Museum Zoologi - Bogor


Hujan tak menyurutkan langkah kami untuk memasuki Museum Zoologi yang terletak di sebelah selatan Kebun Raya Bogor (KRB). Tanpa payung dan mantel, kami menerobos hujan yang tak terlalu deras. Mobil kami parkir tepat di depan Museum, merapat ke dinding bangunan lain yang nampak muram karena dimakan usia. 

Saat turun dari mobil, adzan salat dzuhur berkumandang. Aku memandang sekeliling, ada musala di ujung kanan museum. Juga toilet. Dua pria duduk di depan, seakan mengerti bahwa kami mungkin ingin salat. Ditunjuknya musala yang sudah kami lihat itu. Perempuan berbadan tambun, terlihat menjaga sebuah meja yang di atasnya terdapat kotak uang. Restribusi WC!

Ada 3 pintu masuk museum. 1 pintu masuk berada tepat di sisi gedung bercat putih biru dengan papan nama bertuliskan Museum Zoologi. 2 pintu lagi berada di area terbuka tempat kerangka ikan paus biru terpajang setinggi atap. Kami masuk lewat pintu utama.

Museum ini didirikan atas gagasan dari JC Koningsberger, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman yang menetap di Belanda. Pada awal pembangunannya, tempat ini berfungsi sebagai laboratorium zoologi dengan nama Landbouw Zoologisc Laboraturium.

Bangunan museum memperlihatkan sentuhan sisa masa lampau. Hal ini nampak pada bangunannya yang kental dengan nuansa Kolonial. Ruang dalam museum memiliki plafond yang sangat tinggi. Begitu pula dengan pintu-pintunya yang hampir mencapai 3meter.

Bermacam-macam koleksi hewan di pamerkan di museum ini. Dari yang kecil sampe yang besar. Dari jenis unggas hingga hewan pemangsa daging semacam harimau dan buaya. Dari yang imut lucu dan cantik sampe yang seram dan menjijikan. Hiii....tau ular? ular itu mahluk paling mengerikan dan menjijikan bagiku.

Di museum ini aku sibuk menjaga anakku yang lari sana sini. Liat ini itu. Jadi hanya sedikit sekali kesempatan untuk jeprat jepret. Kalaupun ada, ya seadanya. Iseng-iseng motret, siapa tahu ada yang menarik tuk dilihat. Eh tapi yang jelas, kalo datang langsung mah ya banyak yang menarik.

Bogor, Sabtu 26 January 2013








Tauge Goreng & Asinan Bogor ala Kantin Dewi Sri



Hujan masih turun ketika kami meninggalkan kawasan Kebon Raya Bogor (KRB). Waktu saat itu menunjukkan pukul 17 lewat sekian menit. Faktor hujan dan suhu udara yang cukup dingin membuat perut menjadi cepat lapar. Saat yang tepat untuk wisata kuliner, bukan?

Yup, sebelum menuju tol Jagorawi untuk kembali ke arah Tangerang Selatan, mataku sibuk lihat kiri kanan mencari tempat makan yang menyediakan makanan khas Bogor. Kalo ditanya makanan khas Bogor kan tentunya Soto Mie Bogor ya, tapi aku ga nyari itu. Aku nyari yang lain. Entah apa. Pokoknya jalan aja. Eh...ga berapa lama dari perempatan yang entah apa namanya, aku melihat rumah makan 3 lantai (di deretan ruko) yang bercat kuning ngejreng. 

Dari struk pembayaran yang kuterima, tertera alamatnya yaitu Jalan Raya Pajajaran, Bogor. Rumah makan ini namanya Kantin Dewi Sri. Di depannya, tepat di pinggir jalan terpampang spanduk besar bertuliskan: Tauge Goreng, Pisgor Bogor & Asinan Bogor. Woaaah....kebetulan sekali. Aku memang sedang mencari oleh-oleh khas Bogor buat dibawa pulang. Eh ada asinan dan pisgor. Ya pas banget.

