megah, bangunan induk, wisma penginapan, auditorium, payung elektrik raksasa hingga menara besar tinggi menjulang yang di dalamnya terdapat Museum Kebudayaan Islam, studio Radio, bahkan kafe muslim yang dapat berputar 360 derajat.

Masjid Penuh Pesona 

Saya memasuki plasa masjid, dan menjumpai gerbang megah bernama Gerbang Al Qanatir yang artinya “Megah dan Bernilai”. Tiang-tiang gerbang bergaya khas Romawi,  berjumlah 25 yang merupakan simbolisasi dari 25 Nabi Allah sebagai pembimbing umat. Pada banner gerbang bertuliskan kaligrafi kalimat Syahadat Tauhid “Asyhadu Alla Illa Ha Illallah” dan Syahadat Rasul “Asyhadu anna Muhammadar Rosulullah”.

Sebuah batu prasasti setinggi 3,2 meter dengan berat 7,8 ton terpancang di plasa. Di permukaan batu inilah Presiden RI Dr Susilo Bambang Yudoyono membubuhkan tanda tangan sebagai tanda diresmikannya Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Peristiwa tersebut terjadi pada hari Selasa, tanggal 14 Nopember 2006M / 23 Syawal 1427H pukul 20.00

Uniknya, batu yang digunakan untuk prasasti bukan batu biasa melainkan batu alam khusus yang diambil dari lereng Gunung Merapi, Kabupaten Magelang. Prasasti dipahat oleh Nyoman M.Alim yang pernah dipercaya membuat miniatur Candi Borobudur yang ditempatkan di Minimundus Vienna Austria pada tahun 2001.

Plasa masjid juga dilengkapi dengan 6 payung raksasa yang bisa membuka dan menutup secara otomatis. Sama seperti payung yang ada di Masjid Nabawi di Madinah. Konon di dunia, hanya ada dua masjid yang di lengkapi payung elektrik semacam ini. Tinggi tiang payung masing-masing 20 meter, dan bentangan (jari-jari) masing-masing 14 meter. 


Dan seterusnya.

Semoga artikel ini berguna bagi para pembaca di mana pun berada.
Buat saya pribadi, berkunjung ke ke Masjid Agung Jawa Tengah tidak hanya mengingatkan saya kepada keagungan Allah SWT, tetapi juga kepada keragaman budaya yang melekat pada aristekturnya. Selain sebagai sarana ibadah umat, masjid ini juga menjadi perlambang perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

Dely, di pelataran plasa Masjid Agung Jawa Tengah, di bawah Gerbang Al Qanatir nan megah


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

31 komentar

  1. Nggak sabar baca Majalah Noor.. Saya baru sekali ke mesjid ini.. dan saya terpesona.. cuman saya nggak punya kemampuan menulis travelling, jadinya nggak bisa berbagi.. Terima kasih mbak Ririn karena sudah berkenan menuliskannya untuk Indonesia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Ida sangat rendah hati. Saya tahu kemampuan mbak menulis sudah mumpuni. Saya pernah takjub lho membaca tulisan mbak yang satu 'itu' :D Sampai sekarang pun masih takjub. Termasuk tulisan mbak yang di blog. Kalau baca tulisan mbak Ida yang di blog, saya sampai tidak tahu harus koment apa. Speechless.

      Semoga majalahnya bisa didapatkan dengan mudah di kota mbak Ida ya :)
      Terima kasih banyak sudah mampir dan berkomentar di sini ya mbak *kecup*

      Hapus
  2. pernah ke sini mak, cuma malem2...jd gak bisa ambil gambar maksimal... tp malam pun suasananya syahdu sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya foto masjid di kala malam lebih dramatis ya mak. Saya siang ke sana, pas lagi panas2nya :D

      Hapus
  3. Fotonya keren Mak. Sudah pernah jalan-jalan ke Menara Kudus? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, mak Rizka. Belum nih mak. Mau ajakin saya? hihihi

      Hapus
  4. aiih... selamat ya mak, jadi pengen juga kirim2 ke majalah noor :)

    BalasHapus
  5. Wow, musti mampir ni kalo ntar jalan-jalan ke semarang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mak, mampir ya. Jangan lupa naik menaranya yang tinggi itu. Ga pake capek soalnya ada lift :D Di atasnya ada kafe yang bisa berputar :)

      Hapus
  6. Belum pernah baca majalah Noor nih. Selamat ya mbak, tulisannya bagus sih so pasti dimuat.
    Ada rubrik cerpen kah di majlah ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak ya mak atas complimentnya. Coba baca mak. Bagus nih isi majalahnya.
      Rubrik cerpen sayangnya ga ada :)

