Homestay pun tak apa, asalkan bersih


Ini pengalaman pertamaku menginap di homestay. Kukatakan ini bukan berarti selama ini aku tidak bersedia jika memang harus menginap di tempat seperti homestay. Bukan tentang tidak mau dan tidak suka, tapi memang karena aku belum pernah berada dalam situasi dan kondisi aku HARUS di homestay.

Pulau Tidung, pada kenyataannya memang bukan sebuah pulau yang memiliki resort, cottage, dan hotel berkelas dengan fasilitas yang serba ada. Ya, pulau elok ini hanya menyediakan penginapan apa adanya. Apa yang ada saja, tak ada penginapan khusus dan bagus yang di "ada-ada" kan. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka, jika ingin tinggal untuk berpetualang dan menikmati berbagai keindahan serta apapun yang ada di pulau Tidung, silahkan tinggal di rumah-rumah penduduk yang disewakan untuk pengunjung pulau.

Tak terkecuali aku.

Ruang dalam homestay

Aku tak mengurus keperluan penginapan di Pulau Tidung, sebab itu urusan pihak travelku. Aku hanya menerima. Yang kudapati kemudian adalah sebuah rumah penginapan yang boleh kusebut menyerupai rumah-rumah petak di perkotaan. Semacam bedeng, dengan pintu masing-masing, dan memiliki teras di bagian depan. Serupa kos-kosan. 

Tempat tidur tanpa ranjang, tergeletak di lantai. Kamar mandi dalam, dengan ember besar untuk menampung air. Tak ada air panas tentunya. Tanpa shower, adanya gayung. Closetnya jongkok, bukan duduk. Jika digunakan, mesti disiram secara manual alias pake gayung. Ada TV yang gambarnya kadang ada kadang hilang tenggelam entah kemana. Ada dispenser kecil. Ada rak sepatu. Ada jemuran handuk. Ada cermin dengan bingkai plastik, di bawahnya ada holder kecil-kecil untuk menaruh peralatan mandi. Tapi letaknya bukan di dalam kamar mandi, melainkan di dinding luar dekat pintu kamar mandi.

Hanya ada satu lampu sebagai penerangan, letaknya di plafon, di tengah-tengah ruangan. Jika dimatikan maka seluruh ruangan akan gelap gulita. Tiada lampu tidur. Jika dinyalakan terus, mungkin akan sulit untuk terpejam.

Plusnya, homestay ini pakai AC. Sangat berguna saat digunakan untuk istirahat di siang yang terik. Ini di pantai, yang namanya panas, ya panas sekali. Ada AC di kamar berarti Alhamdulillah.

Bagusnya, penginapan ini bersih. Ya, bersih. Dan itu bagus. Sesederhana apapun, jika bersih, tentu akan nyaman. Sebagus apapun, jika kotor, aku keberatan untuk tinggal.

Di depan penginapan
Pantai, Sepeda, bangku+meja makan

Yang aku suka, pintu kamar (aku menyebutnya kamar, bukan rumah), menghadap ke pantai. Jarak kamar hanya sekitar 10 meter saja dengan bibir pantai. Jika malam, suara angin laut yang menderu, terdengar kencang. Suara ombak juga demikian, seakan-akan berada tepat di depan pintu.

Satu kamar berkapasitas 5-6 orang. Ada 2 kasur tambahan yang bisa digunakan. Di sebelahku, kamarnya sedikit lebih besar. Rombongan anak muda (laki-laki) menginap sebanyak 8 orang di kamar itu. Kalau pagi, aku mendapati mereka salat di teras. Barangkali kamarnya kurang luas untuk salat.

Makan siang, malam dan pagi, diantar selalu tepat waktu. Masakannya kebanyakan dari ikan. Namanya juga di pulau ya, tentu banyak hasil laut yang bisa diolah menjadi masakan. Ga melulu ikan sih, ada sayur asem, capcay, juga ikan goreng. Berhubung di dalam kamar tak ada meja makan, jadi makanannya di gelar di lantai :D Kalau mau di meja, ya mesti keluar. Ada meja dan bangku di depan kamar, di atas pasir, di bawah pohon. Asyik sih kalo makan di luar kamar.

1. Makan Siang 2. Makan Malam 3. Barbeque 4. Sarapan pagi
Menu dalam sehari
Bila malam hari, guide yang selalu siap sedia untuk diminta tolong, akan dengan senang hati membakarkan ikan, udang, dan kepiting, yang memang sudah menjadi jatah peserta travel. Aku ga tahan jika ikut membakar, angin lautnya kencang sekali. Para tamu sebelah, yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu usia pensiun, berkumpul di pantai pada malam hari. Main musik, bernyanyi, juga karaokean. Lagu-lagu pop lawas sepertinya. Musik berdentum di bawah langit  berbintang. Berisik tapi asyik. Anak-anak muda di sebelah, ikut meramaikan. Menyumbang tepuk sorak. Aku juga ikut bertepuk dalam gigil.