Ternyata kantin Dewi Sri menyediakan prasmanan masakan khas Sunda. Kulihat ada ayam goreng bumbu jahe, pepes-pepesan, dan entah apa lagi. Banyak macemnya. Berhubung di sini kami ga niat untuk makan makanan berat, ya kami ga pesan nasi dan lauk pauknya. Pesan Tauge Goreng tentu saja. 

Dan....TARAAA....pemirsa, Tauge Goreng Dewi Sri ini uenaaaaaak banget. Huhuhu.... selama ini udah sering beli Tauge Goreng, tapi belum pernah merasakan yang senikmat ini. Oh iya, Tauge Gorengnya puedassss..... Es Cendol yang pada mulanya akan dinikmati dengan santai, malah di seruput cepat-cepat buat menghilangkan pedas. Berhubung es cendolnya dingin, ketemu mulut kepedasan ya makin pedas haha.


Kantin Dewi Sri ini apik. Bersih. Nyaman. Dan dari jendela kacanya yang lebar-lebar itu menyajikan view Bogor. Oh iya, kantin ini terletak di tempat yang cukup tinggi, soalnya di balik jendela kacanya itu, pemandangan rumah-rumah terlihat berada di dataran rendah. Hanya terlihat atap-atapnya saja. 

View cantik tersaji ketika sesaat sebelum adzan berkumandang, langit senjanya berwarna jingga. Klik. Horay...aku bisa mengabadikannya dengan setting kamera sunset. Ga sempurna soalnya pantulan kaca merusak gambarnya. Waktu ku setting Aquarium (soalnya moto dair balik kaca) eh langitnya bukan berwarna jingga, malah item xixixi...

Makanan enak di rumah makan nyaman dan berpemandangan cakep, serta harga terjangkau, bikin hati seneeeeeng. Oh iya, harga 1 porsi tauge goreng hanya Rp 13.000,- Porsinya gede lho. Tapi aku habis. Tumben :D Harga asinan sayurnya per bungkus Rp 15.000,- Krupuk asinannya Rp 5.000,- Murah semuanyaaaaa.... 

Recomended banget deh buat yang sedang mampir ke Bogor. Kalo laper silahkan ke tempat ini. Eiiits satu lagi, kantin ini terdaftar di Depkes RI SP No.94/10.0003/90 *waduuh itu angka 0003 nya meragukan soalnya di plastik yg kubawa dua angka sblm angka tiga itu terpotong :(  Tapi yang jelas kantin in terdaftar di depkes. Bagus kan buat jaminan kesehatan? Yo'i

Kantin Dewi Sri:
Jl.Raya Padjajaran No.60a Bogor Telp:0251-8313318
Jl.Sukasari I No. 2C Bogor Telp: 0251-4808030
Bogor rest Area Jl.Tol Jagorawi Arah Bogor 



 View kota Bogor


 Langit senja di Bogor

Pempek Pondok Ungu


Ada banyak kedai Pempek di BSD dan sekitarnya. Yang paling tenar tentu saja Pempek Pak Raden. Akan tetapi Pempek Pak Raden sebenarnya tidak berada di dalam kawasan BSD melainkan sedikit keluar dari BSD namun masih di jalan raya Serpong, tak jauh dari WTC Serpong.

Di BSD sendiri ada banyak kedai pempek dengan berbagai nama. Namun selama ini baru 3 kedai saja yang pernah ku sambangi. Salah satunya, Pempek Pondok Ungu. Kedai Pempek Pondok Ungu terletak di Sektor 1.2, tak jauh dari trafic lamp dekat shuttle bus Trans BSD. Sekitar 50m saja jaraknya.

Seingatku pada tahun 2000 kedai ini belum ada. Dulu masih berupa rumah tinggal saja. Nah, tahun 2007 dan seterusnya rumah ini berubah jadi kedai. Waktu itu pernah lewat, melihat pengunjungnya rame, jadi tertarik. Akhirnya, saat ada teman-teman dari Palembang bertamu, kami ajak ke kedai ini. Kata teman-teman sih, cukonya enak. Rasanya pas. Tak terlalu asam, tidak juga kemanisan.

