Setrika Mini, Solusi Untuk Selalu Rapi Saat Traveling

setrika mini untuk traveling

Assalamu'alaikum Wr Wb,

Bepergian dari suatu kota ke kota lain, atau dari satu negara ke negara lain, untuk urusan di luar jalan-jalan dan berwisata, misal untuk menghadiri suatu acara formal (undangan pernikahan, pameran, rapat bisnis, launching product, dll) membuat saya tidak bisa selalu seenaknya menaruh baju-baju dalam koper. Menaruh asal-asalan bisa membuat baju jadi kusut. Kalau sudah kusut, sudah pasti tidak terlihat rapi ketika dipakai pada acara-acara tersebut.

Memang sih, ada baju-baju dari bahan tertentu, seperti nylon dan rayon, yang dijamin tidak mudah kusut meskipun ditaruh sembarang saja dalam koper. Tapi saya sangat jarang punya baju dengan bahan seperti itu untuk digunakan dalam acara-acara formal.

Menyusun baju dalam koper agar bisa muat banyak itu mudah karena ada tekniknya. Misal, dengan cara menggulung baju menjadi kecil-kecil. Namun menyusun baju tanpa membuatnya jadi kusut ternyata tak semudah yang dikira. Ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan,  yakni melipat baju dengan cara memasang potongan karton tebal di setiap baju yang dilipat, kemudian membungkus tiap baju yang berisi potongan karton itu dengan plastik, lalu dibungkus lagi dengan koran berlapis-lapis. Terakhir, buat bungkusan itu menjadi kencang. Cara ini lumayan berhasil, tetapi ada kekurangannya, koper jadi mudah penuh, persediaan baju yang hendak dibawa jadi sedikit.

Daripada mengurangi muatan koper, saya memilih membiarkan baju-baju menjadi sedikit kusut. Solusi baju kusut toh bisa diatasi dengan setrika. Kan ada tuh 
setrika mini khusus untuk traveling. Ukurannya lebih kecil dari setrika yang biasa dipakai di rumah.  Lebih praktis, simple dan tidak banyak makan tempat di koper.
 

Ukurannya yang mini, tidak makan banyak tempat di koper

Kebiasaan saya membawa setrika mini atau mini travel iron  sudah berlangsung lama, sejak masih remaja hingga sekarang. Setrika yang saya punya saat ini warisan ortu.
Sudah berpuluh tahun usianya tapi masih berfungsi dengan baik. Dulu ortu membelinya karena sering melakukan perjalanan. Jadi, sejak ortu sudah kemana-mana, dan saat itu saya belum ke mana-mana, setrikaan ini terus berguna sampai kemudian saya mulai ke mana-mana. 


Sebuah benda berharga tentunya, karena ada sejarah di dalamnya. Yang saya suka, setrika mini ini bisa dilipat. Gagangnya bisa dilepas, kemudian dipasang pada body setrika. Setelah dipasang, bentuknya jadi mirip kamera pocket. Kabelnya tinggal dililitkan pada bodynya. Praktis. Pergi ke mana pun, menginap di mana pun, selama ada listrik, tinggal pasangkan stekernya, langsung bisa digunakan untuk merapikan pakaian yang kusut.

Sekarang, setrika mini tidak hanya saya bawa ketika bepergian untuk urusan tertentu yang sifatnya formal, namun juga ketika backpackeran ke alam bebas. Ranselan kan bikin baju-baju sering terlihat ‘mengenaskan’ akibat berjubel dalam padatnya isi ransel hehe. Untung ada setrika mini, kusutnya bisa teratasi.


Sekecil ponsel android ukuran 5". Ada tulisan 'tourist' di body setrika

Dulu, saya pernah menceritakan kebiasaan membawa setrika mini ini kepada beberapa orang teman, beberapa dari mereka menyukainya dan terinspirasi, namun segelintir lainnya justru memandang sinis. “Esensi jalan-jalan itu bukan pada pakaian yang rapi, tapi pada manfaat apa yang bisa kita tebar dan dapatkan dari perjalanan.”