      Hapus
  7. Keren tulisannya mak, ada rubrik cerpen nggak ya. Pengen kirim cerpen kesana :)

    BalasHapus
  8. Aku juga pernah ke Masjid Jateng ini, arsitektur bangunannya memang sungguh megah dan menawan.
    Selamat ya Mbak atas pencapaiannya yg tiada henti ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup betul Wan. Anggun dan megah dengan bangunan2 yang fungsional.
      Terima kasih banyak ya Wan :)

      Hapus
  9. Huwaaa, banyaknya tulisan traveling yang sudah dimuat di media cetak. Dua jempol mba, keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Ety. Alhamdulillah. Masih merangkak menuju bukit nih mbak :D

      Hapus
  10. memang mbakkku ini super kereeeen. Dimuat terooooos tulisannya. Aku padamuuuu lah mbak :D :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berkat berteman dengan teman-teman yang selalu optimis dan semangat seperti mbak Eki lah aku jadi termotivasi untuk banyak nulis. Dimuat faktor dewi fortuna kayaknya mbak :D
      Aku padamulaaaaaaah mbak :D

      Hapus
  11. Balasan
    1. Hai Mbak Linda. Salam kenal. Terima kasih, ya :)

      Hapus
  12. Wuihhhh.... menaranya pasti tinggi banget ya, Mbak? Masjidnya sampai keliatan kecil gitu... Selamat ya, Mbak Rien... In shaa Allah segera kususul... hehehehe. ira

    www.keluargapelancong.net

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tinggi menaranya 99 meter mbak. Besar dan tinggi. Ada lift buat naik biar ga capek :D

      Mbak Ira.... You are my inspiration.Terima kasih banyak sudah mengucurkan banyak ilmu di bidang ini ke aku *kecup*

      Hapus
  13. Adem dan damai baca tulisan Mbak Rien. Memang pantas dan layak terbit lagi dan lagi. Cubitin Mbak Rien. Semoga ketularan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Lina mudah kok ditulari. Udah ada bakatnya. Ayo sini, mau ditulari lewat apa virus nulis medianya *halah* :p
      Makasih ya mbaaaaaaak :))

      Hapus
  14. Sudah beberapa kali ke Semarang, tapi selalu numpang lewat :)
    Jaman di Pesantren kembali ke Banjarmasin selalu pakai kapal Rien, murah meriah.

    Nah, pelabuhan terdekat antar pulau ya Semarang :)
    Jaman dulu mah jalan beramai-ramai ala anak pesantren, belum kenal backpacking, hehe.

    Nanti kalau ke Semarang mampir ke sini ah :)
    Nuhun sudah sharing dan promo sedikit tulisanmu di NOOR ya Rien. Kebayang harus ngirim seperti apa :)

    Aku masih drafting nih :)
    Rien mau kasih masukan gak ya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak Ima. Terima kasih sudah berbagi cerita masa pesantrennya. Mbak Ima memang sudah sedari kecil mengembara ya. Naik kapal menyebrang dari pulau ke pulau pasti berhari-hari ya mbak :)

      Masukan? Adoh :D
      Apa ya, hmm... Tulis dan kirim, itu aja sih mbak :)

      Hapus
  15. Whuaaa, sudah komen panjang2 kenapa lenyap ya?

    Hiks :(

    Intinya aku share pengalamanku lewat Semarang berkali2 jaman usiaku masih 12-23 tahun :) Saban tahun atau minimal dua tahun sekali pasti lewat Semarang, karena kapal ke Banjarmasin yang paling dekat dengan Yogya ya pelabuhan Semarang :)

    Thanks sudah sharing tulisan Rien di NOOR ya :)
    Kira2 Rien berkenan jadi mentor nulisku untuk NOOR gak ya?
    Aku masih drafting nih Rien :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masuk kok mbak komentnya. Kalo abis disubmit memang ga langsung muncul, soalnya dimoderasi. Buat filter mbak, biar ga ada koment spam hihihihi. Tapi sejauh ini sih aman :D

      Kembali kasih ya mbak Ima.
      Duh, aku belum berani jadi mentor mbak. Masih belajar sambil merayap :)

      Hapus
  16. Duh ingin sekali seperti mba Rien :)
    Harus mulai beli2 majalah dan mempelajarinya. Selamat ya mba :)

    BalasHapus
  17. Jadi pengen keliling Indonesia.
    Salam wisata.

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!