Menurutku pempek di kedai ini teksturnya bagus. Lembut. Gurih. Cukonya juga enak. Harganya pun tidak terlalu mahal. Nah, kalau sedang kepingin, kedai pempek Pondok Ungu ini bisa jadi pilihan. 

Seperti biasa, yang namanya kedai Pempek, tak hanya menyajikan pempek tetapi juga ada Tekwan, Model, Lenggang, Es kacang merah dan Mie Celor. Eh tapi mie celor hanya tersedia di Pondok Ungu Kota Wisata :D

Buat yang doyan pempek, jika sedang berada di BSD, silahkan mencoba pempek di Kedai Pondok Ungu. Aku jamin rasa cukonya mantep di lidah. Oh iya, kedai ini sebetulnya biasa saja. Meja untuk pengunjungnya cuma 3. Masing-masing meja terdapat 6 bangku. Sedikit. Tapi pengunjung yang datang terus silih berganti. Oh ya, sesuai namanya Pondok Ungu, maka tampilan depan kedai ini juga ungu hehe

Yang spesial di kedai ini adalah Pempek Pistelnya. Ini jenis pempek yang sangat kusuka. Soalnya isi pempek pistel itu berupa tumisan pepaya muda. Kalo digigit...krenyes..krenyes gitu hihi.  


BANGGA DENGAN MAKANAN KHAS INDONESIA. 
YUK MARIIIIIIIII.....!



Pempek Pistel, Pempek Keriting, Pempek Adaan, Pempek Telor kecil

Es Kacang Merah

 Tekwan

 Pondok Ungu

Menu Pondok Ungu

Banjir Jakarta Januari 2013

Turut prihatin atas musibah banjir yang terjadi di wilayah Jabodetabek, khususnya DKI Jakarta yang tergenangi air hampir seluruh bagian wilayah. Seumur hidup, baru kali ini melihat kondisi banjir di Jakarta separah ini. Korban jiwa dan harta tentu saja menjadi keprihatinan yang mendalam bagi saya pribadi. Di antara mereka yang menjadi korban, ada yang meninggal tersengat listrik, terbawa arus, tenggelam, kehilangan harta benda, rumah, keluarga dan kehilangan apapun yang mereka miliki. Saya menyampaikan rasa simpati, dukacita, dan belasungkawa yang teramat dalam. Semoga siapapun yang menjadi korban, diberi kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah dan ujian ini.
Foto-foto yang memperlihatkan suasana banjir pada 16-18Januari ini, saya copy paste dari berbagai sumber. Bukan untuk memperlihatkan bahwa saya menyukai keadaan ini, tetapi untuk mengingatkan kita semua bahwa fenomena alam berupa hujan deras, angin, banjir, dan apa saja, bisa melanda siapa saja dan dimana saja. Semoga menggugah kesadaran dan hati nurani kita bahwa alam tak memihak siapa, tetapi kita akan "memihak pada apa" agar banjir tak lagi melanda dan tak ada lagi yang menjadi korban.
Suasana banjir di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (17/1/2013) 
 


ROLL ROYCE PHANTOM mogok saat di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI)
Mobil mewah dengan banderol selangit (10 Milyar) tak jadi jaminan mampu menerobos banjir Jakarta. 17 Januari 2013 - 
Arus banjir yang memasuki basement Plaza UOB - Jakarta 17/1/2013
4 karyawan terjebak di basement 3 lantai. Tim SAR melakukan penyelaman untuk mencari korban. 