Haha

Jleb ga sih? Enggak! Maaf, saya bukan tidak setuju pada pandangan seperti itu. Namun saya bisa memahami kenapa pandangan seperti itu bisa ada. Ketika latar belakang, tujuan dan kebiasaan saya tidak sama dengan orang yang menilai, maka persepsi terhadap sesuatu bisa berbeda. Jadi, saya senyum saja hehe


Berpenampilan rapi bukan berarti tidak bisa menebar kebaikan dan mendapatkan kebaikan dari sebuah perjalanan, bukan? Dan saya percaya, orang rapi yang menebar dan mendapat manfaat dari setiap perjalanannya, levelnya di atas yang tidak rapi *halah...ngomong apaan sih? :p 


** 


 

Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

11 komentar

  1. Saya mending nyuci baju daripada setrika Mbak :D
    Nggak betah dan nggak telaten, untung ada Ivon yang rajin setrika jadi ga perlu pusing lagi kalau mau ngantor :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyetrika memang mesti telaten, Wan. Mencuci baju sekeranjang bisa kelar dalam 30 menit, tapi kalo menyetrika waktunya pasti lebih lama. Apalagi kalau pakai mesin cuci ya, pasti lebih cepat lagi. Ga pake tenaga :D

      Hapus
  2. Wah aku lebih suka setrika ketimbang cuci baju, kebalik ya kita Wan :D Jadi inget dulu ketika perjalanan dinas, suka galau bawa kemeja sudah di setrika rapi tapi karena pake backpack *iya walau perjalanan dinas aku tetap pake backpack haha* suka kusut. Mau minta setrika sama hotel kok ya segan, takut nyusahin kantor kalo kena charge hahaha maklum, pegawai baru, anak bawang takut dikira ngelunjak dan macem-macem. Alhasil, pake kemeja kusut-kusut dikit gakpapalah :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini malah kebalikannya Ihwan :D Laki-laki yang menyetrika itu jarang ya. Kalau ada biasanya mereka punya tingkat kesabaran yang lebih di atas yang tidak suka menyetrika hahaha *Ihwan kesindir dueeeh*
      Lain kali kalo kusut, dibikin parah aja kusutnya, malah jadi semacam 'mode' hahaha Pernah lihat ga baju-baju yang memang dibuat kusut? Malah bagus kalo kusut beneran :D

      Hapus
    2. Iya pernah mbak. Kayak yang ditulis Trinity di bukunya. "Kalo mau traveling, pilihlah bahan baju yang kalo kusut malah kelihatan makin keren" hahaha. Cuma kalo kemeja kerja belum ada yang tipe begitu hwhwhwhw

      Hapus
  3. Saya termasuk yang gak pernah bawa-bawa setrika segala, mbak.. tapi saya juga gak pernah nyinyir kalo temen seperjalanan saya bawa setrika. Malah kadang saya yang dinyinyirin, hehehehe...
    Tapi itu beneran deh, keren setrikanya yaa bisa dilipet sampe sekecil smartphone.. serius saya baru tau mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...aku percaya mbak Dee ga nyinyiran.
      Aku sih sebetulnya ga menganggap yang sinis itu nyinyir, mungkin karena ga biasa aja mbak. Mungkin juga dianggap bawa2 setrikaan itu merepotkan. Apalagi kalau kemping di gunung dan pantai, kan ga ada listrik tuh, mau nyetrika di mana? haha... Ya mungkin karena mikirnya ke sana.

      Model setrikaku ini sekarang jarang ada mbak. Jarang ada yang bisa dilipat-lipat. Makanya ini unik, apalagi pengatur panasnya itu kan bulat, makanya jadi mirip lensa kamera ya :D
      Kalo belum punya, ntar aku kadoin aja ya kalo ultah :D

      Hapus
  4. Aku juga belum punyaaaa. Kadoin juga, yaa!!! *gataumalu* hehehehehe.

    Masha Allah, itu setrika awet banget, Mbak. Bisa tahan puluhan tahun gitu. Emang bener2 cocok buat traveling. Bisa dilipat2 gitu.

    Btw, aku idem Ihwan. Gak terlalu suka nyetrika. Mending nyuci baju manual, deh. Tapi kalo ada mesin cuci, yah sayang kalau gak dipake. hehehehe. Suamiku nyetrikanya jauh lebih rapi daripadaku.

    ira
    www.keluargapelancong.net

    BalasHapus
  5. Akuuu akuu juga idem sama Mbak Ira. Mau dikadoin ini. Suka hebring sendiri kalau dineess. Hahaha. Di hotel kagak ada setrikaaaa :D

    BalasHapus
  6. setrikanya bisa sekalian jadi power bank enggak yah? #ngarep

    BalasHapus

Leave your message here, I will reply it soon!