Gadis-gadis di kamar lainnya, keluar dan masuk dengan sepeda. Rajin sekali kelayapan, malam sekalipun. Entah ke mana. Wajahnya cantik-cantik, sayang selalu diselimuti raut masam. Seperti tak ramah yang dibuat-buat. Aku beri senyum, eh buang muka. Lha, aku kan perempuan, bukan para pemuda di sebelah yang suat suit pada mereka. Barangkali mereka jaga diri ya, ga mau terlalu ramah, nanti di apa-apain. Hii.... masa aku termasuk yang mau ngapa-ngapain?
Malam Barbeque

Di depan penginapan, berjejer sepeda-sepeda dengan model seragam. Parkir manis di atas hamparan pasir putih. Semua sepeda itu diperuntukkan untuk semua tamu yang menginap. Gratis. Ketuker-tuker juga tak apa. 

Beruntungnya aku, penginapanku itu termasuk yang paling banyak dicari. Waktu aku tanya ke guide perihal itu, katanya karena homestay yang aku tempati itu menghadap pantai, pantainya bersih, bisa buat berenang karena ga ada karang. Tertutup juga dari umum. Maksudnya dari lalu lalang orang luar. Itu karena gerbang masuknya cuma satu. Yang dimaksud gerbang masuk itu adalah pagar yang membatasi jalan masuk penginapan. Berupa celah di  antara dua tembok batako penginapan. Pagar yang membatasi celah itulah yang disebut gerbang. Hehe

Gerbang Penginapan :D

Penginapan nan sederhana, tetapi memberi pengalaman lebih. Ya, begitulah. Aku tak lagi memikirkan homestay dengan segala kekurangannya dibanding hotel atau resort. Aku bisa bahagia bisa menikmati apa-apa yang kudapati di homestay. Termasuk segala yang terjadi di sekitar penginapanku. Mengetahui dan mengenal tamu-tamu lain, dengan bermacam pola dan tingkah, sarapan pagi di bawah pohon, di tepi pantai, menyaksikan para bapak ibu yang telah sepuh bernyanyi, menjemur baju basah di teras, dan menyaksikan jemuran ku berjejer dengan jemuran tamu lainnya. Hehe pemandangan yang menarik.

Home stay.
Di lain waktu, di lain tempat, aku pasti bersedia. Asalkan bersih. Itu saja syaratnya.

Hiburan malam, bernyanyi dan bermain musik di tepi pantai

=====


PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU
INDONESIA 


Seorang istri. Ibu dari dua anak remaja. Tinggal di BSD City. Gemar jalan-jalan, memotret, dan menulis.

Share this

Previous
Next Post »

8 komentar

  1. Kak Rien liburan di sana pake jasa travel ya?
    Eh itu nama homestay nya apa?
    Kalo liburan sendiri bisa bookingkah?
    *gayanya kayak mau liburan di tidung aja :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, An. Pake jasa travel. Kk ambil paket yg sudah termasuk tiket kapal PP, penginapan, makan, sepeda, snorkling, perahu, dan guide. Kalau ngurus sendiri, ribet di urusan kapal. Soalnya yg pergi ke Tidung itu ribuan tiap akhir pekan. Kalo telat dan ga ada yg ngurus, bisa ga kebagian tempat. Repot juga kalo sampe sana mesti nyari2 penginapan dulu, nyari makan juga agak susah (ga banyak warung makan), apalagi nyari2 perahu buat snorkeling ke pulau. Mending lewat travel, terima beres, dan kita bisa enjoy berpetualang.

      Homestay di sana rata2 sudah di booking oleh travel. Kita kalo mau berangkat sendiri setidaknya mesti booking 3-4minggu sebelumnya. Travel saja ga bisa dapat homestay yang sama (misal seperti yg kk tempati ini) karena tergantung siapa yg duluan pesan, juga tergantung DP yg duluan masuk ke yg punya homestay. Siapa yg duluan dia yg dapat, jadi untung2an juga bakal dapat homestay yg bagus apa gaknya. Kmrn, peserta yg ikut travel kk saja ada yg dapat dekat dermaga, depan homestaynya karang semua, tempat kapal2 nelayan berlabuh. Bau amis ikan sampe masuk kamar hihihi

      Lebih enak lewat travel An. Meskipun kita mereka yg urus, soal waktu dan tempat fleksibel. Terserah kita. Mereka ga ngatur2 kok, yg penting fasilitas yg mereka beri terlaksana saja. Ga diambil juga gapapa.

      Banyak travel ke Tidung. Harga paket mereka rata2 sama. Utk 2 orang saja, perorang kena 650ribu/orang dgn kapal ferry (kalo dgn speedboat sekitar 950.000/orang). Makin rame makin murah, bisa 300ribuan kalo sampe 7 orang.

      cek ini coba:
      http://www.wisatapulautidung.com/
      http://pulauseributraveling.com/
      http://wisatapulauseribu.co.id/

      Hapus
  2. wah, bagus banget homestay nya, asik deh

    BalasHapus
  3. sama sih saya juga yang penting bersih ya teh..
    seru liputannya cuma satu kurangnya... poto jemurannya manaaaah??? xixiixix

    BalasHapus
    Balasan
    1. jemurannya disingkirkan dulu, merusak pemandangan haha

      Hapus
  4. Kayak rumah petak ya mbak, gak ruangan lain selain kamar mandi. Tapi nuansa hijaunya bikin adeeeeem :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Eki. Mirip rumah petak :)
      Lumayan buat tinggal sehari dua hari atau seminggu.
      Yup..warna catnya bikin adem. Sengaja kali ya. Buat melawan panasnya pantai hehe

      Hapus

Leave your message here, I will reply it soon!