Tim gabungan berupaya melakukan pencarian korban banjir di basement Plaza UOB, Jakarta, Jumat (18/1) malam. 4 Korban yang ditemukan, 2 orang selamat, 2 lainnya meninggal.
Sejumlah petugas Search And Rescue (SAR) melakukan pencarian sejumlah korban yang diduga terjebak banjir di area parkir bawah tanah (basement) yang terendam banjir di Plaza UOB, Jakarta Pusat, Jumat (18/1/2013) Sumber Berita & Foto (Klik)


 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mesti menggulung celana demi memantau banjir di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (17/1/2013). Didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, SBY memantau banjir di Istana, yang mencapai betis orang dewasa. 
 
 

Suasana kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI) yang terendam banjir di Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2013). Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin. 

Rel kereta terendam banjir akibat tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) yang jebol di kawasan Latuharhari, Menteng, Jakarta. Kamis (17/1/2013). Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin. Sumber Berita & Foto ( Klik)

 

Petugas membantu warga yang melintas di kawasan Grogol dengan menaiki perahu karet, Kamis (17/1/2013). Foto: VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis. Sumber Foto & Berita (Klik)

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla mengunjungi lokasi banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (16/1/2013). Foto: VIVAnews/Ikhwan Yanuar. Sumber Foto & Berita (klik)

Sebuah mobil terendam banjir di Jalan KH Abdullah Syafii, Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (16/1/2013). Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin Sumber Foto & Berita (Klik)

Sejumlah warga berusaha menerobos banjir yang menggenangi Jalan KH Abdullah Syafii, Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (16/1/2013). Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin. Sumber Foto & Berita (Klik)

 

Anak-anak bermain air saat banjir menggenangi pemukiman mereka di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (19/11/2012). Foto:VIVAnews/Anhar Rizki Affandi. Sumber Foto & Berita (Klik)

 

Sejumlah relawan mengevakuasi seorang ibu dari rumahnya yang terendam banjir di Kampung Melayu Kecil, Jakarta, Sabtu (13/2). Foto : Antara/Ujang Zaelani. Sumber Foto & Berita (Klik)

Kawasan Cempaka Putih yang tergenangi banjir hingga 50cm. Sumber Berita & Foto




Menteri Komunikasi dan Informasi, Tiffatul Sembiring, terjebak banjir di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Kamis (17/1/2013), sedianya Menkominfo akan menghadiri kunjungan Presiden Argentina di Istana Negara. Banjir menggenangi jalan utama Jakarta dari Jalan Sudirman sampai depan Istana Negara RI. Sumber Foto & Berita (Klik)



Debit air di Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (16/1/2013). Tinggi air Bendung Katulampa menunjukkan status siaga II. Rabu pagi, status bendungan ini sempat turun menjadi Siaga IV. "Tinggi air di Bendung Katulampa saat ini 180 centimeter. Siaga II ya. Naik lagi dari sebelumnya 90 centimeter," ujar Ade, petugas Pusdalops PB DKI Jakarta, saat dihubungi Metrotvnews.com. 



Mungkin warga Selandia Baru ini layak masuk acara bule gila di televisi. Daniel (30), saat banjir melanda Jakarta, malah asyik bermain selancar. Dengan kreatif dia menyewa motor dan meminta pengendara menariknya. Daniel berdiri di atas papan. Edan! Pantauan detikcom, Jumat (18/1/2013) di depan Museum Bank Mandiri di Glodok, Jakarta, Daniel tampak santai dengan papan selancar. Dengan baju hitam, celana pendek coklat, dan sepatu converse hitam, dia langsung pasang aksi main selancar. Sumber Berita & Foto

 

Gaya Tim Lehmann asal Jerman menikmati banjir di Jalan Thamrin Jakarta 17-1-2013





Pengungsi banjir di posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di GOR Otista, Jakarta Timur, Kamis (17/1/2013) malam. Sebanyak 251 KK (795 jiwa) mengungsi dan tercatat 100 pasien dewasa dan 50 anak-anak menjalani pengobatan gratis di GOR tersebut. KOMPAS/AGUS SUSANTO



Senin, 21 Januari 2013 19:43 WIB. Petugas Evakusi 50 Mobil dari Basement Plaza UOB.Sejumlah mobil yang berhasil dievakuasi dari basement Plaza UOB, diparkir di halaman belakang gedung tersebut, di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (21/1). Petugas berhasil mengevakuasi 50 unit mobil terendam di basement 1 dan 2 gedung Plaza UOB. ANTARA/Reno Esnir/am *MetroTV

Evakuasi bayi usia 15 hari yang bertahan semalaman di tengah banjir. Sumber Berita & Foto 

Evakuasi bayi korban banjir Jakarta



Marinir kerahkan kendaraan tempur Amfibi. Sumber foto 


 Sumber Okezone.com

 

Gerimis Di Lembah Anai


Kami menuruni bebukitan di Sepuloh Kuto, meliuk diantara hutan tropis yang lebat dan hijau. Perlahan mencapai Lembah Anai, tuk melihat tumpahan air terjun setinggi 40m yang berada tepat di sisi jalan raya. Pun, mendekati aliran sungai Batang Anai, tuk menyaksikan kejernihan airnya yang dingin lagi menyegarkan.

Semenjak gerimis datang, kabut pun pergi, keelokan lembah pun nampak memukau. Ada sensasi yang begitu kuat, yang membuatku ingin menghirup udara sedalam-dalamnya. Merasakan segar yang jarang-jarang bisa dinikmati seistimewa ini.
Jembatan Kereta nampak di kejauhan

Nun jauh di bawah sana, aliran sungai Batang Anai menyembul di balik rimbun pohon. Warna orange bata pada jembatan kereta yang melegenda, juga nampak melintasi lembah-lembah. Sedang tak ada kereta yang melintas, tapi ada sejarah yang tiba-tiba melintas, bahwa jembatan kereta itu telah ada sejak tahun 1895. Tua sekali. Siapakah yang menciptanya? Tentu bukan para Belanda itu, tapi nenek moyang orang Minang.

Sementara, gerimis berubah menjadi hujan deras. Lebatnya air yang turun, membuat lembah bagai ditumpahi air dari drum maha besar. Gemuruh air terjun yang berpadu dengan suara hujan, menciptakan 'horor'. Terlebih ketika supir memaksa kami untuk segera masuk mobil. Sekelebat kecemasan nampak di wajah dan kata-katanya. Bahaya longsor! Begitu alasannya. Oh!

Pak Edi, supir, menunjuk pada tebing-tebing yang mengelupas. Kemerahan tiada satupun tanaman. Bukan hujan penyebabnya, tapi gempa besar beberapa tahun lalu yang membuat dinding tebing penuh lekuk itu berubah. Ya, kawasan ini memang rawan gempa. Hujan, seakan menjadi pertanda seolah akan terulang bencana serupa. Barangkali seperti trauma. Ah, pantas saja kami disuruh lekas meninggalkan lembah.

Kupandang lagi tebing-tebing yang mengelupas itu. Nampak seperti relief bebatuan bercampur tanah. Di empat titik, relief batu-batu mineral menghias dengan sempurna. Hmm...jika suatu hari koyakan itu dilapisi lelumutan, niscaya lembah ini akan menjadi lembah berkelas dunia.

Kendaraan melaju perlahan. Aku menggerutui bateray kamera yang kian sekarat. Tak dapat kuabadikan gambar relif batu Siliang nan mempesona itu. Hanya tersimpan di sini. Di pikiran. Aaargggh!
Sungai Batang Anai


Air terjun Lembah Anai letaknya di Lembah Anai. Persis di tepi jalan tempat melintas mobil-mobil antar kota dan provinsi. Hanya berpagar beton yang rendah, air terjun dan jalan lebar beraspal saling membatasi. Keadaannya sepi. Namun begitu, dekat air terjun, ada rumah makan dengan aneka hidangan khas Padang, toilet, dan juga kamar mandi. Terdapat warung-warung yang juga menjual aneka oleh-oleh khas Sumatera Barat seperti keripik sanjai, galamai, beras rending, dan aneka oleh-oleh lainnya.

Siang itu air terjun Lembah Anai sepi pengunjung. Hanya terlihat 4-5 orang saja berada di dekat kolam air terjun. Kamipun merasa nyaman dan leluasa menikmati pemandangan sekitar. Namun kami tak berlama-lama, sebab gerimis tak bergegas ingin reda. Khawatir kebasahan, kami lekas kembali ke mobil.

Air terjun Lembah Anai setinggi 40meter

Dalam bahasa Minang, aia mancua  artinya air mancur atau air terjun. Sumber air terjun Lembah Anai berasal dari Gunung Singgalang. Merupakan bagian dari aliran sungai Batang Lurah Dalam yang menuju daerah patahan Anai. Karena itulah oleh pemerintah daerah setempat Lembah Anai dijadikan kawasan cagar alam yang berfungsi sebagai penyedia air, pengaturan tata air, kestabilan iklim mikro, produsen oksigen dan penyerap CO2. Wuiiiih...! Dan sekarang lihatlah, airnya yang begitu jernih mengalir menyusuri perbukitan menuju lereng dan mengalir terus melewati jalan yang berkelok-kelok dengan pemandangan yang indah.

Lembah Anai yang cantik, pernah dijadikan  Buya Hamka sebagai salah satu setting romannya dalam “Dibawah Lindungan Ka’bah”.  Hmm....seakan beliau hendak  memastikan bahwa Lembah Anai dan Padang Panjang adalah sorga romantisme  yang tiada pudarnya.

Semakin petang, hujan semakin deras. Kecemasan tak hanya menggelayuti perasaan supir, tapi juga kami. Ingin meninggalkan Lembah Anai dengan kebut, tapi tak demikian adanya bila dalam cuaca dan medan yang 'berat' begini. Sedang bila melambat, bukan sesuatu yang menyenangkan sebab kecemasan akan longsor, terus mengintai.

Kami terus melaju, menembus hujan, berusaha keluar dari lembah Anai. Lembah yang tak bisa tinggal sekejab dari ingatan.

Padang SUMBAR 5 September 2012
Katerina


Jembatan Kereta yang diresmikan pertama kali pada tahun 1895
Sumber Foto (klik)



Jembatan Kereta yang diresmikan pertama kali pada tahun 1895
Sumber Foto (klik)

KETERANGAN:

Air Terjun Lembah Anai berlokasi di pinggir jalan yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Bukittinggi. Tepatnya berada di Lembah Anai, Kecamatan Sepuluh Kuto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. 


Lembah Anai merupakan jalur utama yang menghubungkan kota kawasan ‘atas’ (darek) seperti Payakumbuh, Bukittinggi, Batusangkar, Padangpanjang dan Solok dengan kota di kawasan ‘bawah’ (pasisia) seperti Pariaman, Lubukbasung, Padang dan Painan. Jalur ini juga merupakan jalur awal perekonomian di Sumatera Barat untuk mengangkut hasil pertanian dari kawasan ‘atas’ ke ‘bawah’ dan hasil laut dari kawasan ‘bawah’ ke ’atas’. Akan pentingnya jalur ini, maka Pemerintah Belanda membangun jalur kereta api sebagai sarana transportasi. Setelah didirikannya PT Semen Padang pada tahun 1910, kereta api juga digunakan untuk mengangkut batubara dari Ombilin ke Padang. Ada juga dua jalur besar lainnya yang menghubungkan ‘atas’ ke ‘bawah’ seperti Sitinjau Laut dari arah Solok dan Kelok 44 dari arah Bukittinggi, tapi dengan jarak dan waktu tempuh yang berbeda.

Sejarah Lembah Anai bisa dibaca dan dilihat gambar-gambar jadulnya pada LINK INI (klik).

Ket Foto:  
Semua foto jepretan kamera saya kecuali dua gambar jembatan kereta. Waktu itu kamera saya kehabisan batre. Sumber foto ada pada lifelink yang saya cantumkan. Atau, bisa klik INI sebagai sumbernya.